Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bakal mentransformasikan PeduliLindungi menjadi platform Satu Sehat usai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Rahmad Handoyo mendukung rencana ini.
"Saya kira kalau gagasan ini terwujud, suatu langkah lompatan yang luar biasa untuk mendesain kesehatan dalam satu data. Setiap populasi, setiap rakyat punya data base terhadap kesehatan, saya kira ini menjadi suatu langkah lompatan yang liat biasa," kata Rahmad kepada wartawan, Senin (2/1/2023).
Rahmad mengatakan penting bagi masyarakat memiliki rekam medis yang yang tercatat dalam platform digital. Menurutnya, dengan rekam medis mudah di akses dalam platform digital akan memudahkan masyarakat untuk mengecek kesehatannya di fasilitas kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira akan memudahkan rakyat atau masyarakat untuk menuju ke fasilitas kesehatan di manapun yang sudah terintegrasi dengan Satu Sehat ini ya. Kalau ini bisa terjadi luar biasa saya kira, memberikan rasa perlindungan, kenyamanan dan yang paling penting itu record medic," ucapnya.
Dia menilai platform Satu Sehat merupakan gagasan yang sangat baik. Menurutnya, Komisi IX DPR akan mendukung Menkes Budi mengimplementasikan idenya tersebut.
"Kalau perlu dari sisi pembiayaan, karena ini butuh teknologi yang baik, investasi yang baik, pembiayaan yang baik, pembiayaan yang kita support, saya kira kita pantas kita dukung langkah pemerintah akan gunakan transformasi dari PeduliLindungi menjadi Satu Sehat," ujarnya.
Wanti-wanti Kebocoran Data
Meskipun mendukung gagasan Satu Sehat, Rahmad juga menyoroti terkait isu kebocoran data pemerintah yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Dia pun mewanti-wanti agar keamanan data harus diperkuat agar kebocoran data tidak terjadi kembali.
"Perlu saya wanti-wanti, single data oke, tapi dari sisi keamanan harus kita perkuat. Jangan sampai data-data medic, data-data kesehatan kita seperti yang sudah-sudah beberapa kasus tersebar di berbagai platform ya, itu harus kita hindarkan," katanya.
"Ini saya kira sudah dipikirkan oleh pemerintah ya dari sisi keamanan, tentu ini menjadi salah satu yang perlu diperkuat untuk tidak bocor ke orang-orang yang tidak bertanggungjawab," tambahnya.
Simak penjelasan Menkes soal PeduliLindungi ditransformasi ke Satu Sehat di halaman berikutnya.
Simak Video: PeduliLindungi Tetap Digunakan Meski PPKM Telah Dicabut
Transformasi PeduliLindungi Jadi Satu Sehat
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan platform Satu Sehat nantinya bukan hanya untuk kepentingan vaksinasi, tapi juga untuk layanan kesehatan lain. Pernyataan itu disampaikan Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/1).
Budi awalnya berbicara mengenai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang integrasi data pemerintahan yang aturannya sudah termuat di Perpres Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
"Memang dalam rangka payung sistem pemerintah berbasis elektronik, arahan Bapak Presiden kita kan mengintegrasikan data pemerintahan, nah integrasi data pemerintahan ini sudah ada strategisnya. Bapak Presiden juga sudah tanda tangan Perpres sistem pemerintahan berbasis elektronik," kata Budi.
Budi menjelaskan semua data nanti akan masuk ke Satu Data Indonesia. Salah satu subsektornya yaitu Satu Sehat yang sudah ditandatangani 17 Agustus lalu.
"Kita kasih deadline sampai 2023 semua fasilitas kesehatan, rumah sakit contohnya, semua Puskesmas, semua klinik, semua apotek, semua laboratorium, harus terintegrasi data ke Satu Sehat. Gunanya supaya apa? Supaya nanti bisa dimanfaatkan masyarakat," ujar Budi.
Budi menjelaskan nantinya PeduliLindungi ditransformasikan ke Satu Sehat. Fungsinya bakal lebih banyak, termasuk soal imunisasi anak.
"Nanti PeduliLindungi akan kita transformasikan ke platform Satu Sehat, di mana-mana teman yang sudah punya, karena sudah download, tetap bisa pakai. Cuma fungsinya bukan hanya untuk vaksin sama scanning aja, bisa untuk imunisasi yang anak kita sudah pakai apa, kemudian kalau dicek darah di laboratorium contohnya, masuk datanya ke situ," ujar Budi.
"Kita general check-up ke rumah sakit, masuk datanya. Bukan hanya data tulisannya, sampai data image, sampai video CT scan, MRI-nya masuk. Kalau kita beli obat di rumah sakit masuk, kalau kita pakai Apple Watch atau Samsung Watch masuk," sambung dia.
Simak selengkapnya soal platform Satu Sehat di halaman berikutnya.
Budi menjelaskan platform Satu Sehat itu bakal menjadi milik individu. Melalui platform ini nantinya dokter akan lebih mudah melihat rekam medis pasien.
"Sehingga kalau dia sakit, dia bisa share data itu ke dokter, dokter itu lihat 5 tahun terakhir record-nya seperti apa. (Misalnya-red) 'oh rajin lari nih, jantungnya sehat kok, dia nggak pernah check up catatan jantung, tapi ususnya ada catatan suka sakit perut, suka beli obat di apotek, suka obat-obat sakit perut'. Jadi dokternya akan jauh lebih cepat tahu," beber Budi.
Tak hanya itu, platform Satu Sehat juga bisa digunakan pemerintah daerah untuk memahami kesehatan populasi. Dengan demikian, pemerintah daerah lebih efektif dalam menentukan intervensi.
"Kami harapkan di akhir 2023 sudah selesai, semua terintegrasi sehingga 2024 bisa kita manfaatkan saja," ujar Budi.