Tarif KRL Akan Naik Jadi Rp 5.000, Begini Respons Penumpang

Tarif KRL Akan Naik Jadi Rp 5.000, Begini Respons Penumpang

Muchamad Sholihin - detikNews
Selasa, 13 Des 2022 14:05 WIB
Penumpang KRL di Stasiun Bogor.
Penumpang KRL di Stasiun Bogor (Sholihin/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah merencanakan kenaikan tarif commuter line kereta rangkaian listrik (KRL) Jabodetabek menjadi Rp 5.000 per 25 kilometer pertama. Beberapa penumpang ada yang menolak dan setuju dengan wacana kenaikan tersebut.

Pengguna KRL, Ratna tidak setuju dengan kenaikan tarif. Dia meminta agar kenaikan itu dikaji ulang.

"Sebaiknya sih nggak usah naik ya, karena tahun depan itu kan kita belum tau ya, katanya mau ada krisis global. Jadi kalau menurut saya yang juga senang naik commuter line, sebaiknya nggak usah naik dulu deh, dilihat aja lagi atau di kaji lagi ya," kata Ratna saat dijumpai di Stasiun Bogor, Selasa (13/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya pelayanan memang sudah baik ya, cuma fasilitas kaya toilet di Stasiun Bogor diperbaiki, di semua stasiun juga ya, fasilitas-fasilitasnya (diperbaiki)," tambah wanita asal Jakarta Selatan yang mengaku hampir setiap hari naik commuter line ke tempat bekerjanya di Kota Bogor.

Saran untuk menunda kenaikan tarif juga diungkap oleh pengguna KRL lainnya bernama Anggara. Pria asal Bogor ini meminta pihak PT KAI meningkatkan pelayanan dan keamanan penumpang di dalam kereta.

ADVERTISEMENT

"Kalau bisa (tarif) jangan naik dulu ya, pelayanan dulu deh ditingkatkan. Kalau bisa ditambah gerbongnya di jam-jam sibuk, biar nggak terlalu numpuk. Kalau nggak numpuk, peluang pelaku kejahatan juga berkurang, kayak copet, yang suka pelecehan seksual itu, mereka begitu karena berdesakan," kata Anggara, warga Bogor.

Penumpang Dukung Kenaikan Tarif

Sementara itu, pengguna KRL lain, Suryani Lestari, menyebutkan kenaikan tarif untuk ongkos commuter line dianggap wajar. Karena, fasilitas dan pelayanan untuk penumpang sudah membaik dari tahun ke tahun.

"Saya sebenernya setuju-setuju saja ya, karena kan pelayanan sudah mulai baik, alhamdulillah. Coba bayangkan sama kondisi beberapa tahun ke belakang, dari zaman masih ada kereta ekonomi gitu, ada gerobak pedagang masuk kereta, rame pengamen, Alhamdulillah sudah bagus sekarang," kata Suryani ditemui di Stasiun Bogor.

Warga Depok, Jawa Barat yang setiap hari bekerja di kawasan Sudirman itu meminta sistem transit di Stasiun Manggarai dihapus, dan dikembalikan seperti semula. Ia menganggap sistem transit hanya buang waktu dan menyulitkan penumpang lansia.

Penumpang KRL di Stasiun Bogor.Penumpang KRL di Stasiun Bogor (Sholihin/detikcom)

"Ya kalau soal kenaikan tarif wajar lah ya, karena sekarang apa-apa naik, tapi kalau bisa yang berhenti di Manggarai itu dihilangin, dibalikin lagi kayak dulu, bisa langsung Sudirman atau Tanah Abang. Lagian siapa sih itu yang ubah-ubah itu. Fasilitasnya sudah bagus, tapi dibikin ribet sama aturan mesti turun (transit) di Manggarai," tambahnya.

Lihat juga video 'Jalur Maut Perlintasan Kereta':

[Gambas:Video 20detik]



Tarif KRL akan naik tahun depan. Simak di halaman selanjutnya.

Tarif KRL Naik Tahun Depan

Diberitakan sebelumnya, tarif KRL Commuter Line diperkirakan akan mengalami kenaikan tahun depan. Dalam catatan detikcom, tarif KRL diperkirakan naik jadi di kisaran Rp 5.000 untuk 25 km pertama dan untuk tarif lanjutan KRL 10 km berikutnya tetap di angka Rp 1.000.

Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh Plt Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal. Bahkan Risal menyatakan sejatinya sudah ada Peraturan Menteri yang diteken soal kenaikan tarif KRL.

Dengan demikian, kenaikan tarif krl ini sudah dapat dipastikan dan pihaknya hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memutuskan tarif baru berlaku. Salah satu opsi waktunya, kenaikan tarif bisa dilakukan di sekitar awal 2023.

"Insyaallah ada penyesuaian lah kami sudah siapkan Peraturan Menteri soal kemungkinan kenaikan penyesuaian tarif terhadap KRL dan juga angkutan masal kereta api lainnya. Ini terkait PSO dan tarif pendek yang dibebankan ke masyarakat," kata Risal dalam diskusi dengan media dan komunitas di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (12/12).

"Tinggal tunggu waktu kapan sesuaikan tarif. Kalau tarif tidak disesuaikan PSO bisa berkurang. Insyaallah di 2023 awal ada berita-berita soal kenaikan tarif," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads