Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan 475 narapidana terorisme sudah dideradikalisasi. Jumlah tersebut merupakan deradikalisasi yang dilakukan sepanjang 2022.
"Selama tahun 2022, 475 narapidana terorisme yang tersebar di 62 Lapas dan 1 Lapas Khusus Teroris Kelas IIB, Sentul telah dilakukan upaya deradikalisasi," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam konferensi pers akhir tahun di Hotel Borobudur pada Rabu (28/12/2022).
Boy menambahkan, selain narapidana, program deradikalisasi menyasar eks narapidana teroris (napiter) maupun kelompok masyarakat. Boy mencatat ada 1.192 eks napiter maupun masyarakat yang dideradikalisasi BNPT.
" BNPT RI telah melaksanakan deradikalisasi terhadap 1.192 orang atau kelompok orang dan eks napiter," katanya.
Indeks Radikalisme Turun
Boy juga mencatat indeks potensi radikalisme dan terorisme pada 2022 turun. Selain turun, dia menyampaikan indeks potensi radikalisme dan terorisme telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Adapun Indeks Risiko Terorisme tahun 2022 terdiri dari dimensi target dan dimensi supply pelaku," paparnya.
"Hasil penilaian telah berhasil melampaui target yang ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024," imbuhnya.
Dia mencatat, selama 2022, indeks potensi radikalisme dan terorisme berada di angka 51.54. Angka tersebut, kata Boy, lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN.
"Indeks dimensi target di tahun 2022 berada di angka 51.54. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 54.26. Lebih lanjut, Indeks dimensi supply pelaku berada di angka 29,48. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 38,00," paparnya.
"Dalam hal ini, semakin kecil angka indeks maka risiko terorisme menjadi semakin rendah. Indeks tersebut menunjukkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi paham maupun aksi terorisme," jelas dia.
Simak video 'Muatan Radikal Paling Banyak Ditemukan di Facebook-WhatsApp':