Satgas COVID-19 melaporkan terjadi kenaikan kasus Corona di Indonesia selama 6 pekan terakhir. Komisi IX DPR RI, yang membidangi kesehatan, memberikan sejumlah catatan terkait peningkatan kasus ini.
Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Charles Honoris mengatakan kasus Corona di RI saat ini memang meningkat. Akan tetapi, kata dia, kondisi saat ini masih terkendali.
"Angka penularan COVID-19, walaupun trennya meningkat pesat, sampai sekarang masih terkendali. Indonesia juga masih terus mempertahankan persentase kesembuhan di angka yang cukup tinggi," kata Charles kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Charles meminta masyarakat tetap waspada terhadap kenaikan kasus tersebut. Dia mengingatkan terkait protokol kesehatan.
"Meski masih terkendali, kewaspadaan terhadap penularan COVID-19 harus diutamakan. Protokol kesehatan tetap menjadi kunci," jelasnya.
Soroti Vaksin Booster Masih Rendah
Selain itu, Charles meminta agar vaksinasi COVID-19 terus ditingkatkan, terutama menggenjot vaksinasi booster yang masih rendah capaiannya.
"Pemerintah harus semakin menggenjot vaksinasi COVID-19, khususnya dosis ketiga atau booster. Komisi IX DPR melihat adanya stagnasi capaian booster, di mana hingga akhir Oktober lalu baru berada di angka 27,72 persen sehingga perlu ada intervensi. Vaksinasi, walaupun tidak menutup kemungkinan penularan, tetap menurunkan risiko sakit keras dan kematian pada pasien," sebutnya.
![]() |
Charles juga menyoroti euforia masyarakat yang menghadiri kegiatan yang mengumpulkan massa. Dia meminta agar event-event yang menghadirkan masyarakat dalam jumlah yang banyak itu diawasi dengan ketat oleh pemerintah.
"Euforia kegiatan massal juga harus menjadi perhatian. Pengawasan yang ketat penyelenggaraan acara mutlak dilakukan. Apalagi sebentar lagi pergantian akhir tahun. Kesadaran semua pihak diperlukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19," sebutnya.
Golkar Minta Data Tingkat RT/RW Diperhatikan
Sementara itu, Wakil Komisi IX Fraksi Golkar Melki Laka Lena yakin pemerintah melakukan respons terhadap kenaikan jumlah kasus Corona berdasarkan di tingkat kabupaten/kota. Dia menyebut hal itu telah dilakukan pemerintah dalam penangan sebelumnya.
"Pengendalian COVID-19 oleh pemerintah tentu akan dilakukan seperti pada masa lalu, yang pernah sukses yang itu akan berbasiskan penanganan pada tingkat kabupaten, kota, provinsi, dan juga tentu secara nasional. Dan di setiap kabupaten/kota tentu akan dilihat penanganan juga pada level RT/RW atau desa atau kelurahan dan kecamatan," kata Melki secara terpisah.
![]() |
Simak selengkapnya pada halaman berikut.
Selain itu, Melki menilai penanganan kasus Corona akan tetap terjaga dengan baik. Menurutnya, Indonesia telah memiliki pengalaman yang baik dalam pengendalian kasus.
"Dan pengalaman di masa lalu dan penanganan PPKM yang sudah makin baik saat ini, kami percaya bahwa proses ke depan penanganan COVID-19 di Tanah Air niscaya akan tetap terjaga dan memperhatikan kasus aktif yang terjadi setiap hari, kemudian juga masyarakat yang masih atau orang yang masih terkena COVID ya kasus aktifnya, kemudian juga bagaimana BOR rumah sakit di setiap daerah, kemudian juga tingkat kesembuhannya dan juga pasien yang meninggal," sebutnya.
Tak lupa Melki juga mengingatkan masyarakat agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Guna menjaga kemungkinan peningkatan kasus ke depannya, Melki meminta pemerintah bersiaga dengan fasilitas karantina dan obat-obatan.
"Secara bersama pemerintah dan masyarakat bisa tetap lakukan aktivitas normal, tapi dengan protokol kesehatan yang lebih ketat, vaksinasi dikencangkan lagi dan surveilans diperkuat dan juga setiap fasilitas kesehatan udah mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan di masa lalu yaitu kita membutuhkan wisma ataupun tempat karantina, kemudian obat-obatan yang cukup, dan berbagai penunjang lainnya," tutupnya.
Kasus COVID-19 RI Naik 2 Kali Lipat
Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan kasus positif COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan dua kali lipat. Kenaikan ini disebut terjadi selama enam pekan belakangan.
"Dalam enam minggu terakhir baik kasus positif, kasus aktif dan kematian mengalami kenaikan kurang lebih dua kali lipat," ujar Wiku dalam konferensi Pers, Kamis (10/11).
Wiku mengatakan, dalam sepekan terakhir, terdapat tambahan 30 ribu kasus positif dan 37 ribu kasus aktif. Menurut Wiku, jumlah ini lebih tinggi dibanding enam pekan sebelumnya, dengan jumlah 12-19 ribu kasus positif mingguan.