.webp)
Ni Wayan Darti (35) menjadi salah satu warga yang telah merasakan bantuan tersebut. Untuk RST, Kemensos memberikan bantuan senilai Rp 20 juta. Rumah Darti pun kini sedang dalam pengerjaan.
Sementara itu, terkait bantuan PENA, Darti menerima bantuan berupa mesin jahit listrik, biaya tambah daya, kursi mesin jahit, set peralatan menjahit, dan benang jahit 1 rol. Darti juga tercatat sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako/BPNT.
Darti mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan karena ia tak lagi terkena tampias saat hujan tiba dan lebih nyaman menjahit. Dengan bantuan mesin jahit, ia juga mengaku bisa bekerja lebih cepat dari biasanya.
"Senang ada yang ngebantu. Semoga bisa meningkatkan perekonomian untuk biaya anak sekolah. Kalau mesin sebelumnya saya beli bekas orang dan hanya mampu menjahit 25 kemeja per hari karena mesinnya agak lambat dan hidupnya lama," ungkap Darti dalam keterangan tertulis, Senin (19/12/2022).
Meski telah ditinggal suami, Darti tak melepas tanggung jawabnya dalam merawat kedua putra dan ibu mertuanya yang sudah lansia. Ia pun menggantungkan nasib ke pengepul konveksi demi memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sayangnya, jasanya hanya dihargai Rp 2.000 per kemeja. Maksimal dalam sehari Darti mendapatkan upah Rp 50.000. Jumlah tersebut mau tak mau harus ia cukupkan untuk sekolah anaknya dan membeli kebutuhan pokok.
Untuk itu, Darti mengatakan berbagai bantuan tersebut semakin menambah semangatnya dalam bekerja dan mencari nafkah.
"Ada keinginan untuk belajar motong kain sendiri. Sehingga tidak lagi bergantung pada pengepul. Semoga dengan bantuan ini produksi jahitan makin banyak dan modal untuk membuka usaha konfeksi sendiri cepat terkumpul," tutup Darti.
Simak juga 'Relawan Difagana Bantu Penyandang Disabilitas Siaga Hadapi Bencana':
(fhs/ega)
