Pakar Curigai Uang dan Sekte Apokaliptik di Keluarga Tewas Mengering

Pakar Curigai Uang dan Sekte Apokaliptik di Keluarga Tewas Mengering

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 22 Nov 2022 04:33 WIB
Adrianus Meliala
Adrianus (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Polisi mengungkap keluarga yang ditemukan tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar) sempat ingin menjual rumahnya senilai Rp 1,2 miliar (M). Kriminolog Adrianus Meliala mencurigai adanya persoalan uang dalam kasus ini.

"Saya belum tahu. Tapi makin terasa ada persoalan uang dalam hal ini. Ini pernah saya ungkapkan dalam suatu wawancara dengan berbasis pengalaman terkait sekte-sekte apokaliptik di berbagai tempat," kata Adrianus kepada wartawan, Senin (21/11/2022).

Karena itu menurut pakar dari Universitas Indonesia (UI) ini, penting untuk mendalami persoalan uang tersebut. Dia menilai polisi akan menemukan titik terang jika mendalami kegunaan uang untuk menjual rumah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, penting bagi polisi untuk follow the money terkait kasus ini, pasti akan dapat titik terang," jelasnya.

"Fokus saya, mau dikemanakan uang itu setelah mereka mati? Pasti ada tujuannya, apakah itu akan diberikan kepada seseorang atau organisasi. Makanya follow the money menjadi penting," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kasus ini, polisi juga menemukan bahwa saat mayat sekeluarga ditemukan, kondisi pintu rumah terkunci dari dalam. Adrianus menyebut adanya dugaan bahwa keluarga tersebut melakukan bunuh diri.

"Ya (dugaan bunuh diri)," katanya.

Empat orang sekeluarga yang tewas di Kalideres itu adalah Rudiyanto Gunawan (71) yang berstatus sebagai ayah, Renny Margaretha (68) yang berstatus ibu, Dian Febbyana (42) yang berstatus anak dan adik Rudi atau om bernama Budiyanto Gunawan (69).

Dalam kasus ini, polisi juga menemukan bahwa Renny Margaretha sudah ditemukan tewas pada 13 Mei lalu. Akan tetapi, anaknya Renny yang saat itu masih hidup masih memberikan susu kepada mayat ibunya dan menyisirkan rambut. Adrianus merasa aneh dengan hal itu.

"Soal memberi susu dan menyisir mayat, itu yang bagi saya aneh," katanya.

Adrianus Meliala sebelumnya juga mengungkapkan analisisnya soal dugaan sekeluarga Kalideres menganut sekte apokaliptik. Dia menduga korban yang tidak mendapatkan asupan makanan selama beberapa waktu merupakan salah satu ritual dalam sekte tersebut.

"Nah yang mau saya cermati adalah bahwa apakah hal ini memang suatu upaya dari pelaku pembunuhannya. Misalnya untuk membuat orang lain tidak curiga atau ini bagian dari ritual, bagian dari satu kelengkapan upacara bagi orang-orang yang memang punya satu cara berpikir berkeyakinan yang agak ekstrem," kata Adrianus kepada wartawan, Selasa (15/11).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan angkat bicara soal analisis tersebut. Zulpan mengatakan pihaknya belum sampai pada tahap kesimpulan dari penyebab kematian keluarga korban.

"Itu belum bisa saya sampaikan dulu (dugaan ikut sekte) karena itu mengarah pada kesimpulan jadi belum bisa saya sampaikan. Sementara tim masih bekerja. Kita akan sampaikan kepada masyarakat secara scientific investigation apa penyebab kematian. Yang bisa dipastikan bukan karena kelaparan. Tapi penyebabnya apakah mereka menganut aliran tertentu atau ada hal lain masih didalami," pungkas Zulpan.

Simak video 'Tim Dokter Lakukan Autopsi Psikologis Pada Sekeluarga Tewas di Kalideres':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya pada halaman berikut.

Temuan Terbaru Kasus

Polisi mengungkap rumah sekeluarga yang tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat, sempat akan dijual pada Mei 2022. Rumah itu hendak dijual seharga Rp 1,2 miliar.

"Akan dijual seharga Rp 1,2 miliar," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam jumpa pers, di Jakarta, Senin (21/11).

Kendati demikian, kata Hengki, ada hal tidak lazim dari proses penjualan rumah tersebut. Salah satu korban, Budiyanto Gunawan (69), langsung menyerahkan sertifikat rumah kepada mediator jual beli rumah.

"Almarhum Budiyanto ini menghubungi secara proaktif kepada saksi ini untuk menjual rumah tersebut. Ada hal yang sangat tidak lazim di sini. Pada saat ditemui mediator ini langsung menyerahkan sertifikat asli," tuturnya.

Hengki melanjutkan rumah tersebut pun akhirnya tak kunjung laku. Mediator kemudian mengembalikan sertifikat rumah tersebut. Namun, Budiyanto disebut tetap meminta sang mediator membawa sertifikat itu.

"Akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini, tetapi ditolak suruh pegang," ungkap Hengki.

Hengki memastikan tidak ada pencurian terhadap barang-barang yang hilang di rumah korban. Hengki mengatakan salah satu korban terungkap menjual barang-barang tersebut sebelum meninggal.

"Dari salah satu komunikasi, ternyata yang bersangkutan pernah menghubungi salah satu nomor ini terkait penjualan barang-barang yang ada di rumah, apakah itu mobil kendaraan, kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV," kata Hengki.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads