Korban tragedi Kanjuruhan audiensi dengan Komisi X DPR dan melaporkan terkait kesulitannya. Salah satunya soal bantuan pengobatan bagi para korban yang kini dihentikan.
"Kurang lebih per bulan Desember akhir. Itu sudah mulai diputus. Penanganan untuk semua, karena KLB sudah dicabut," kata Tim Advokasi dari Aremania Simon Zakaria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Simon menyebut kini ada keluhan baru yang dirasakan oleh korban Kanjuruhan. Mereka ada yang mengeluh sesak napas hingga batuk yang terus menerus.
"Dan kasus baru pasca tragedi ini muncul banyak korban yang dulunya nggak sesap nafas, akhirnya sesak. Batuk kering, berdahak, demam tinggi. Ini mulai muncul kasus baru," tutur Simon.
Simon tak menampik jika pemerintah sempat membantu keluarga korban Kanjuruhan. Namun, lanjut dia, bantuan yang diberikan bersifat sementara dan tak bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama.
"Jadi mereka yang dulunya sanggup dan bisa bekerja, akhirnya keluar dari pekerjaan. Yang pada akhirnya cacat permanen, akhirnya nggak bisa kerja. Padahal dia salah satu tulang punggung keluarga," ungkapnya.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengaku miris dengan pengobatan yang kini sudah dihentikan oleh pemerintah. Ia menilai korban seperti meminta-minta padahal hanya ingin mendapat haknya.
"Tadi saya kaget juga disampaikan baru akan ada yang dilakukan operasi lagi lanjutan dan suasananya (seperti) meminta-minta, teman-teman tim (korban Kanjuruhan) minta-minta karena fasilitas pelayanan kesehatannya sudah nggak ada katanya. Padahal dia belum sembuh," imbuh Huda.
(dwr/eva)