KPK Jawab Luhut yang Tak Ingin Lagi Lihat OTT: Ya Jauhi Korupsi

ADVERTISEMENT

KPK Jawab Luhut yang Tak Ingin Lagi Lihat OTT: Ya Jauhi Korupsi

Yogi Ernes - detikNews
Rabu, 18 Jan 2023 16:57 WIB
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri di Gedung KPK (Hanafi/detikcom)
Jakarta -

KPK merespons pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang tidak ingin lagi melihat operasi tangkap tangan (OTT) di Indonesia. KPK meminta semua orang menjauhi korupsi jika ingin OTT hilang.

"Tanggapannya begini, ya jauhi korupsi, itu saja. Jadi kalau jauhi korupsi tidak kemudian dilakukan tangkap tangan," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri di gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023).

Ali mengatakan OTT yang dilakukan KPK pun bukan tanpa dasar. Tiap OTT itu telah mengantongi bukti awal soal terjadinya tindakan korupsi.

"Kami melakukan kegiatan tangkap tangan tentu karena menemukan bukti awal ada dugaan transaksi yang dilakukan penyelenggara negara terkait tindak pidana korupsi. Kalau kemudian siapa pun tidak melakukan tindak pidana korupsi, ya pasti tidak ditangkap," ucap Ali.

Dia menambahkan, operasi tangkap tangan oleh KPK akan terus dilakukan selama praktik korupsi masih ada di Indonesia.

"Kami KPK, kami tegaskan tetap melakukan kegiatan tangkap tangan sepanjang kemudian di hadapan kami ada dugaan korupsi," katanya.

Pernyataan Luhut Tak Ingin Lagi Lihat OTT

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kembali berbicara soal operasi tangkap tangan (OTT). Luhut lagi-lagi menyampaikan keinginannya untuk tidak melihat lagi OTT di Indonesia.

Hal itu disampaikan Luhut di Rakornas Kepala Daerah di SICC, Kabupaten Bogor, Selasa (17/1). Luhut mulanya meminta digitalisasi untuk mengurangi korupsi.

"Jadi dengan itu kita lakukan digitalisasi, kita akan mengurangi korupsi, dan kita tidak mau melihat ada OTT lagi ke depan. Kenapa? Negara yang bermartabat tentu punya ekosistem yang baik," ujar Luhut.

"Kalau ekosistem yang baik dengan digitalisasi, pasti tidak akan ada lagi OTT dan pasti korupsi kurang," imbuhnya.

Luhut pun meminta masyarakat tidak salah mengerti keinginannya. Luhut mengaku hanya enggan Indonesia yang kerap dipuji negara lain memiliki ekosistem yang tidak bagus.

"Jadi jangan salah mengerti kalau pemerintah atau kami tidak ingin melihat OTT bukan karena itu, kami tidak ingin negara kita yang begitu hebat dipuja-puji orang masih ada OTT karena ekosistem kita tidak bagus," papar Luhut.

"Ekosistem ini yang harus kita perbaiki dengan digitalisasi tadi. Dengan demikian, biaya kita juga makin baik karena dengan digitalisasi tadi kita bisa bisa menghemat sampai degan 27 persen dan ini akan mengakibatkan penerimaan negara yang tinggi, naik," imbuh dia.

(ygs/mae)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT