Dua perempuan lansia inisial LS (60) dan M (70) ditemukan tewas di dalam rumahnya di Taman Sari, Jakarta Barat. Kedua korban rupanya berstatus kakak dan adik.
Jasad keduanya ditemukan pada Selasa (22/11). Kedua korban ditemukan di lokasi yang berbeda di dalam rumah.
Penemuan jasad korban ini pun dipicu oleh dua hal. Salah satunya bau busuk yang berasal dari rumah korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang benar. Berdasarkan laporan dari warga yang awalnya mencium bau tak sedap dari rumah yang ditinggali oleh dia diketahui dua orang yang diduga kakak adik," kata Kapolsek Taman Sari AKBP Rohman Yongki Dilatha saat dihubungi detikcom, Jumat (25/11/2022).
Diduga Meninggal Akibat Sakit
Dua orang perempuan lansia yang merupakan kakak adik, LS dan M, ditemukan tewas dalam rumah di Taman Sari, Jakarta Barat. Polisi mengungkap, dari hasil autopsi, ditemukan adanya pembengkakan pada pembuluh darah hingga pengapuran di jantung.
"Itu kan korban sudah berumur. Namanya orang tidak terawat kesehatannya kan bisa dari jantung karena pembengkakan pembuluh darah, penyempitan, pengapuran di jantung, ditemukan adanya itu," kata Kapolsek Taman Sari AKBP Rohman Yongki Dilatha saat dihubungi, Jumat (25/11/2022).
Kedua korban ditemukan meninggal pada Senin (21/11). Yongki mengatakan keduanya telah berusia lansia.
"Usianya itu 60 sampai 70," katanya.
Tak Ada Tanda-tanda Kekerasan
Polisi mengatakan tidak ditemukan tanda bekas kekerasan pada jasad kedua perempuan tersebut.
"Dari hasil autopsi bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," kata Yongki.
Yongki mengatakan, dari hasil autopsi itu pula, kakak adik tersebut dinyatakan meninggal dunia karena sakit.
"Namun dari hasil autopsi juga bahwa karena sakit," imbuh Yongki.
Tak Terlihat Sejak Pekan Lalu
Polisi mengungkapkan kedua korban sudah tidak terlihat beraktivitas sejak sepekan lalu. Kedua korban terakhir terlihat pada Kamis (17/11).
"Dari warga menyampaikan sejak Jumat (18/11) sudah tidak kelihatan, dari keterangan saksi," kata Yongki.
Jasad LS dan M ditemukan warga di dalam rumah keduanya pada Selasa (22/11). Penemuan itu berawal dari bau busuk yang tercium oleh warga sekitar.
Ketua RT setempat Dedi Purwanto juga menceritakan hal serupa. Menurut Dedi, LSM dan M tak beraktivitas selama tiga hari. Warga pun mulai curiga dan membuka pintu rumah tersebut.
"Hari Senin ada warga nemuin. Saya melihat rumah itu tidak ada aktivitasnya selama tiga hari. Saya bersama warga buka pintu itu. Bukan saya dobrak karena tidak dikunci," kata Dedi saat ditemui detikcom, Jumat (25/11/2022).
Jasad kedua korban ditemukan di lokasi berbeda. Simak di halaman berikutnya:
Ditemukan di 2 Lokasi Berbeda
Dedi Purwanto menjelaskan kedua jenazah kakak adik tersebut ditemukan di tempat berbeda.
"Di loteng di pintu masuk dekat kamar, saya lihat jenazah kakaknya (M) yang ODGJ," kata Dedi.
Sebagai informasi, rumah tersebut terdiri atas 2 lantai. Lantai bawah digunakan untuk menyimpan barang-barang bekas, sedangkan lantai atas merupakan ruangan kamar.
Adapun adiknya, LS, kata Dedi, ditemukan di dalam kamar yang juga ada di lantai 2. LS, yang merupakan pemulung, ditemukan oleh petugas Polsek Taman Sari dengan kondisi membusuk.
"Kalau adiknya yang nemuin pihak kepolisian, katanya di ruangan kamar," katanya.
Dedi mengatakan awalnya hanya melihat jasad M, yang saat itu ada di depan pintu kamar. Ia tak berani masuk hingga akhirnya polisi datang dan menemukan jasad kakaknya, M.
"Kalau saya masuk ke kamar itu merusak TKP. Intinya kakaknya ada di depan pintu. Nggak mungkin saya ngelangkahin mayat," jelas Dedi.
Warga Yakin Korban Bukan Mati Kelaparan
Dedi mengungkapkan LS sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Ia mengatakan korban adalah penerima bantuan sosial (bansos).
"Dia menerima dari pemerintah dan didukung juga dari rumah ibadah. Tiap bulan sembako dan uang tunai buat kehidupan sehari-hari," kata Dedi Purwanto saat ditemui detikcom, Jumat (25/11/2022).
Selain mendapat bantuan dari bansos, warga membantu LS dengan mengumpulkan botol-botol bekas agar diambil oleh LS. Meski hidup pas-pasan, Dedi tak yakin LS meninggal akibat kelaparan.
"Dia nggak pernah minta-minta sama warga. Paling warga seikhlasnya ngasih botol kosong. Kami warga sini ngumpulin botol kosong, terus dia lewat dikasih," katanya.
"Ini bukan telantar, bukan mati kelaparan. Saya rasa dia cukup untuk makan sehari-hari," jelas Dedi.