Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersinergi dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) jalin kerja sama untuk mengangkat perekonomian di wilayah perbatasan negara. Kerja sama tersebut ditandai melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta, hari ini.
Adapun yang dalam penandatangan MoU tersebut turut dihadiri oleh Ketua BAZNAS RI Noor Achmad, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri selaku Kepala BNPP Muhammad Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
"BAZNAS memiliki komitmen kuat bersama BNPP dan TNI dalam membantu pengentasan kemiskinan di daerah perbatasan. Program pengentasan kemiskinan merupakan salah satu agenda prioritas pemerintah, termasuk masyarakat yang di daerah perbatasan. Maka kami bertekad terus memberikan pelayanan terbaik kepada saudara-saudara kita di perbatasan, termasuk daerah lain," kata Noor Achmad dalam keterangan tertulis, Kamis (25/8/2022).
Ia mengatakan pihaknya telah memiliki sejumlah program berbasis ekonomi yang akan diterapkan di perbatasan negara, termasuk 3T. Adapun program tersebut berupa pembangunan ekosistem ekonomi terpadu terdiri atas pemberdayaan ekonomi pedesaan dan UMKM, pembangunan ekosistem kesehatan terpadu terdiri atas layanan kesehatan kuratif dan promotif kesehatan, program pendidikan masyarakat perbatasan dan program beasiswa perbatasan, penyediaan rumah layak huni dan sumber air, dan sinergi menjadikan 1.000 orang muzaki baru di kecamatan kawasan perbatasan negara dengan kemiskinan ekstrem.
"Daerah perbatasan atau 3T yakni daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal jadi perhatian besar BAZNAS dalam mensejahterakan masyarakat di sana. Semoga upaya BAZNAS dalam mendukung peran Pemerintah mengentaskan kemiskinan dapat terus dipermudah dan diberi kelancaran selalu," jelasnya.
Ia menerangkan, sebelumnya BAZNAS telah aktif membantu masyarakat yang tinggal di daerah 3T melalui pemberdayaan ekonomi, salah satunya program Zakat Community Development (ZCD). Program pemberdayaan ini menarget komunitas dan desa dengan mengintegrasikan aspek dakwah, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan secara komprehensif yang sumber pendanaannya dari zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya
Wilayah bantuan BAZNAS di perbatasan meliputi, Desa Seurapong, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh; Desa Jirak, Kec. Sajad, Kab. Sambas, Prov. Kalimantan Barat; Desa Sulung, Kec. Sejangkung, Kab. Sambas, Prov. Kalimantan Barat; Kab. Kepulauan Meranti, Prov. Riau; Desa Sungai Limau, Kec. Sebatik Tengah, Kab. Nunukan, Prov. Kalimantan Utara; Desa Talawid, Kec Kendahe, Kabupaten Talawid, Provinsi Sulawesi Utara; Kel. Abepantai, Kecamatan Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua; Desa Jenilu, Kec. Kakuluk Mesak, Kab. Belu, Prov. Nusa Tenggara Timur, Pulau Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, dan Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara.
"Terima kasih kepada masyarakat yang telah membuat upaya BAZNAS dalam mensejahterakan umat. Dengan pengelolaan zakat berprinsip 3A, Aman Syar'i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI, BAZNAS memastikan keamanan dan tepat sasaran bantuan yang diberikan," jelasnya.
Sementara itu, Mahfud MD yang turut hadiri di acara tersebut menyambut baik program tersebut. Menurutnya, program tersebut bisa memberikan manfaat bagi masyarakat yang tinggal di daerah 3T.
"Bahwa dana BAZNAS bisa digunakan untuk pembangunan perbatasan, sehingga secara tidak langsung membantu orang miskin, membangun untuk kebaikan umat sesuai ajaran Islam untuk kemaslahatan umat, yaitu membangun NKRI tanpa membeda-bedakan," kata Mahfud MD.
Di sisi lain, Tito Karnavian mengatakan hal senada. Ia menilai apa yang dilakukan oleh BAZNAS patut diapresiasi. "Mempercepat pembangunan di perbatasan untuk pemerataan pembangunan, adalah sesuai visi Presiden membangun dari pinggiran," tutup Tito.
(ncm/ega)