Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi berhenti beroperasi hari ini. Tenaga kesehatan (nakes) dan relawan yang bertugas secara otomatis purnatugas.
"Jadi relawan yang ada di Wisma Atlet ini rekrutmennya sesuai dengan jadwal. Dia akan purnatugas secara otomatis," ujar Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego kepada wartawan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (31/12/2022).
Mintoro menyebutkan saat ini pihaknya tidak melakukan penerimaan relawan kembali. Ia menuturkan para relawan dapat membaktikan diri di tempat lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Relawan berangsur-angsur habis, mungkin bisa membaktikan diri lagi ditempat lain. Untuk yang TNI pun sama berangsur-angsur akan habis," ucapnya.
Kendati demikian, ia mengatakan masih akan ada tenaga medis yang bersiaga. Seperti diberitakan sebelumnya, khusus Tower 6 RSDC Wisma Atlet Kemayoran masih disiagakan hingga Maret 2023.
"Nantinya kita akan mengupayakan hanya satu tower di Wisma Atlet dalam tiga bulan ke depan. Untuk relawan di Wisma Atlet ini ada 214 orang, yang terdiri atas 155 orang tenaga medis dan sisanya tenaga nonmedis. Kami masih standby dalam tiga bulan ke depan," pungkasnya.
Cerita Nakes
Salah satu perawat asal Medan yang mengabdikan diri di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Mega Regina Tambunan (26), menyebutkan banyak pengalaman yang ia dapatkan selama bertugas di rumah sakit darurat itu. Pada saat itu ia langsung ditugaskan di instalasi gawat darurat (IGD).
Baca juga: Jokowi Resmi Umumkan PPKM Dicabut! |
"Pertama kali bertugas di sini, saya bertugas di IGD. Saya melihat ternyata COVID itu bukan hanya menyerang bagian pernapasan dan tubuh, tapi juga psikis," ujarnya.
Mega menceritakan suka-duka selama menjadi relawan di Wisma Atlet. Menurutnya, pengalaman pada saat COVID-19 varian Delta mengalami kenaikan kasus.
"Pengalaman luar biasa itu di waktu kita menghadapi varian Delta. Itu bener-bener banyak banget pengalaman sedihnya. Kita bukan hanya melihat pemandangan pasien yang bergeletakan di IGD, bahkan kita dulu menyediakan selasar di luar untuk pasien tidur," ucapnya.
"Banyak pasien yang meninggal, bahkan bukan cuma pasien, sesama sejawat kita juga bayak yang meninggal," kata Mega.
Kendati begitu, Mega mengaku senang melihat situasi pandemi yang perlahan mulai membaik. Ia juga mengapresiasi sesama relawan yang sudah membaktikan diri di RSDC Wisma Atlet.
"Melihat kondisi sekarang jujur saya senang ya. Dimana pandemi juga berangsur-angsur menurun, dimana operasional wisma atlet juga diberhentikan. Jujur merasa senang, bangga dimana ini merupakan suatu perjuangan yang berhasil. Dari awal berjuang disini sampai sekarang. Dibalik itu juga ada rasa sedih," ujarnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: BNPB Ingin RSDC Wisma Atlet Tutup Operasional, Ini Alasannya
Resmi Tutup
Sebelumnya, RSDC Wisma Atlet Kemayoran resmi ditutup secara bertahap mulai hari ini. Saat ini sudah tidak ada pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet.
"Hunian wisma atlet pada hari ini pada 31 Desember 2022 pasiennya sudah kosong sejak Kamis kemarin," ucap Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (31/12).
Meski begitu, Mintoro menyebutkan khusus untuk Tower 6 masih akan digunakan hingga Maret 2023. Perpanjangan penggunaan Tower 6 itu bertujuan sebagai langkah antisipasi adanya lonjakan kasus COVID.
"Sesuai dengan arahan pimpinan bahwa Wisma Atlet ini tetap di-standby-kan di Tower 6. Kenapa? Karena Tower 6 ini akses yang paling mudah masuk ke Wisma Atlet yang kedua di Tower 6 ini ada Unit Gawat Darurat (UGD)," sebutnya.