PKB: Kandidat Capres yang Muncul Belum Wakili Milenial, Termasuk Prabowo

PKB: Kandidat Capres yang Muncul Belum Wakili Milenial, Termasuk Prabowo

Anggi Muliawati - detikNews
Rabu, 09 Nov 2022 21:18 WIB
Wakil Ketua MPR RI Periode 2019-2024 Jazilul Fawaid
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (Dok. MPR RI)
Jakarta -

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, saat ini belum ada generasi milenial atau Gen Z yang cocok untuk menjadi calon presiden (capres). Menurutnya, hal itu merupakan pelambatan di Indonesia.

"Faktanya belum muncul kandidat-kandidat yang ada, yang mewakili umur milenial hari ini, padahal di negara-negara Eropa sudah ada capres umur 40, 35 (tahun), sudah jadi presiden. Kalau di Indonesia, menurut saya itu pelambatan, itu kontradiktif dengan potret pemilih yang ada," kata Jazilul di Hotel Santika Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (9/11/2022).

"Kontradiktif dengan Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi, sementara belum ada kaderisasi parpol yang menurut saya mengarah kepada terjadinya percepatan kaum milenial," imbuh dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, capres yang muncul saat ini belum mewakili kaum milenial, termasuk Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Oleh sebab itu, pihaknya berusaha membuat program yang berkaitan dengan milenial.

"Itu yang saya sebut faktanya hari ini calon-calon presiden yang muncul itu belum mewakili milenial, termasuk Pak Prabowo. Karena itu fakta ya, belum menggambarkan. Makanya kami harus mampu menyambungkan antara gagasan capres kami dengan kepentingan para milenial," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Makanya PKB membuat program yang salah satunya menawarkan program yang itu memberikan penguatan pada milenial, saya yakin Pak Prabowo, Gus Muhaimin akan merumuskan itu nanti," sambung Jazilul.

Lebih lanjut, Jazilul mengatakan capres yang saat ini telah muncul merupakan hasil dari media sosial. Menurutnya, mereka diminati lantaran seringnya membuat konten yang mengarah pada milenial.

"Jadi gini, memang hari ini itu, capres itu lahir dari Tiktok, dari Instagram, bukan dari gagasan dan program. Ini yang miris buat kami dan tantangan lah buat parpol," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Jazilul memandang miris soal sosok para kandidat capres yang populer di media sosial. Dia berpendapat semestinya kandidat capres menyajikan pikiran serius tentang negara, bukan malah membuat konten-konten untuk menarik kaum milenial.

"Karena ternyata yang diminati itu bukan berpikir serius tentang negara, tetapi bagaimana cara menyajikan konten pada milenial, aktif di platform-platform media, sehingga dengan itu muncullah popularitas," ucap dia.

"Intinya begini, calon yang muncul presiden hari ini itu, calon hasil dari platform media, bukan platform politik, meskipun harus dengan parpol, tapi lahir dari itu, dari lembaga survei, dari platform media sosial, karena apa? Karena yang dilihat itu berapa sih , nya, berapa ininya," imbuh Jazilul.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads