Pijat seringkali dipilih masyarakat Indonesia untuk mengatasi masalah nyeri otot. Dengan tekanan dan remasan dari tangan pada titik tubuh tertentu, teknik pijat membantu meringankan tekanan otot penyebab rasa sakit.
Selain pijat, kini terdapat pula pilihan perawatan lain yang mulai populer di Indonesia yaitu chiropractic. Meski sudah ada sejak lama, namun popularitasnya kini kembali naik seiring dengan sering munculnya video yang di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chiropractic adalah terapi yang berfokus pada perbaikan susunan tulang belakang. Prinsipnya, jika terdapat masalah di saraf sekitar tulang belakang, hal ini akan berpengaruh ke bagian tubuh lainnya.
Meski prinsipnya berbeda, namun ternyata pijat dan chiropractic tidak sepenuhnya bertentangan. Hal ini diiyakan oleh dr. Tinah Tan, seorang chiropractor dan pendiri klinik chiropractic pertama di Indonesia, Citylife Sehat. Bahkan, dr. Tinah juga sering merasa terbantu dengan adanya pijat.
"Indonesia bersyukur punya banyak tukang pijat. Yang terbantu dengan pijat banyak. Saya contohnya. Saya kalau pegal-pegal ke mana? Ya saya minta dipijat," aku dr. Tinah di program Sosok detikcom.
Pijat menurut Tinah Tan, halaman selanjutnya.
Teknik pijat juga dikenal dalam teori chiropractic. Setelah keluhan dan riwayat medis pasien diperiksa, chiropractor dapat menawarkan terapi pijat saat memulai perawatan. Hal ini bertujuan untuk relaksasi dan mengurangi tekanan pada otot. Selanjutnya, baru dilakukan koreksi dengan teknik chiropractic.
Ia menekankan tentang keunikan mekanisme tubuh manusia. Menurutnya, titik tubuh yang harus dipijat tidak selalu sama dengan bagian yang terasa sakit.
"Pijat, kita juga terkadang kombinasi kok. Namun, yang perlu diingat adalah, tubuh kita ini cukup unik. Bukan berarti yang sakit itu yang harus dipijat," jelas dr. Tinah.
Oleh karena itu, selain berbekal pengalaman, pengetahuan tentang anatomi tubuh juga penting untuk pemijat. Dengan demikian, pengaruh pijat dalam meningkatkan kualitas hidup pasien bisa lebih maksimal.
"Bukan berarti semua harus ke chiropractic, bukan. Kalau misalkan profesi pijat itu dibantu dengan pendidikan anatomi, saya yakin pemijat kita akan jauh lebih mantap dalam menangani kliennya. Namun, semuanya kan juga selera," terang dr. Tinah.