Dibekuk Polisi, Pelajar Bawa Celurit di Jakpus Nangis Diomeli Ortu

Dibekuk Polisi, Pelajar Bawa Celurit di Jakpus Nangis Diomeli Ortu

Jabbar Ramdhani, Ilham Oktafian - detikNews
Kamis, 19 Jan 2023 14:53 WIB
Polisi amankan sejumlah pelajar yang diduga akan tawuran
Ilustrasi pelajar hendak tawuran diamankan (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta -

Polisi mengamankan sejumlah pelajar SMP yang diduga hendak tawuran di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat (Jakpus). Dari tangan pelajar tersebut, disita sebilah senjata tajam jenis celurit.

Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakpus mengamankan 3 pelajar SMP tersebut di kawasan Cempaka Putih Tengah, Jakpus, pada Senin (16/1) siang. Sajam celurit ditemukan di tas salah pelajar tersebut.

Polisi juga menemukan kayu yang diduga akan dipakai untuk tawuran oleh ketiga pelajar yang masih berusia belasan tahun tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi lalu menghadirkan orang tua (ortu) pelajar yang kedapatan hendak tawuran tersebut. Orang tua dari pelajar tersebut lalu memarahi anak mereka yang dibekuk polisi.

Dalam video yang beredar di media sosial (medsos), salah satu pelajar tampak menangis ketika dimarahi dan dipukul ortunya menggunakan sandal. Ortu dihadirkan untuk menjadi saksi atas surat pernyataan yang dibuat pelajar yang tertangkap hendak tawuran.

ADVERTISEMENT

"Dari pihak polsek setempat sengaja mendatangkan orang tua dari para pelaku tersebut, untuk membuat laporan berupa sanksi yang disetujui dari para pelaku," kata anggota Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakpus Bripda Ilham saat dimintai konfirmasi, Kamis (19/1/2023).

Selain dimarahi langsung oleh ortu di jalan, pelajar yang tertangkap hendak tawuran tersebut juga didata di polsek setempat.

"Iya didata dan buat perjanjian kalau mengulangi lagi akan ditindak sesuai hukum," ucapnya.

Simak penjelasan Kapolsek Cempaka Putih di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Tawuran di Lampung, 1 Pelajar Terluka-Jari Tangan Putus':

[Gambas:Video 20detik]



Sementara itu, Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Bernard Saragih, mengatakan menangisnya pelajar tersebut sebagai tanda penyesalan. Para pelajar tersebut hendak tawuran berdasarkan undangan dari media sosial (medsos).

Pelajar itu juga membuat perjanjian untuk tawuran via medsos. Rencana tawuran tersebut digagalkan polisi yang melakukan patroli.

"Wajar dong, kalau anak ditegur ortunya nangis, tanda ada penyesalan dan pertobatan dari dalam hatinya. Manusiawi itu, iya toh?" kata Kompol Bernard.

Halaman 2 dari 2
(jbr/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads