Seorang ayah di Depok menyandera anak perempuan selama berjam-jam. Pelaku, YB juga menodong anaknya yang masih berusia 3 tahun itu dengan pisau sangkur selama menyekapnya.
Butuh waktu lama bagi polisi untuk menyelamatkannya sang anak. Setelah 6 jam, sang anak dan bapaknya akhirnya dapat diamankan.
Penyanderaan itu terjadi pada Selasa (10/1) pukul 22.00 WIB hingga Rabu (11/1) pukul 04.00 WIB. Tim kepolisian dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Metro Depok, dan Brimob Polda Metro Jaya mengepung rumah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku sempat dibujuk oleh adiknya, tetapi tidak berhasil. Pelaku akhirnya disergap ketika lengah.
Diawali Cekcok dengan Tetangga
Kapolres Metro Depok Kombes Erwin Imran Siregar menjelaskan penyanderaan anak ini berawal ketika pelaku terlibat cekcok dengan tetangganya pada malam hari.
"Jadi tadi malam tepatnya jam 10 tanggal 10 itu yang bersangkutan keluar dari rumah marah-marah ribut dengan tetangganya," ungkap Imran kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolres Metro Depok, Jl Margonda Raya, Depok, Rabu (11/1).
![]() |
Pelaku Tembaki Warga dengan Senapan Angin
Pelaku marah-marah hingga menjatuhkan motor yang sedang terparkir di dekat rumahnya. Tetangga yang datang melerai namun justru ditembaki pelaku dengan menggunakan senapan angin.
"Pelaku menjatuhkan motor yang sedang di parkir, ribut dengan tetangganya. Kemudian tetangga lain datang melerai, yang bersangkutan masuk ke dalam rumah mengambil senjata angin dan menembakkan kepada warga tetapi tidak ada peluru," kata Imran.
Warga setempat kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sukmajaya. Saat anggota Polsek datang, pelaku berlari ke dalam rumah dan menyandera anaknya yang berusia 3 tahun.
"Warga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek bersama dengan anggota Polsek datang yang bersangkutan lari ke dalam kemudian menyandera anaknya sendiri yang berumur 3 tahun," jelas Imran.
Baca di halaman selanjutnya: pelaku sekap anak
Lihat juga Video: Pria Berseragam Tentara Sandera 12 Orang di Bank Georgia
Pelaku Sekap dan Todong Anak
Selama berjam-jam disandera si ayah, keadaan balita tersebut telanjang. Selama itu pelaku menempelkan sangkur di leher anaknya.
"Kondisi anaknya saat itu dalam keadaan telanjang dan lehernya sudah ditempeli sangkur," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada detikcom, Rabu (11/1).
detikcom mendapatkan video ketika si ayah menyandera balita tersebut. Dalam video terlihat anak korban dalam keadaan telanjang dibaringkan di atas kasur.
Sementara itu, pelaku, yang juga ayah korban, duduk di samping anaknya. Sambil berkomunikasi dengan anaknya, ia terlihat menempelkan sangkur di leher sang anak.
"Lah kagak bercanda t**, malah ketawa dibercandain supaya jadi tontonan," ucap sang ayah berbicara sendiri.
![]() |
Polisi Turunkan Sniper-Gegana
Tim kepolisian dipimpin Kombes Hengki Haryadi dan Kapolres Metro Depok Kombes Erwin Amran Siregar kemudian berdiskusi dalam upaya pengambilan langkah-langkah penyelamatan. Tim kepolisian kemudian menurunkan sniper (penembak jitu) hingga Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya untuk berjaga-jaga.
Hengki mengatakan saat itu belum ada keputusan apakah perlu dilakukan penembakan atau tidak, mengingat tindakan pelaku saat itu mengancam keselamatan nyawa si anak.
"Apa perlu dilakukan diskresi penembakan, kita belum tahu. Saat itu kita nggak dapat gambaran siapa orang ini. Kita sarankan situasi krisis itu perlu undang sniper, Gegana, apa Brimob karena situasi saat itu," jelasnya.
Hengki mengatakan pelaku menempel terus dengan korban, bahkan sangkurnya terus ditempelkan ke leher korban. Sesekali, pelaku melepaskan sangkurnya, namun ketika mendengar suara di luar, dia kembali menodong anaknya.
"Dia (pelaku) nggak tidur-tidur selama 6 jam itu. Sambil ngerokok, sambil pisau disimpan di lantai, ditempel lagi ke leher anaknya, begitu terus selama 6 jam itu," ungkapnya.
Di luar, puluhan polisi sudah bersiaga di beberapa titik. Beberapa di antaranya naik ke atap rumah, menunggu pelaku lengah.
"Polisi banyak di luar. Makanya kita di luar enggak bersuara, ada yang dari atas atap. Kita cari celahnya saat dia lengah," kata Hengki.
Baca di halaman selanjutnya: pelaku disergap saat lengah....
Pelaku Disergap Saat Merokok
Erwin mengatakan tim kepolisian dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Metro Depok, dan Brimob Polda Metro Jaya saat itu menunggu momen yang tepat untuk mengamankan pelaku. Polisi menunggu pelaku lengah.
"Kita tunggu waktu lengahnya, saat nego dia ndak mau terima," katanya.
Polisi kemudian menyergap pelaku saat sedang merokok. Saat itu pelaku kebetulan memindahkan posisi anaknya.
"Akhirnya kita diamkan kurang lebih 2 jam, kita diamkan, kemudian yang bersangkutan berdiri mengambil rokok. Kemudian merubah posisi anak yang semula di kanan, yang posisi dekat dipindahkan ke kiri," katanya.
"Yang bersangkutan nyender ke tembok, angkat kaki sambil merokok, pisau ditaruh di perut yang bersangkutan. Pada kesempatan itulah, anggota sudah siap, langsung masuk dia tidak bisa bergerak," jelasnya lagi.
![]() |
Ayah Sandera Anak Diduga ODGJ
Polisi menyebut YB, ayah yang menyandera anak balita perempuan berusia 3 tahun di Depok, punya riwayat gangguan jiwa. Bahkan YB mengaku-aku sebagai anggota TNI berpangkat kopral.
Hal itu terungkap saat Kapolres Metro Depok Kombes Erwin Imran Siregar menginterogasi YB. Kepada Erwin, dia mengaku sebagai anggota TNI.
"Iya, mohon maaf ya karena kalau kita tanya (tidak nyambung). Tadi kan rekan-rekan dengar sendiri dia mengaku sebagai danton (komandan pleton) kopral," ungkap Imran kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolres Metro Depok, Jl Margonda Raya, Depok, Rabu (11/1/2023).
Erwin kemudian melanjutkan tanya jawab dengan YB. Sambil berseloroh Erwin menanyakan YB pernah beroperasi di mana.
"Operasi di mana?" tanya Erwin.
"Di Rawa Banteng," jawab YB.
Pelaku Merasa Dirinya Prajurit TNI
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan YB diduga sudah lama mengalami gangguan kejiwaan dan sering kambuh. Hengki mengatakan YB merasa dirinya adalah prajurit TNI, padahal bukan.
Bahkan, ketika menyandera anaknya, dia berbaju khas prajurit TNI.
"Gangguan jiwa sudah lama informasinya, kadang kumat, kadang sehat. Dia pakai baju tentara waktu itu, dia merasa prajurit TNI. Makanya bawa sangkur," kata Hengki.