Suatu hari mobil yang membawa Erick Thohir ditilang polisi di kawasan Pancoran. Wahyu, pensiunan anggota TNI yang menjadi asisten pribadi Erick, semula tak terima. Dia berniat mengeluarkan kartu tanda anggotanya agar Erick yang tengah diburu waktu mendapatkan dispensasi.
Tapi Erick tegas menolaknya. "Jangan, Pak. Biarkan saja, kita memang salah," kata Erick Thohir.
Cerita itu disampaikan Wahyu kepada Abdullah Sammy, yang menulis biografi 'Bukan Kisah Sukses Erick Thohir'. Buku setebal 315 halaman itu diterbitkan Kompas Penerbit Buku dan diluncurkan pada ajang International Book Fair, 11 November 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sammy mengenal Erick Thohir sejak awal 2009 ketika menjadi wartawan Republika. Semula dia meriset tentang Erick sebagai bahan materi perkuliahannya di Pascasarjana Strategic Management UI mata kuliah Strategic Leadership. Materi riset itu kemudian dia lengkapi dengan wawancara dengan sejumlah orang terdekatnya.
"Saya susun itu sebagai draf buku yang rencananya mau diluncurkan sebagai surprise di hari jadinya ke-53," kata Sammy kepada detikcom, Rabu (4/1/2023).
Di tengah proses itu, Sammy mendapatkan data yang sangat beragam dan narasi yang sangat menarik untuk dikemas dalam sebuah buku biografi. Setelah itu, barulah dia sampaikan kepada Erick Thohir dan disetujui untuk diterbitkan dalam format buku biografi.
Selain pernah ditilang, Erick Thohir, yang sejak 23 Oktober 2019. dilantik sebagai Menteri BUMN oleh Presiden Jokowi, pada masa remajanya pernah berurusan dengan polisi di Polsek Setiabudi. Hal itu terjadi pada pertengahan 1980-an ketika dia masih pelajar di SMA 3.
Erick Thohir bersama beberapa temannya diamankan polisi karena terlibat perkelahian di jalanan. Pemicunya, setelah hijrah dari SMA swasta ke SMA 3, rupanya Erick memandang sebelah mata sekolah lamanya itu.
Ternyata ada teman di sekolah lama yang mendengar dan tak terima lantas mengajaknya duel. Erick pantang mundur dan meladeni ajakan berkelahi tersebut.
"Jika ditantang, saya ladeni, saya jabanin. Prinsipnya, lu jual gua beli," kata Erick Thohir, yang lahir di Jakarta, 30 Mei 1970.
Selain harus berurusan dengan polisi, karena kenakalannya semasa remaja, Edna Thohir sebagai ibunda kerap menghukum putra bungsunya itu. Sang ibu yang dikenal tegas tak segan mengurung Erick di kamar mandi hingga menyabetnya dengan ikat pinggang. Tapi momen di kantor polisi yang membuat Erick Thohir akhirnya insaf.
Di sana dia melihat banyak anak muda yang dikurung di dalam sel akibat tidak dapat mengontrol emosi mereka. Hal serupa, pikirnya, bisa menimpa dirinya jika terus-terusan tak mampu mengendalikan emosi. Sejak itulah Erick Thohir bertekad berubah menjadi lebih baik.
"Momen di kantor polisi itu boleh jadi salah satu titik terendah yang menyadarkan saya bahwa emosi mesti diubah menjadi prestasi," kata suami Elizabeth Tjandra Mayasari Dewi itu.
Simak juga Video: Sama-sama Tilang Elektronik, Apa Beda e-TLE Biasa dan e-TLE Mobile?