Jakarta -
Upaya penggerebekan narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali mendapatkan perlawanan sejumlah oknum warga. Batu hingga petasan menjadi senjata warga melawan polisi.
Penggerebekan tersebut dilakukan jajaran Polres Metro Jakarta Utara, pada Jumat (9/12/2022). Beruntungnya, tak ada anggota polisi maupun warga yang terluka akibat pelemparan batu dan petasan tersebut.
Meski mendapat perlawanan, namun upaya polisi membersihkan narkoba di Kampung Bahari tak surut. Belasan orang diangkut polisi dari Kampung Bahari berikut sejumlah barang bukti narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
10 Menit Perlawanan Batu dan Petasan
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Wibowo mengatakan aparat kepolisian 'dihujani' batu dan petasan saat datang menggerebek Kampung Bahari. Perlawanan tersebut berlangsung selama 10 menitan.
"Sekitar 10 menitan. Gertak-gertakan mereka melempar batu, nanti gertak-gertak diselingi tembakan petasan ke arah petugas," ujar Wibowo saat dihubungi detikcom, Sabtu (10/12/2022).
Ilutrasi petasan (Foto: iStock) |
Wibowo memastikan tidak ada korban luka dalam insiden tersebut. Meski mendapat perlawanan, namun tim kepolisian tak mundur.
"Perlawanan ada, cuma tidak ada anggota yang terluka. Kita tetap konsisten kalau soal narkoba, mau dilawan (sekalipun) kita tetap maju," katanya.
"(Perlawanan) biasa, lempar batu petugas sama menembakkan petasan ke arah petugas," tambahnya.
5 Orang Jadi Tersangka-Sabu 13 Gram Disita
Dalam operasi tersebut polisi mengamankan 12 orang, beberapa di antaranya jadi tersangka. Kemudian, disita barang bukti sabu 13,4 gram, alat isap sabu (bong), pipet, serta selongsong bekas petasan.
"Ada 12 orang. Namun demikian dari hasil pemeriksaan lima orang kita tetapkan sebagai tersangka karena kedapatan padanya menyimpan atau memiliki narkoba," imbuh Wibowo.
Baca di halaman selanjutnya: alasan oknum warga jadi kurir narkoba....
Simak juga 'Polri Pamer Alat Tes Alkohol-Narkoba Demi Tekan Angka Kecelakaan':
[Gambas:Video 20detik]
Target Operasi Polisi
Wibowo menyatakan jajarannya konsisten dalam pemberantasan narkoba ini. Bila perlu, kata dia, operasi akan dilakukan setiap hari.
"Kalau bisa setiap hari saya hantam terus," cetusnya.
Di luar yang tertangkap tangan, Wibowo menyampaikan pihaknya juga memiliki beberapa target operasi (TO). Dari sejumlah target operasi, Wibowo mengklaim beberapa di antaranya berhasil ditangkap.
"Alhamdulillah TO yang saya tentukan itu ketangkap terus. Tapi, ada beberapa TO yang masih saya selidiki, karena keberadaannya belum ada. Saya masih menunggu beberapa TO besar ini," urainya.
Ilustrasi peredaran gelap narkoba (Foto: iStock) |
Jadi Mata Pencaharian Sejumlah Oknum Warga
Sejumlah oknum warga seolah melindungi peredaran gelap narkoba di Kampung Bahari. Bahkan beberapa di antaranya ada yang nekat menjadi kurir narkoba karena desakan ekonomi.
"Hampir beberapa yang saya tanyakan berdasarkan survei yang saya lakukan, kita ngobrol, mendengarkan aspirasi, hampir sebagian besar karena kebutuhan ekonomi," kata Wibowo.
Ia mengakui peredaran narkoba di Kampung Bahari sudah berlangsung cukup lama. Selain penindakan hukum, polisi juga terus melakukan pelbagai upaya untuk memberantas narkoba di Kampung Bahari ini.
"Jadi gini, ini kan kampung narkoba kita tahu Kampung Bahari ini kampung narkoba. Ini sudah berlangsung cukup lama, di awal tahun kita sudah lakukan juga upaya penertiban. Peredaran narkoba ini masih ada di wilayah Kampung Bahari ini, dan ini alasannya kenapa masih kita lakukan," jelasnya.
Baca di halaman selanjutnya: warga Kampung Bahari sulit cari kerja....
Cap 'Kampung Narkoba' Bikin Warga Susah Cari Kerja
Di satu sisi, sejumlah warga yang memang bersih dari narkoba merasa dirugikan dengan stigma 'kampung narkoba' yang melekat di Kampung Ambon. Wibowo mengaku dirinya mendapat keluhan warga yang susah cari kerja lantaran berdomisili di Kampung Bahari yang notabene dicap 'kampung narkoba'.
"Masalahnya, ini image Kampung Bahari ini yang masih melekat, sehingga kadang beberapa perusahaan takut menerima mereka. Ini yang coba kita bangun ulang kembali," kata Wibowo saat dihubungi, Sabtu (10/12/2022).
"Kasihan anak-anak yang baik, berprestasi, untuk mencari pekerjaan karena, berdasarkan domisili di Kampung Bahari, jadi sulit. Ini keluhan mereka yang saya dengarkan langsung di lapangan," imbuhnya.
Padahal, lanjut dia, tidak semua warga Kampung Bahari terlibat dalam peredaran narkoba. Hanya, beberapa orang lainnya menjadi kurir yang pada akhirnya berdampak pada citra kampung tersebut.
"Padahal tidak semuanya, masyarakat mendukung dengan apa yang kita lakukan. Tapi tadi karena mereka ini jaringan dan kelompok marginal, ekonomi lemah jadi seperti itu tadi ada perlawanan efeknya tadi membuat image atau nama baik Kampung Bahari jadi kampung narkoba semua jadi kena imbasnya. Ini keluhan langsung masyarakat, saya sering turun langsung di masyarakat," jelasnya.
Wibowo menambahkan pihaknya bersama stakeholder terkait akan terus menindak tegas kegiatan jual beli narkotika di Kampung Bahari. Hal tersebut dinilai perlu dilakukan unjuk menjadikan Kampung Bahari bebas dari peredaran narkotika.
"Saya sampaikan untuk narkoba saya tidak akan pernah bosan. Saya konsisten baik melakukan penegakan hukum atau langkah-langkah lainnya bersama stakeholder agar Kampung Bahari betul-betul menjadi kampung yang bebas narkoba," pungkasnya.
Saksikan Juga Sudut Pandang: Kurikulum Presisi Bagi 'Etalase' Polri
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini