Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, saat ini belum ada generasi milenial atau Gen Z yang cocok untuk menjadi calon presiden (capres). Menurutnya, hal itu merupakan pelambatan di Indonesia.
"Faktanya belum muncul kandidat-kandidat yang ada, yang mewakili umur milenial hari ini, padahal di negara-negara Eropa sudah ada capres umur 40, 35 (tahun), sudah jadi presiden. Kalau di Indonesia, menurut saya itu pelambatan, itu kontradiktif dengan potret pemilih yang ada," kata Jazilul di Hotel Santika Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (9/11/2022).
"Kontradiktif dengan Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi, sementara belum ada kaderisasi parpol yang menurut saya mengarah kepada terjadinya percepatan kaum milenial," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, capres yang muncul saat ini belum mewakili kaum milenial, termasuk Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Oleh sebab itu, pihaknya berusaha membuat program yang berkaitan dengan milenial.
"Itu yang saya sebut faktanya hari ini calon-calon presiden yang muncul itu belum mewakili milenial, termasuk Pak Prabowo. Karena itu fakta ya, belum menggambarkan. Makanya kami harus mampu menyambungkan antara gagasan capres kami dengan kepentingan para milenial," ujarnya.
"Makanya PKB membuat program yang salah satunya menawarkan program yang itu memberikan penguatan pada milenial, saya yakin Pak Prabowo, Gus Muhaimin akan merumuskan itu nanti," sambung Jazilul.
Lebih lanjut, Jazilul mengatakan capres yang saat ini telah muncul merupakan hasil dari media sosial. Menurutnya, mereka diminati lantaran seringnya membuat konten yang mengarah pada milenial.
"Jadi gini, memang hari ini itu, capres itu lahir dari Tiktok, dari Instagram, bukan dari gagasan dan program. Ini yang miris buat kami dan tantangan lah buat parpol," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.