Strategi Mendes PDTT Genjot Pembangunan Desa di Wilayah Perbatasan

ADVERTISEMENT

Strategi Mendes PDTT Genjot Pembangunan Desa di Wilayah Perbatasan

Yudistira Perdana Imandiar - detikNews
Jumat, 13 Jan 2023 18:31 WIB
Kemendes
Foto: Kemendes
Jakarta -

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menginisiasi forum kolaborasi antar negara-negara ASEAN untuk mengoptimalkan pembangunan desa di kawasan perbatasan. Hal itu bertujuan mempercepat kebangkitan daerah pinggiran terutama dalam pencapaian tujuan SDGs di masing-masing negara.

"Forum ini dapat menjadi media bagi kita, sekaligus menjadi langkah awal, khususnya bagi desa-desa di kawasan perbatasan dalam membangun jejaring, menjalin kolaborasi, dalam rangka percepatan pencapaian Sustainable Development Goals dari desa, berbasis data desa, berdasar potensi desa," kata Gus Halim, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1/2023).

Ia menyatakan forum tersebut secara bersama-sama dapat memulai sebuah inisiasi pelembagaan bagi kerja sama antardesa di Kawasan regional Asia Tenggara, baik yang secara langsung merupakan wilayah lintas batas, maupun dengan desa-desa lain di kawasan regional kita.

Gus Halim mengatakan kolaborasi ini sangat penting. Sebab, berdasarkan batas wilayah Indonesia di darat, Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara di laut, kata Mendes, perairan Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara tetangga, India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.

"Dalam lingkup ASEAN, Indonesia memiliki lima titik hubung dengan lima negara anggota ASEAN lainnya. Ini harus bermakna bagi kolaborasi pembangunan desa-desa lintas negara, konektivitas ekonomi, hingga asimilasi budaya, dengan tetap berpijak kedaulatan negara masing-masing," tutur Gus Halim.

Ia menerangkan pada lima titik hubung tersebut setidaknya ada 1.899 desa. Titik itu sekaligus menjadi jalan kolaborasi pembangunan 74.961 desa seluruh Indonesia dengan 74 ribu lebih desa di Thailand, 11 ribu lebih desa di Vietnam, ratusan desa di Malaysia, serta desa-desa lain di kawasan regional Indonesia.

Selain itu, Gus Halim mengatakan untuk mencapai Sustainable Development Goals pada tahun 2030 dibutuhkan kolaborasi dan jejaring yang melibatkan banyak pihak, termasuk konektivitas ekonomi, berbagi praktik cerdas, mempromosikan keunggulan, mencari solusi, serta menginisiasi dan mengimplementasikan project bersama berdasar data mikro desa berbasis potensi desa-desa.

Sebagai jalan untuk mempermudah itu semua, Gus Halim menawarkan SDGs Desa sebagai langkah taktis dan sistematis agar pembangunan tepat sasaran.

"SDGs Desa memberi jalan untuk semua itu. Dengan berbasis pada SDGs Desa, desa-desa di Indonesia dapat berkontribusi 84 persen bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. SDGs Desa memastikan keselarasan langkah pencapaian tujuan pembangunan nasional, sekaligus selaras dengan Sustainable Development Goals," jelas Gus Halim.

Ia memaparkan saat ini sebanyak 931.846 warga pendata, beserta 77.723 admin pengelola di desa telah mengumpulkan data hingga menghasilkan 62.395 rekomendasi kegiatan pembangunan level desa.

"Capaian indeks SDGs Desa, mencerminkan capaian indeks komposit IDM, dengan capaian tertinggi, adalah SDGs Desa tujuan ke 7, Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan, SDGs Desa tujuan ke 16, Desa Damai dan Sejahtera, serta SDGs Desa tujuan ke-1, Desa Tanpa Kemiskinan," urai Gus Halim.

Gus Halim menegaskan penggunaan data mikro berbasis individu, keluarga, rukun tetangga, dan lingkungan desa, memastikan rekomendasi kegiatan pembangunan desa, tidak melewatkan seorang pun lepas dari aktivitas pembangunan.

Menurutnya perencanaan pembangunan berbasis rekomendasi data SDGs Desa, memastikan dampak dan manfaat pembangunan, dirasakan oleh setiap warga desa.

Lihat juga video 'Sewindu UU Desa, Mendes Ingin Warga Desa Melek Data':

[Gambas:Video 20detik]



(fhs/ega)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT