BNPB: Cuaca Ekstrem Jakarta Berhasil Dikurangi Berkat 'Tabur Garam'

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 29 Des 2022 15:29 WIB
Foto ilustrasi (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Jakarta -

Ilmuwan BRIN sempat memperkirakan akan terjadi badai pada 28 Desember kemarin. BMKG memprediksi cuaca ekstrem terjadi sampai awal tahun depan. Ternyata pada 28 Desember kemarin, tak ada hujan badai yang kelewat dahsyat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan berkurangnya potensi cuaca ekstrem belakangan ini berkat 'tabur garam' di langit Selat Sunda.

Tabur garam di langit maksudnya adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa penyemaian awan hujan (pengguguran awan hujan) sebelum awan hujan tersebut menggumpal terlalu besar dan jatuh menjadi hujan di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang (Jabodetabek).

Cara 'aborsi' awan hujan ini adalah dengan menabur garam di awan, terutama di Selat Sunda, supaya awan hujan bisa digugurkan terlebih dulu sebelum mencapai daratan yang padat penduduk.

"Paling tidak (hasilnya) bisa dilihat kondisi sekarang dalam tiga hari belakangan. Yang telah diperkirakan oleh BMKG bisa dikurangi dengan adanya operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kepada detikcom, Kamis (29/12/2022).

Abdul Muhari memaparkan data aksi tabur garam di langit selama tiga hari belakangan. Semuanya dilakukan oleh dua pesawat Casa 212 yang diterbangkan TNI AL dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma.

Pada 26 Desember, pesawat Casa 212 bernomor registrasi A-2104 menabur garam di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Ada pula Casa 212 dengan nomor registrasi A-2108 yang menyemai awan di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Penyemaian dilakukan pula di Kabupaten Cianjur.

Sejumlah petugas memasukkan garam ke pesawat Casa A-2104 untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (28/12/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara (TNI AU), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menyiapkan 30 ton garam untuk persemaian dari tanggal 25 Desember 2022-3 Januari 2023 untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. (Asprilla Dwi Adha/Antara Foto)

Pada 27 Desember, Casa 212 menabur garam di Kabupaten Bogor, Purwakarta, Cianjur, hingga Pandeglang. Satu pesawat Casa 212 dengan nomor registrasi A-2104 menabur garam di Selat Sunda.

"Di Selat Sunda itu, awan-awan yang datang dari Selat Sunda yang berpotensi membawa intensitas hujan tinggi di kawasan Jabodetabek itu sudah kita tumpahkan dulu di lautan di Selat Sunda," kata Abdul Muhari.

Pada 28 Desember, aktivitas penyemaian awan hujan berlanjut di kawasan-kawasan itu, termasuk di langit lautan Selat Sunda.

"Masih berlanjut sampai 3 Januari," kata Abdul Muhari.

Sejumlah petugas memasukkan garam ke pesawat Casa A-2104 untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (28/12/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara (TNI AU), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menyiapkan 30 ton garam untuk persemaian dari tanggal 25 Desember 2022-3 Januari 2023 untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. (Asprilla Dwi Adha/Antara Foto)

Hasilnya, Jabodetabek terhindar dari hujan kelewat lebat yang mengakibatkan banjir dahsyat. Padahal, BMKG menyatakan periode akhir tahun ini adalah periode cuaca ekstrem. BRIN sempat pula memprediksi bakal ada badai 28 Desember meski BMKG tidak sepakat dengan istilah 'badai' tersebut.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini diterapkan oleh BNPB bersama BRIN, BMKG, dan TNI AU.

Simak juga video 'Sejumlah Fenomena Atmosfer Pengaruhi Cuaca, Cek Infonya!':






(dnu/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork