Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi soal prediksi yang dikeluarkan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait badai di 28 Desember. Menurut Novita hal itu terkesan mengerikan namun lebih baik disampaikan daripada tidak sama sekali sehingga masyarakat bisa waspada.
"Memang terkesan mengerikan ketika hal itu diinformasikan. Namun, lebih baik ketimbang tidak sama sekali, agar masyarakat ada antisipasi ketika akan berpergian," kata Novita dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/12/2022).
"Sehingga diharapkan, masyarakat dapat lebih bijak dan berhati-hati serta membatasi kegiatan di luar rumah di saat kondisi cuaca yang tidak menentu," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi Gerindra juga mendorong BNPB bersama BPBD serta BMKG berkolaborasi untuk memetakan kembali wilayah Jabodetabek yang berpotensi mengalami kerawanan bencana.
"Sehingga upaya atau langkah yang diambil dapat diprioritaskan di wilayah-wilayah yang memiliki risiko bencana cukup tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, Novita mengingatkan agar pemerintah terus melakukan mitigasi dan antisipasi terhadap prediksi cuaca ekstrem yang dialami sebagian wilayah di Indonesia.
"Jangan sampai gagal melakukan mitigasi maupun antisipasi dari segala kemungkinan terjadinya bencana alam akibat cuaca ekstrem terutama di daerah rentan banjir dan longsor," ucapnya.
Dia pun mengimbau agar masyarakat yang hendak merayakan pergantian tahun agar lebih berhati-hati mengingat peringatan cuaca tersebut.
"Selamat merayakan tahun baru. Semoga tahun depan bisa lebih baik. Masyarakat juga kita harap lebih waspada dengan kondisi sekarang," sambung Novita.
Sebelumnya, peneliti klimatologi BRIN Erma Yulihastin memaparkan potensi hujan ekstrem hingga badai dahsyat terjadi pada 28 Desember 2022 di wilayah Jabodetabek. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko buka suara soal prediksi cuaca hujan ekstrem hingga badai dahsyat. Tri mengatakan, sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia, BRIN merujuk pada BMKG.
"Kami mengacu terhadap BMKG yang mengeluarkan informasi tentang kondisi cuaca. Selama ini kami bekerja sama erat dengan BMKG. Informasi cuaca, publik harus mengacu ke BMKG," ujarnya dalam keterangan, Kamis (29/12/2022).
Tri menyebut prediksi cuaca hujan ekstrem hingga badai dahsyat itu bersifat personal, bukan resmi yang dikeluarkan oleh BRIN. Namun, menurutnya, bukan berarti BRIN tidak memiliki tanggung jawab dan berkontribusi atas informasi publik.
"Kemarin adalah pendapat personal periset BRIN, bukan dari BRIN. Pada sebagian besar kasus, BRIN turut menjadi pemasok data utama berbagai informasi, termasuk untuk kebakaran hutan, cuaca, iklim, kebencanaan, kesehatan, nuklir, dan lain sebagainya," terangnya.
(eva/idh)