Polisi mengungkap ekspresi kaget pegawai koperasi simpan pinjam yang menjadi saksi dalam kasus sekeluarga 'mengering' di dalam rumah Kalideres, Jakarta Barat. Pegawai koperasi itu disebut kaget saat melihat mayat Renny Margaretha (68), ibu sekeluarga tewas 'mengering'.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan pegawai koperasi itu menyadari kondisi Renny yang sudah menjadi mayat saat datang untuk mengecek sertifikat rumah yang akan digadaikan salah satu korban, Budiyanto Gunawan (69) pada Mei 2022 lalu.
Kala itu, saksi meminta dipertemukan dengan Renny lantaran sertifikat rumah atas namanya. Pegawai koperasi itu pun kemudian diantar masuk ke dalam kamar, di mana Renny disebut tengah tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pintu kamar dibuka, pegawai koperasi mencium bau busuk yang lebih menyengat. Hengki mengatakan pegawai itu diminta tidak menyalakan lampu kamar oleh putri Renny yang juga ditemukan tewas 'mengering' di dalam rumah, Dian, dengan alasan ibunya sensitif terhadap cahaya.
"Begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi, dimana ibunya, ini lagi tidur tapi jangan hidupkan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," ucap Hengki.
Tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi itu menyalakan flash handphone-nya untuk melihat kondisi Renny. Ternyata Renny dilihat dalam kondisi sudah menjadi mayat, sontak pegawai koperasi itu berteriak takbir.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat rumah ini, dipegang-pegang ini agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan (pegawai koperasi) teriak takbir, allahuakbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki.
Pegawai koperasi itu kemudian langsung keluar dan membatalkan proses gadai. Dia juga mengajak dua rekannya yang merupakan mediator atau makelar untuk segera keluar.
Namun, saat keluar, Budiyanto mengejar. Pada saat itulah, Hengki mengatakan Budiyanto meminta pegawai koperasi tersebut tidak melapor ke siapa pun. Hengki pun menyayangkan pegawai koperasi itu tidak lapor.
"Pada saat keluar kami ketemu saksi lain yang kita ambil keterangan juga, keterangannya sama sempat teriak Allahu Akbar dan sempat dikejar oleh Budiyanto. Tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi jangan sampai dilaporkan ke pihak RT ataupun warga sini tolong, dan ternyata memang tidak dilaporkan," ujarnya.
Hengki pun menyayangkan pegawai koperasi itu tidak lapor. "Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," lanjut Hengki.
Sebagai informasi, ada empat mayat yang ditemukan dalam rumah di Kalideres. Mereka yakni Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (68) istri Rudiyanto, Dian Febbyana (42) anak Rudyanto dan Renny, dan Budiyanto Gunawan (68) adik dari Rudiyanto.
(mae/imk)