Kala Sopir Ambulans Punya Firasat Aneh Saat Evakuasi Jasad Yosua

Kala Sopir Ambulans Punya Firasat Aneh Saat Evakuasi Jasad Yosua

Wilda Hayatun Nufus, Zunita Putri - detikNews
Rabu, 09 Nov 2022 08:01 WIB
Cerita Sopir Ambulans Disuruh Tunggu Sampai Subuh Usai Antar Jasad Yosua
Sopir ambulans yang mengangkat jenazah Brigadir N Yosua Hutabarat, Ahmad Syahrul Ramadhan(20detik)
Jakarta -

Sopir ambulans yang mengangkat jenazah Brigadir N Yosua Hutabarat, Ahmad Syahrul Ramadhan, merasa heran dengan tugasnya malam itu. Dia memiliki firasat tak baik saat membawa jenazah Yosua.

Ahmad Syahrul bersaksi di persidangan dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf, di PN Jaksel, Selasa (8/11/2022). Ketiganya didakwa membunuh Brigadir N Yosua Hutabarat bersama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Ahmad Syahrul Ramadhan pun sempat merekam video setelah mengevakuasi jenazah Brigadir N Yosua Hutabarat dari rumah dinas Ferdy Sambo untuk dibawa ke RS Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekaman video Ahmad Syahrul itu ditampilkan dalam sidang. Ahmad Syahrul mengaku sempat dikawal mobil Pajero Sport milik Provos Polri saat hendak mengantarkan jenazah Yosua ke RS Polri.

Evakuasi jenazah Yosua dari rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta, itu dilakukan pada 8 Juli 2022. Dia mengaku mengangkat jenazah Yosua ke ambulans dibantu tiga sampai empat polisi yang berada di sana.

ADVERTISEMENT

"Kalau nggak salah (dibantu) tiga atau empat orang. Lalu dimasukkan itu jenazah. Karena kakinya terlalu panjang, nggak muat di kantong jenazah yang biasa saya, saya lipat kakinya sedikit, baru bisa masuk kantong. (Jenazah) sudah masuk, saya ritsleting, lalu dibantu diangkat untuk ke mobil (ambulans)," kata Ahmad Syahrul saat menjadi saksi.

Dia juga mengaku diminta tidak menyalakan sirene ambulans saat masih berada di dalam Kompleks Polri Duren Tiga. Ahmad Syahrul mengatakan ada anggota Provos Polri yang ikut mengantar jenazah hingga RS Polri.

Selain itu, Ahmad Syahrul menampilkan video yang direkamnya saat ambulans dalam perjalanan dari rumah dinas Sambo ke RS Polri. Dia mengaku merekam video saat ambulans terkena macet di jalan.

Ada juga rekaman saat Ahmad Syahrul tiba di RS Polri. Rekaman itu menunjukkan Ahmad Syahrul sedang memakai sarung tangan karet.

Jaksa kemudian bertanya apakah Ahmad Syahrul memang sering merekam perjalanan saat membawa ambulans. Dia mengaku baru kali ini merekam.

"Apakah itu memang biasa itu rekam?" tanya jaksa.

"Kalau misalnya ada firasat-firasat aneh, baru saya buat dokumentasi," ujarnya.

"Apa ada yang minta Saksi untuk merekam?" tanya jaksa.

"Tidak sama sekali," ujar Ahmad Syahrul.

Jenazah Yosua dibawa ke IGD simak di halaman selanjutnya.

Simak Video 'Sederet Pengakuan Mengejutkan Sopir Ambulans saat Evakuasi Jenazah Yosua':

[Gambas:Video 20detik]



Yosua Dibawa ke IGD

Ahmad Syahrul Ramadhan mengaku bingung saat mengantar jenazah Yosua ke RS Polri. Ahmad heran karena jenazah Yosua dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) bukan ke kamar jenazah.

Ahmad Syahrul awalnya menceritakan dia mengevakuasi jenazah di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga. Awalnya, Ahmad tidak mengetahui jenazah itu. Sebab, wajahnya jenazah Brigadir Yosua ditutupi masker.

Setelah mengevakuasi, Ahmad Syahrul mengatakan diminta mengantarkan jenazah ke RS Polri dengan ditemani satu anggota Provos Polri. Namun, setiba di RS Polri, dia heran karena jenazah Yosua dibawa ke IGD, bukan ke kamar jenazah.

"Pertama sampai itu nggak langsung masuk forensik, Yang Mulia, ke kamar jenazah. Tidak (dibawa ke kamar jenazah) ke IGD dan saya bertanya sama yang temani saya, 'Pak, izin, kok ke IGD dulu? Biasanya kalau saya langsung ke kamar jenazah, ke forensik'. Dia bilang, 'Wah, saya nggak tahu, Mas. Saya ikuti perintah aja, saya nggak ngerti'," ujar Ahmad saat menjadi saksi dalam sidang Bharada Eliezer di PN Jaksel, Senin (7/11/2022).

Ahmad Syahrul mengaku petugas IGD yang menerima jenazah juga kaget saat melihat Yosua sudah berada di kantong jenazah. Akhirnya, jenazah itu tidak dicek di IGD dan dibawa ke kamar jenazah.

"Lalu saya ke IGD, sampai IGD sudah ramai, saya buka pintu, datang dah tuh petugas RS Polri (bertanya) 'korbannya berapa orang?' Waduh saya bingung, 'hanya satu', terus dilihat 'waduh kok udah di kantong jenazah, emang ada orang'. Ditanya 'korban berapa?' (Jawab) 'satu', terus 'Ya sudah, Mas, dibawa ke belakang saja, kamar jenazah forensik'," ucap Ahmad.

Diminta menunggu sampai pagi. Simak di halaman selanjutnya.

Diminta Menunggu sampai Pagi

Ahmad Syahrul mengaku disuruh menunggu di RS Polri oleh salah satu polisi. Dia mengaku tak tahu mengapa disuruh menunggu, padahal tak lagi melakukan apa pun.

"Setelah saya drop jenazah ke troli jenazah. Saya parkir mobil, terus saya bilang, 'Saya izin pamit, Pak'. Sama anggota di RS terus bapak-bapak tersebut bilang katanya 'Sebentar dulu ya, Mas, tunggu dulu'. Saya tunggu tempat masjid di samping tembok sampai jam mau Subuh, Yang Mulia," kata Ahmad.

"Hah, mau Subuh Saudara nungguin?" tanya ketua majelis hakim Wahyu Iman Santosa yang dijawab 'Iya' oleh Ahmad Syahrul.

"Buset! Hanya tunggu jenazah tanpa tahu ada apa-apa?" ujar hakim dan diamini lagi juga oleh Ahmad Syahrul.

Dia mengaku diberi upah untuk mengantar jenazah dan mencuci mobil. Namun dia tak menyebut berapa nominalnya.

"(Uang) hanya untuk ambulans sama untuk cuci mobil," kata Ahmad Syahrul.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads