Tampilan Baru Tebet Eco Park, Dulu Ditutup Seng Kini Berpagar

Tampilan Baru Tebet Eco Park, Dulu Ditutup Seng Kini Berpagar

Rumondang Naibaho - detikNews
Senin, 12 Des 2022 20:34 WIB
Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park kini dipasangi pagar. Pada konsep awal, Tebet Eco Park tak dipasang pagar. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Foto: Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park kini dipasangi pagar. Pada konsep awal, Tebet Eco Park tak dipasang pagar. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, kini memiliki penampilan baru. Saat ini, Tebet Eco Park dipagari.

Pantauan detikcom, Senin (12/12/2022), di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan (Jaksel), terlihat seluruh area taman dikelilingi seng besi. Di situ juga tampak berbagai material dan petugas yang tengah bekerja.

Pada beberapa titik, dipasang spanduk bertulisan 'Proyek Pembangunan Pagar dan Pemasangan Sensor Jembatan TEP' di pagar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat pagar besi bermotif jaring telah terpasang di sebagian area taman bagian selatan. Sementara sebagian lagi masih berupa seng dilengkapi tali pembatas berwarna kuning hitam.

Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park kini dipasangi pagar. Pada konsep awal, Tebet Eco Park tak dipasang pagar. (Rumondang Naibaho/detikcom)Foto: Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park kini dipasangi pagar. Pada konsep awal, Tebet Eco Park tak dipasang pagar. (Rumondang Naibaho/detikcom)

Adapun di taman bagian utara belum terlihat pagar yang terpasang. Sama seperti bagian selatan, sudah dipasangi seng serta tali pembatas.

ADVERTISEMENT


Tanggapan Warga

Pengunjung yang sedang berolahraga, Yoko (52), mengatakan tak ada masalah dengan pemasangan pagar. Menurutnya, pemasangan pagar merupakan antisipasi terjadinya aktivitas negatif di area taman.

"Kalau tidak dipagerin, akan banyak orang yang masuk sembarangan. Bisa juga entar pedagang kaki lima jualan di sini (sekeliling taman). Karena kita lihat historinya, zaman dulu ya, jadi semua orang di sini bisa melakukan aktivitas yang dalam artian bisa negatif," kata Yoko.

Hal senada diungkapkan pengunjung lainnya, Mei (31). Ia menuturkan pemasangan pagar tidak merusak esensi taman terbuka hijau. Malah, lanjutnya menjadikan taman lebih tertata.

"Menurut saya lebih baik dipagerin, biar masuknya udah satu titik dan lebih terpantau. Apalagi anak kecil seperti ini, kalau nggak ada pagar, takut tiba-tiba nyelonong hilang," tutur Mei.

Pada area dalam taman, terlihat cukup banyak pengunjung dengan aktivitas masing-masing. Ada yang berolahraga di sekitar taman, ada yang sekadar duduk di bawah pohon rindang, ada pula yang bermain di berbagai area yang tersedia.

Adapun pengujung terlihat terdiri atas berbagai usia, dari balita hingga lansia. Terdapat pula kumpulan remaja dengan seragam sekolah yang berjalan-jalan di area taman.

Sementara itu, pengunjung lainnya, Wanti (48), menyatakan hal serupa. Wanti menyebutkan taman menjadi lebih tertata dengan dipasangi pagar.

"Dulu kan waktu belum dipagerin berantakan banget kan. Orang-orang seenaknya masuk entah dari mana, jadi berantakan deh katanya. Parkiran juga jadi berantakan," katanya.

Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park kini dipasangi pagar. Pada konsep awal, Tebet Eco Park tak dipasang pagar. (Rumondang Naibaho/detikcom)Foto: Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park kini dipasangi pagar. Pada konsep awal, Tebet Eco Park tak dipasang pagar. (Rumondang Naibaho/detikcom)

Meski menurutnya sedikit mengganggu esensinya sebagai RTH, Wanti menuturkan pemasangan pagar sudah tepat dilakukan. Dia menilai pemasangan pagar melindungi taman tetap hijau dan tidak berantakan.

"Memang mesti diatur lagi. Soalnya memang bukan pagarnya yang kita salahkan, tapi orang-orangnya. Dan memang untuk ngedidik biar disiplin itu susah banget," ucap Wanti.

Selengkapnya di halaman berikutnya


Pemprov DKI Buka Suara

Kebijakan Tebet Eco Park dipagari merupakan hasil evaluasi dari keluhan pengunjung. Tebet Eco Park sempat dikeluhkan karena PKL hingga parkir liar.

"Pemagaran sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi Pemprov DKI Jakarta terhadap kondisi dan keluhan pengunjung Tebet Eco Park selama masa uji coba Juni 2022," kata Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Ivan Murcahyo saat dihubungi.

Ivan menyebutkan kenyamanan pengunjung tidak tercapai akibat overkapasitas. Selain itu, muncul PKL hingga parkir liar menjadi alasan pemasangan pagar.

"Pemagaran adalah bagian kedua dari solusi yang diupayakan Pemprov DKI setelah melakukan pembatasan jumlah pengunjung taman dengan pembuatan sistem pendaftaran masuk pengunjung melalui JAKI yang telah diterapkan sejak Juli 2022," jelasnya.

Dia menuturkan tujuan pemasangan pagar di sekeliling taman adalah meningkatkan kenyamanan pengunjung taman hingga mempermudah kontrol aksesibilitas keluar masuk pengunjung. Pagar juga dirancang terbuka untuk visibilitas.

"Pagar dirancang untuk menjaga keterbukaan taman dengan visibilitas maksimal, sesuai dengan fungsi dan tujuan awal desain taman yang 'Hijau dan Terbuka' namun dengan menjaga fungsi pagar sebagai batas pengaman area taman," sebutnya.

Adapun pagar dibangun permanen sepanjang Β±1.700 m mengelilingi seluruh taman. Material pagar menggunakan bahan perforated steel dengan motif jaring. Ivan menjelaskan pihaknya menargetkan pemasangan pagar selesai pada Maret 2023.

Selengkapnya di halaman berikutnya

Konsep Awal Tanpa Pagar

Awalnya, Tebet Eco Park dibangun dengan konsep tanpa pagar. Hal ini disampaikan Suzi Marsitawati, yang saat itu menjabat Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.

Suzy mengatakan Tebet Eco Park sengaja tidak diberi pagar dengan harapan warga Jakarta bisa mengawasi taman selama 24 jam dan merasakan memilikinya.

"Memang sengaja kita buka supaya masyarakat bisa mengawasi. Agar masyarakat tahu apa saja yang terjadi di dalam taman. Tidak ada jam operasional karena konsepnya dibuka 24 jam," kata Suzi seperti dilansir situs DPRD DKI Jakarta, Senin (4/4).

Saat itu, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI menambah pasukan pengaman (sekuriti) di Tebet Eco Park, yang saat itu akan dibuka.

Suzi menerima usul tersebut dan mengaku akan segera melakukan kajian untuk menentukan seberapa banyak pengaman yang ideal untuk Tebet Eco Park ini.

"Pasti kita akan perbanyak, sekarang masih ada 10 orang. Tapi karena tidak ada perekrutan PJLP tahun ini, jadi akan kami ambil dari beberapa lokasi yang tidak perlu banyak personel," tuturnya.

Halaman 2 dari 3
(isa/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads