Tes poligraf merupakan salah satu tes untuk menguji kebohongan yang kerap digunakan dalam pemeriksaan suatu kasus tindak pidana. Seperti dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir N Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh terdakwa Ferdy Sambo dkk.
Berikut ini penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan tes poligraf yang digunakan dalam kasus Ferdy Sambo dkk beserta hasil tes poligrafnya.
Apa itu Tes Poligraf? Fungsi dan Cara Kerja
Berdasarkan keterangan Divisi Humas Polri, tes poligraf adalah untuk menguji kejujuran seseorang melalui reaksi tubuh. Poligraf juga dikenal sebagai psycho physiological deception detection atau deteksi kebohongan seseorang melalui gejala psikis yang membangkitkan reaksi fisiologis atau reaksi kebohongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Puslabfor Bareskrim Polri memiliki alat Poligraf dengan tingkat akurasi hingga 93 persen dan standar ISO/IEC 17025. Alat ini diproduksi di Kanada pada 2019 dan diakui oleh asosiasi poligraf Amerika Serikat.
Cara kerja alat poligraf Puslabfor Polri yakni dengan mendeteksi sensor jantung, kelenjar keringat, dan pernapasan. Pemeriksa poligraf juga harus yang bersertifikasi dan telah mengikuti pelatihan untuk memenuhi standard operating procedure Amerika.
Ada beberapa prosedur pemeriksaan saat melakukan tes poligraf. Dalam hal ini, tim Puslabfor Polri menggunakan teknik pertanyaan sesuai penelitian Universitas Utah atau yang dikenal dengan metode Utah ZCT. Metode ini tingkat akurasinya harus di atas 92 persen. Nantinya hasil tersebut akan jadi alat pembanding sebagai pembukti. Teknik ini umum dilakukan di kepolisian.
Berikut ini fungsi tes poligraf:
- Mendapatkan kejujuran secara profesional
- Mendeteksi kebohongan
- Membuktikan ketidakbersalahan
- Membersihkan nama baik menyelesaikan permasalahan
- Investigasi kasus kejahatan
- Pre-employment screening.
Hasil Tes Poligraf Sambo dkk: Akurasi 93%
Ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid dihadirkan sebagai salah satu saksi ahli di sidang pembunuhan Yosua Hutabarat. Aji mengatakan tes poligraf yang dilakukan terhadap Ferdy Sambo dkk saat proses penyidikan punya akurasi di atas 93 persen.
Aji merupakan seorang pemeriksa tes poligraf. Aji merupakan petugas yang memeriksa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf dalam kasus pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat.
"Sesuai dengan jurnal yang dikeluarkan, untuk teknik kita gunakan, (tes poligraf) memiliki keakuratan di atas 93 persen," ujar Aji saat bersaksi di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022).
Demikian penjelasan tentang apa itu tes poligraf yang digunakan dalam pemeriksaan terdakwa pembunuhan Yosua.
(wia/imk)