Hakim sempat bertanya apakah mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo tak berani satu lawan satu dengan ajudannya, Brigadir N Yosua Hutabarat, sehingga harus meminta backup saat hendak bertemu. Sambo pun menjawab dengan menjelaskan alasan meminta backup dari ajudannya, Bripka Ricky Rizal.
Pertanyaan itu disampaikan hakim saat Sambo diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang pembunuhan berencana terhadap Brigadir N Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023).
"Kamu meminta si Ricky menembak atau bagaimana?" tanya hakim anggota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah Ricky datang, saya sampaikan tahu nggak kejadian di Magelang. Dijawab 'saya nggak tahu, Bapak'. 'Kamu nggak tahu kalau Ibu dilecehkan sama Yosua?'. Dia jawab 'saya tidak tahu, Bapak'. Kemudian saya dalam kondisi emosi menyampaikan 'saya akan konfirmasi ke Yosua. Siap tembak nggak kalau dia melawan, kamu siap tembak nggak?'," ujar Sambo.
Hakim lalu bertanya ke Sambo mengapa harus mengajak Bripka Ricky. Hakim juga bertanya apakah Sambo tak berani berhadapan satu lawan satu dengan Yosua.
"Kamu nggak berani sama Yosua?" tanya Hakim.
"Saya bukan, ya berani, Yang Mulia," jawab Sambo.
"Kalau satu lawan satu berani nggak?" timpal Hakim
"Saya berani, Yang Mulia," jawabnya.
Hakim lalu mempertanyakan keberanian Sambo tersebut. Hakim mengatakan Yosua merupakan olahragawan dan jago dalam beladiri.
"Banyak yang mengatakan Yosua itu jago dalam silat, taekwondo juara satu katanya di Jambi. Saat itu kamu tahu nggak dia jago bela diri?" tanya Hakim.
"Saya tidak tahu," jawab Sambo.
Ferdy Sambo kemudian menjelaskan alasannya meminta Ricky Rizal mem-backup. Dia mengatakan Ricky merupakan ajudan.
"Saya kan punya ajudan, Yang Mulia. Saya harus bisa memanfaatkan mereka untuk mem-backup saya dalam hal tertentu. Karena kondisi ini kita tidak tahu apa yang terjadi nanti," jelasnya.
"Ibarat mau perang?" tanya hakim.
"Kalau berperang sih tidak, Yang Mulia," jawabnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Rekayasa Sambo Hilangkan Sidik Jari di Pistol HS Yosua
Sambo Klaim Tak Karang Cerita Putri Diperkosa
Sambo juga mengklaim dirinya tidak mengarang cerita bahwa istrinya, Putri Candrawathi, diperkosa Yosua di Magelang, Jawa Tengah. Sambo mengatakan tak ada manfaatnya jika dirinya berbohong.
Hal itu disampaikan Sambo usai hakim menyebut efek dari kebohongan yang dibuat terkait tewasnya Yosua. Hakim mengatakan kebohongan Sambo membuat banyak polisi harus menganggung akibatnya.
"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa akibat skenario yang saudara susun itu sedemikian rupa dampak yang terjadi dan sebagaimana yang saya sampaikan di awal mengenai peristiwa di Magelang yang saudara sempat sampaikan bahwa ini suatu ilusi, dan peristiwa di Magelang ini hanya saudara saja dan istri saudara yang memberikan keterangan di persidangan itu, tetapi akibat peristiwa itu dampaknya luar biasa buat tubuh kepolisian di mana tadi saya terangkan, dari skenario awal banyak sekali orang-orang yang tadi saudara sampaikan mereka tidak tahu dan mereka tidak bersalah sehingga harus menanggung akibatnya," ujar hakim Wahyu kepada Sambo.
"Saya mohon maaf, Yang Mulia, saya juga tidak mungkin lah mengarang cerita bahwa istri saya ini diperkosa. Apa manfaatnya buat saya, Yang Mulia?" kata Sambo dengan suara bergetar.
Ferdy Sambo mengaku yakin pemerkosaan itu benar-benar terjadi. Dia pun meminta maaf atas pembunuhan terhadap Yosua.
"Saya yakini bahwa ini terjadi sehingga kemudian sekali lagi saya mohon maaf, Yang Mulia, ya saya harus melakukan ini karena sudah terjadi penembakan," ujarnya.
Sambo kemudian menjelaskan ucapan peristiwa di Magelang cuma ilusi yang sempat dibacakan jaksa berdasarkan keterangan Sesro Provos Divpropam Sugeng Putu. Sambo mengaku menyebut hal itu ilusi karena tak mau orang tahu kejadian itu.
"Kalau masalah ilusi sudah saya sampaikan tadi karena dalam proses pemeriksaan pemberian keterangan itu muncul Magelang, sementara dalam BAP anak tiga ini tidak ada Magelang, Yang Mulia, dan istri saya tidak mau menceritakan kejadian Magelang karena malu, Yang Mulia. Mana ada sih istri mau menceritakan seperti itu," kata Sambo.
Sambo mengaku semua peristiwa yang terjadi saat ini merupakan kesalahannya. Namun, Sambo mengklaim dirinya tidak mungkin berbohong soal kejadian di Magelang yang menimpa istrinya sampai harus mempertaruhkan pangkat dan jabatan.
"Ini salah saya, Yang Mulia, jadi saya tidak mungkin lah berbohong kejadian Magelang itu, sekali lagi mohon maaf," kata Sambo dengan suara bergetar.
"Saya harus pertaruhkan pangkat dan jabatan saya hanya untuk kebohongan kejadian terhadap istri saya, Yang Mulia, dan tidak akan mungkin saya lakukan," imbuhnya.