Tekan Angka Kecelakaan, TransJakarta Beri Pelatihan Soft Skill untuk Sopir

Tekan Angka Kecelakaan, TransJakarta Beri Pelatihan Soft Skill untuk Sopir

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Senin, 14 Nov 2022 17:37 WIB
Pelatihan untuk sopir TransJakarta.
Pelatihan untuk sopir TransJakarta. (Belia/detikcom)
Jakarta -

PT TransJakarta berusaha untuk menekan angka kecelakaan baik itu Mikrotrans maupun bus. Karena itu, mereka mengadakan pelatihan soft skill bagi sopir.

Pada Senin (14/11/2022), TransJakarta membuat pelatihan di kantor Kopamilet, Duret Sawit, Jakarta Timur. Pukul 11.00 WIB, para pramudi Mikrotrans terlihat sedang memperagakan standardisasi dalam mengemudi.

"Artinya ketika membawa kendaraan, tidak hanya persoalan teknik skill saja tetapi juga soft skill. Soft skill bagaimana dia menyikapi permasalahan pribadinya agar tidak mempengaruhi kualitas pelayanannya di lapangan. Maka pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan soft skill dan untuk mengurangi angka kecelakaan yang akhir-akhir ini sering terjadi," kata Kepala Divisi Keselamatan TransJakarta Sri Suari kepada wartawan, Senin (14/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa soft skill yang diajarkan seperti bagaimana bersikap sebagai sopir di lingkungan TransJakarta. Sri berharap para sopir bisa menyelesaikan masalah.

"Soft skill-nya ini yang kita bangun. Kemudian bagaimana komunikasi menghadapi pelanggan yang beraneka ragam. Ada pelanggan yang taat asas, ada yang tidak. Dalam konteks ini mereka tidak bertindak sebagai robot. Mereka harus mencoba menyelesaikan persoalan itu dengan lebih mengedepankan sisi humanis kepada penumpang," ujar Sri.

ADVERTISEMENT

Tak hanya sopir Mikrotrans, sopir bus TransJakarta pun mengikuti pelatihan. Salah satu hal yang dipelajari adalah soal defensive driving. Defensive driving adalah istilah untuk perilaku mengemudi yang dapat menghindari kita dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri.

Sri menjelaskan terdapat empat indikator dalam penerapan defensive driving, yaitu kewaspadaan, kesadaran, sikap, dan antisipasi.

"Keterampilan ini adalah mengandalkan kepada kewaspadaan. Karena dia waspada, maka dia siap siaga. Dia sadar apa yang harus dilakukan, dengan kesadaran itu tumbuh maka dia mempunyai sikap perilaku. Oh saya lihat di depan ada pagar yang bolong akan sangat mungkin ada orang yang nyeberang, maka dia kurangi. Karena dia sadar, perilakunya menyadari itu, dia kurangi rem, maka dia mengantisipasi," tuturnya.

Lanjutnya ia memaparkan tentang bus TransJ yang memiliki banyak titik buta. Menurutnya, jalur khusus TransJ tidak hanya digunakan oleh bus, tetapi juga oleh pengendara lain.

"TransJ menerapkan jalur khusus tersebut, jangan pernah berpikir itu jalur anda saja. Karena apa? Karena memang belum steril seluruhnya. Melalui ini saya berharap ada pembelajaran dari sisi lain, tidak hanya bagi para pramudi bahwa titik rawan itu tidak hanya dicermati oleh pramudi, tetapi juga oleh seluruh pengguna jalan," jelasnya.

"Bus besar panjang dan tinggi itu memiliki titik buta yang banyak. Pramudi tidak mampu melihat Anda, melihat mobil, motor apalagi pejalan kaki. Oleh karena itu kalau Anda beriringan atau akan menyalip bis besar sebaiknya berjaga jarak, agar posisi anda teramati oleh si pramudi. Ini yang kita harapkan, kesadaran kita bersama demi terwujudnya keselamatan. Bukan hanya untuk kepentingan TransJ tetapi untuk kita semua," katanya.

Selain itu, Sri juga mengatakan harus ada pihak lain yang membantu dalam sosialisasi tersebut. Dia menyebut Korlantas juga bisa membantu edukasi para sopir.

"Kami tidak mampu melakukan sosialisasi dalam rangka edukasi kepada masyarakat. Maka kami harus berjejaring dengan pihak lain yang bisa membantu kami, barang kali dengan Korlantas Polri. Bukan saja soal edukasi tapi soal pembuatan SIM," ujarnya.

Sri menyampaikan ingin menciptakan situasi lalu lintas Jakarta sebagai salah satu tempat pembelajaran bersama yang ramah dan tertib.

"Karena kita ingin menciptakan situasi lalu lintas di Indonesia, Jakarta ini sebagai salah satu tolak ukur tempat pembelajaran bersama. Jadi lalu lintas yang ramah, lalu lintas yang tidak menimbulkan korban," imbuhnya.

Menurutnya, pihak TransJ sudah melakukan berbagai upaya dalam menumbuhkan kepedulian dari pramudinya.

"Tapi sejauh ini kami sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka menumbuhkan awareness dari seluruh pramudi kami. Sehingga yang bisa kami kontrol, makanya kami sampaikan kata-kata seperti jargon, anggaplah kamu yang paling waras di jalan, sehingga kamu yang dituntut untuk bisa mengalah dan harus bisa melindungi pihak lain," imbuhnya.

"Kebiasaan yang buruk dihilangkan, karena yang bisa mengatur adalah diri kita sendiri. Kita tidak bisa berharap apa-apa kepada pengguna jalan lain, yang bisa kamu, kontrol dirimu," tambahnya.

(aik/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads