Ini Penyebab Aipda Dwi Hartono yang Viral Main Lato-lato Dihukum Push-up

Ini Penyebab Aipda Dwi Hartono yang Viral Main Lato-lato Dihukum Push-up

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 09 Jan 2023 14:47 WIB
Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Andi Rian Djajadi.
Foto: Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Andi Rian Djajadi. (dok. istimewa)
Jakarta -

Sosok Aipda Dwi Hartono, anggota Polres Sungai Hulu Utara, menjadi perbincangan netizen di TikTok karena meminta maaf setelah viral membuat tutorial bermain lato-lato. Dalam video permintaan maaf, dia mengatakan niatnya hanya menghibur dan melakukan pendekatan humanis ke masyarakat.

"Video itu saya buat semata-mata hanya untuk hiburan kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk pendekatan yang humanis. Sekali lagi saya mohon maaf, saya menyesal dan saya siap mempertanggungjawabkan apa yang saya buat dan ini menjadi pelajaran yang berharga buat saya," ujar Aipda Dwi Hartono dalam video, seperti dilihat detikcom, Senin (9/1/2023).

Sejumlah netizen merasa terhibur dan tak ada yang salah dengan video tersebut. Lalu kenapa Aipda Dwi Hartono dihukum push-up?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Coba dilihat hingga akhir videonya. Tidak elok dilihat seorang polisi membanting barang, dalam hal ini lato-lato. Jika dilihat dan ditiru anak kecil bagaimana? Kita tahu penggemar permainan lato-lato kebanyakan kan anak kecil," ujar Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Andi Rian Djajadi kepada detikcom.

Andi Rian menilai perilaku Aipda Dwi Hartono di akhir video berjudul 'Tutorial mudah bermain latto latto' itu contoh buruk. Dia menekankan kekhawatiran pada anak-anak, jika yang kesal karena gagal bermain lato-lato akan meniru sikap Aipda Dwi Hartono.

ADVERTISEMENT

"Itu dia bukan mengajari bermain lato-lato yang benar, malah memberi contoh kalau kesal dengan suatu hal, tidak bisa bermain lato-lato, lempar atau banting barang," tutur Andi Rian.

Andi Rian menyebutkan banyak video-video positif dan lucu yang bisa menjadi inspirasi Aipda Dwi Hartono dalam membuat konten humanis. Intinya, tegas Andi Rian, dia bukan mempermasalahkan anggota yang bermain lato-lato.

"Kalau ingin membuat video humanis, lucu, menghibur, banyak contohnya saya kira. Jadi yang disorot itu bagian akhir videonya, bukan soal yang bersangkutan (Aipda Dwi Hartono) main lato-lato," tegas Andi Rian.

Aipda Dwi Hartono. (Screenshot TikTok Aipda Dwi Hartono).Aipda Dwi Hartono meminta maaf setelah video viral main lato-lato yang diunggahnya viral. (Screenshot TikTok Aipda Dwi Hartono)

Lihat juga video 'Viral Lato-lato, Berapa Keuntungan yang Diraup Pedagang di Pasar Asemka?':

[Gambas:Video 20detik]



Baca selengkapnya soal isi video Aipda Dwi Hartono main lato-lato di halaman berikutnya.

Konten Aipda Dwi Hartono Main Lato-lato

Aipda Dwi Hartono membuat video berjudul 'Tutorial mudah bermain latto latto' dan menyertakan tanda pagar (tagar) #fyp, #lattolatto, hingga #polisilucu. Dalam video tersebut, Aipda Dwi Hartono hendak menunjukkan cara bermain lato-lato dengan mudah.

"Perlahan-perlahan aja, slow, slow, tidak usah... bagi pemula ya, bagi pemula. Ini, pelan-pelan saja, habis itu, perlahan-lahan kita..." kata Aipda Dwi dalam video tersebut.

Di akhir video, Aipda Dwi tampak frustrasi karena permainan lato-latonya gagal. Aipda Dwi seolah membanting lato-latonya ke tanah, dan akhirnya tetap dipungut kembali. Dia membuat konten itu untuk lucu-lucuan saja.

Orang-orang di sekitar Aipda Dwi Hartono, dalam video tersebut, terdengar tertawa terkakah-kakah alias ngakak. Video Aipda Dwi ini ditonton 4,4 juta kali sejak pertama kali diunggah 6 hari lalu.

Video Permintaan Maaf Aipda Dwi Hartono

Dua hari setelah konten 'tutorial' bermain lato-lato itu viral, Aipda Dwi mengunggah video permintaan maaf. Dia mengaku tidak ada niat merusak marwah Polri dengan video tutorial lato-lato.

"Saya Aipda Dwi Hartono, jabatan Banit Propam Polres Sungai Hulu Utara Polda Kalimantan Selatan, pada kesempatan ini, ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya atas viralnya video yang saya buat di aplikasi TikTok yang berjudul tutorial bermain lato-lato," kata Aipda Dwi.

"Saya sama sekali tidak ada niat untuk merusak atau menurunkan harkat dan derajat marwah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang saya sangat cintai," ujar Aipda Dwi.

Setelah ucapan permintaan maaf, video tersebut menunjukkan Aipda Dwi Hartono berada di tengah lapangan Polres Sungai Hulu Utara dengan seragam lengkap dan juga helm sembari menghadap tiang bendera Merah Putih. Ada juga momen Aipda Dwi Hartono push-up.

"Video itu saya buat semata-mata hanya untuk hiburan kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk pendekatan yang humanis. Sekali lagi saya mohon maaf, saya menyesal dan saya siap mempertanggungjawabkan apa yang saya buat dan ini menjadi pelajaran yang berharga buat saya," ujar Aipda Dwi Hartono.

Baca selengkapnya komentar legislator soal Aipda Dwi Hartono dihukum terkait lato-lato di halaman berikutnya.

Kata Anggota DPR

Anggota Komisi III DPR Habiburokhman menyebut berlebihan jika memang Aipda Dwi Hartono dihukum karena bermain lato-lato. Menurut dia, anggota Polri memang bisa dihukum dengan pelanggaran yang jelas. Dia mengaku tidak melihat pelanggaran yang dilakukan Aipda Dwi Hartono.

"Memang berlebihan kalau dia dihukum hanya gara-gara main lato-lato, nggak jelas apa yang dilanggar. Secara prinsip polisi bisa dihukum kalau melakukan pelanggaran atau melakukan tindakan yang merugikan masyarakat. Jadi hukuman harus jelas dasarnya," ujar Habiburokhman.

Habiburokhman menyebutkan video tutorial lato-lato ala Aipda Dwi Hartono ada baiknya bagi Polri. Menurutnya, video tersebut bisa menghapus stigma polisi yang kaku dan seram.

"Sebaliknya, kalau tutorial lato-lato menurut saya justru ada positifnya yakni mengikis citra aparat yang 'seram' dan kaku, dan menunjukkan polisi yang dekat dengan keseharian masyarakat," ujar dia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads