Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI bekerja sama dengan Forum Perguruan Tinggi untuk Perbatasan (FOPERTAS) menginisiasi pengembangan kerja sama dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis agroekowisata perbatasan. Kerja sama ini dilakukan untuk mengembangkan kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Untuk diketahui, FOPERTAS menaungi 12 perguruan tinggi yang memiliki perhatian terhadap pembangunan perbatasan. Baik melalui kajian maupun implementasi di lapangan.
Perguruan tinggi tersebut antara lain Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Tanjungpura, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Padang, Universitas Mulawarman, Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi Surabaya, dan Institut Teknologi Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris BNPP RI, Restuardy Daud menjelaskan dalam kerja sama ini, pihaknya akan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Inovasi Bisnis (Laboratorium Perbatasan) dan Pelatihan Pemasaran terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Tata Kelola Desa Wisata. Kegiatan ini akan berlangsung pada 21-22 November 2022 di Desa Temajuk Kecamatan Paloh. Serta diikuti oleh pelaku UMKM, Satuan Karya Pramuka Pariwisata, Gerakan Pesona Indonesia, Kelompok Sadar Wisata, dan Karang Taruna.
Restuardy berharap kegiatan FGD dan Pelatihan ini nantinya dapat membentuk pelaku usaha pemula dalam mengembangkan potensi di wilayahnya. Serta memunculkan aktivitas kewirausahaan khususnya peningkatan usaha kecil, terbentuknya SDM yang andal dalam pengembangan potensi unggulan di wilayah perbatasan, penguatan kelembagaan desa wisata, dan tersusunnya bahan acuan dokumen telaah strategis kerja sama pengelolaan potensi perbatasan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, BNPP, FOPERTAS bersama Pemerintah Kabupaten Sambas juga akan mendiskusikan upaya kolaborasi pembinaan ekonomi masyarakat yang dikaitkan dengan rencana program Laboratorium Perbatasan oleh perguruan tinggi dimasa mendatang. Tematik kegiatan di Temajuk yang diangkat adalah Border Edu-Ecotourism sesuai potensi unggulan kawasan tersebut di sektor pariwisata
Menurut Restuardy, perguruan tinggi memberi dukungan dan fasilitasi baik di darat maupun laut. Ia mengungkapkan salah satu upaya pengelolaan perbatasan negara dilakukan melalui strategi pengembangan kerja sama dengan perguruan tinggi (akademisi) yang menjadi bagian dari kolaborasi pentahelix. Sejalan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2022 tentang Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan (Renduk PBWN-KP) Tahun 2020-2024.
"Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan potensi kepariwisataan di perbatasan Paloh, antara lain pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kelompok usaha masyarakat bidang pariwisata (UMKM), pemasaran produk UMKM, akses informasi finansial termasuk modal usaha, serta turut mendorong inovasi masyarakat lokal," ujar Restuardy dalam keterangan tertulis, Minggu (20/11/2022).
Lebih lanjut, Restuardy menerangkan kegiatan ini merupakan rangkaian aktivitas yang diimplementasikan untuk transfer pengetahuan, teknologi, maupun inovasi lainnya. Diharapkan hal ini dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan melalui pendekatan pengembangan masyarakat secara berkelanjutan.
Pihaknya juga berharap masyarakat dapat memperoleh rujukan best practices inkubator bisnis yang efektif dan efisien di tingkat lokal. Serta dapat direplikasi di kawasan perbatasan lainnya.
Baca juga: RI-Malaysia Rembukan Bahas Batas Wilayah |
Ia menjelaskan Paloh merupakan salah satu lokasi pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw. Terkait dengan percepatan pembangunan ekonomi, sektor pariwisata dinilai sebagai sektor yang berkembang pesat dan strategis sebagai sumber pendapatan dan devisa nasional, pencipta kesempatan kerja dan berusaha, sekaligus sebagai media untuk melestarikan nilai-nilai budaya dalam arah pembangunan pariwisata terutama dilihat sebagai penggerak ekonomi. Hal inilah yang ingin dikembangkan pihaknya di Temajuk-Paloh.
Sebagai informasi, BNPP dan FOPERTAS menghadirkan sejumlah narasumber dalam kegiatan FGD dan pelatihan tersebut. Mulai dari Prof. Dr. Suratman, M.Sc, dan Dr. Agung, M.Sc dari Universitas Gadjah Mada; Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS dari Institut Pertanian Bogor; Dr. Elyta, S.Sos dari Universitas Tanjungpura; Dr. Irman Irawan, S.Pi, M.Sc dari Universitas Mulawarman; Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, MA, Ph.D dari Universitas Padjajaran, serta fasilitator dari Universitas Tanjungpura. Selain itu kegiatan ini turut difasilitasi oleh Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Pusat dan BRI.
(ega/ega)