Dosen UI Mahmud Syaltout Raih Palmes Academiques dari Pemerintah Prancis

Dosen UI Mahmud Syaltout Raih Palmes Academiques dari Pemerintah Prancis

Sudrajat - detikNews
Jumat, 11 Nov 2022 09:08 WIB
Mahmud Syaltout, pakar Hubungan Internasional UI lulusan Sorbonne, Prancis
Mahmud Syaltout, dosen UI lulusan Sorbone raih Palmes Académiques dari Pemerintah Prancis. (Foto: Dok Pribadi)
Jakarta -

Pemerintah Prancis memberikan gelar kehormatan "Palmes Académiques" kepada dosen politik Universitas Indonesia (UI) Dr Mahmud Syaltout. Penganugerahan secara resmi diserahkan oleh Prof Stéphane Dovert, Konsuler Kerjasama Kedutaan Besar Prancis di kantor Institut Francais Indonesia (IFI).

Sertifikat penghargaan ditandatangani oleh Menteri Sekretaris Kabinet Prancis (Le Chef du Bureau des Cabinets) merangkap sebagai Sekretaris Dewan Komite (Seleksi) Jean-Jacques Ladvie, dan Menteri Pendidikan Nasional, Pemuda dan Olahraga Prancis, Jean-Michel Blanque.

Mahmud Syaltout menerima medali Palmes Académiques dari Pemerintah Prancis, Rabu (9/11/2002).Direktur IFI Stéphane Dovert menyerahkan medali Palmes Académiques kepada Mahmud Syaltout (Foto: Dok. Mahmud Syaltout)



Pemerintah Prancis, kata Stéphane Dovert, menilai sosok Syaltout bukan sekadar seorang intelektual, namun seorang muslim yang memperjuangkan kedamaian dan toleransi. Syaltout juga mempratikkan dan memperjuangkan nilai-nilai tersebut, seperti melalui aktivitas sosial di Nahdlatul Ulama dan Kementerian Agama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisa jadi karena Anda seorang intelektual muslim yang berpikiran terbuka, moderat, sekaligus akademisi inilah, Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas mengangkatnya menjadi Tenaga Ahli Menteri Agama di bidang Analisis dan Pengembangan Kementerian dan Lembaga," kata Stephane Dovert dalam rekaman video yang diterima detikcom, Jumat (11/11/2022). Turut hadir dan memberikan selamat, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Oliver Chambard.

Mahmud Syaltout, lanjut Stephane yang juga Direktur IFI, mengerti betul bagaimana politik Prancis dan juga politik Indonesia lengkap dengan budayanya. Karena itulah, Syaltout bisa menulis "Paris vs Surabaya: Mana yang Lebih Islami?" dalam salah satu bab buku "Belajar Islam ke Negeri Barat" yang ditulis oleh para mahasiswa NU yang kuliah di Eropa dan Amerika Utara.

ADVERTISEMENT

Dari catatan detikcom, Mahmud Syaltout merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya pada 2003. Dia kemudian melanjutkan studi master dan doktoral bidang Hukum, Manajemen, dan Hubungan Internasional di Universitas Sorbonne, Paris dengan yudisium Summa Cumlaude pada 2010.

Disertasi doktoralnya, 'Les effect de I'OMC sur la Regionalisation en Asie de I'Est (Asean+3)' Pada 2011, disertasinya itu diterbitkan oleh Paperback. "Di Amazone, buku itu dihargai USD 1.036. Siapa yang mau beli coba?," ujar Mahmud saat berbincang dengan detikcom dalam program Blak-blakan, 3 November 2020. Buku disertasinya itu menjadi salah materi wajib baca oleh para perwira militer di College d'enseigment Superieur de L'Armee de terre (CESAT), Seskoad-nya Prancis.

Selain mengajar di UI, Mahmud Syaltout juga aktif di GP Ansor sebagai Wakil Sekretaris Jenderal. Dia juga merupakan pengurus Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia) PBNU.

Untuk diketahui, Palmes Academicues adalah anugerah yang diberikan pemerintah Prancis kepada para akademisi dan guru besar yang memiliki konsen dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Munculnya penghargaan ini diinisiasi oleh Napoleon pada 1808 sebagai bentuk penghormatan bagi para ilmuwan.

(jat/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads