Soal Capres PDIP, Puan: Bukan Harus Puan Maharani

Soal Capres PDIP, Puan: Bukan Harus Puan Maharani

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Sabtu, 14 Jan 2023 10:44 WIB
Puan Maharani (Firda Cynthia Anggrainy/detikcom).
Foto: Puan Maharani (Firda Cynthia Anggrainy/detikcom).
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan dirinya tak mendapat hak istimewa (privilese) dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, sekalipun ia adalah anaknya. Adapun hal ini juga termasuk soal tiket maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 dari PDIP.

"Ibu Mega itu bukan urusan anak, tapi bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara. Dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri," kata Puan dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/1/2023).

Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun TV nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua DPP PDIP ini pun menilai menjadi anak Ketum PDIP tak berarti akan dipilih maju sebagai capres dari partainya. Namun jika nantinya Megawati memilih dirinya untuk maju sebagai capres, hal tersebut bukan karena status ibu-anak melainkan karena dianggap sebagai kader terbaik.

"Bukan soal anak, tapi seorang kader yang dianggap mumpuni. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Puan, anggapan soal Megawati akan memberinya 'golden ticket' karena kapasitasnya sebagai anak merupakan hal yang salah. Sebab selama ini, dirinya mendapat penugasan dari Megawati sebagai representasi partai juga.

"Salah banget. Tidak segampang itu, dan tidak pernah kayak gitu. Jadi penugasan yang diberikan kepada saya bukan karena saya minta tapi karena Bu Mega menugaskan, memberi amanah," tuturnya.

"Bukan juga saya ikut-ikut saja, tapi Bu Mega juga sudah menentukan, amanah atau posisi mana yang kira-kira Puan itu cocok. Dan bisa atau mampu tidak saya ditempatkan di posisi tertentu," imbuh Puan.

Ketua DPP PDIP Bidang Politik tersebut pun mengaku atas penugasan tersebut, ia harus bekerja keras membuktikan dirinya mampu. Bahkan saat dirinya terjun ke dunia politik praktis mengikuti jejak Megawati, Puan menyebut harus bekerja keras seperti kader-kader PDIP lainnya.

"Bukan hanya duduk-duduk saja atau dengan karpet merah. Aduh kalau orang tahu berat sebenarnya, bukannya gampang untuk menjadi Puan hari ini. Saya juga harus buktikan mampu dan bisa," sebutnya.

Terkait tugas yang diembannya, Mantan Menko PMK ini pun memiliki tantangan tersendiri, terlebih dirinya merupakan anak dari Ketum partai besar yang juga pernah menjadi presiden. Hal itu lantaran ada banyak ekspektasi yang ditujukan kepadanya. Meski demikian, Puan mengaku tidak menganggapnya sebagai beban.

"Tapi ini menjadi tantangan. Jadi ya harus bisa, harus mampu. Harus berjuang dan banyak belajar. Kita tunjukkan kalau kita bisa," katanya.

"Maka saya menjalani hal tersebut dengan harapan saya dapat berguna. Bukan hanya untuk diri saya atau keluarga saya saja, tapi untuk bangsa dan negara, dan juga yang paling penting adalah untuk perempuan Indonesia," lanjut Puan.

Puan juga menegaskan perlakuan Megawati sebagai ibu dan sebagai ketum tidaklah sama. Bahkan kepada Puan, Megawati selalu meminta agar ia bekerja dengan baik untuk PDIP. Oleh karena itu, ia selalu berupaya memberikan yang sebaik mungkin saat mendapat amanah dari partai.

"Jadi sangat berbeda ketika Ibu Megawati sebagai seorang ketum, dan Ibu Megawati sebagai ibu. Berbeda sekali. Kalau urusan sebagai Ketum atau untuk bangsa dan negara itu saklek. Kita sering berdiskusi bahkan sering berdebat," paparnya.

"Dan saya merasa tidak ada privilese untuk saya, karena saya selalu diminta untuk bekerja, turun ke bawah, yang sabar, yang kuat dalam menghadapi tantangan. Itu saya jalani. Jadi kalau dibilang semuanya itu karpet merah, itu nggak ada," tegas Puan.

Terkait capres, Cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut pun memastikan Megawati akan memilih kader terbaik PDIP untuk Pilpres 2024. Namun, dirinya mengaku belum mengetahui siapa yang akan dipilih.

"Jadi yang akan dipilih Ibu Ketum itu karena seorang kader yang memang dipilih karena punya kompetensi dan kapabilitas. Dan saya sendiri bahkan belum tahu siapa yang akan dipilih," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, peraih 2 gelar Doktor Honoris Causa itu pun sempat menyoroti soal Megawati yang belum memberi pengumuman hingga saat ini. Pasalnya, pada peringatan HUT ke-50 PDIP beberapa hari lalu, Presiden ke-5 RI tersebut sempat diperkirakan akan mengumumkan kader yang akan maju sebagai capres.

"Saya meyakini apa yang nantinya disebutkan oleh Ibu Mega pasti itu yang terbaik untuk nusa bangsa dan PDIP. Tapi kan kemarin belum, tunggu dulu, sabar dulu. Kita tunggu," ungkap Puan.

Adapun dalam pidatonya, Megawati banyak menyebut mengenai kepemimpinan perempuan. Beberapa pihak pun sempat mengira Puan yang akan maju sebagai capres dari PDIP.

"Tadinya udah deg-degan aduh siapa ni yang mau disebut, kok nyebut perempuan terus. Ternyata nggak ada yang disebut. Sama-sama kepo lah," kata Puan.

"Saya juga nggak tahu apa yang nantinya diputuskan oleh Ibu Mega. Tidak semuanya saya tahu. Kemarin disampaikan 1 Juni akan diadakan lagi pertemuan PDIP, apakah nanti tanggal 1 Juni? (akan diumumkan capres PDIP), ya nggak tahu juga," imbuhnya.

Terkait capres dari PDIP, Puan pun meminta masyarakat untuk bersabar menunggu keputusan Megawati. Ia juga memastikan pilihan Megawati pasti yang terbaik.

"Dan Bu Mega itu betul-betul sangat menggunakan rasionalitas dalam memilih kader-kadernya untuk menjadi pemimpin. Bukan hanya pemimpin nasional tapi juga di daerah dan tempat-tempat lainnya," pungkas Puan.

Halaman 2 dari 2
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads