Sentilan Prabowo ke Jenderal-jenderal Klaim Tiada Ancaman Perang

Adrial Akbar - detikNews
Rabu, 09 Nov 2022 06:13 WIB
Jakarta -

Sentilan disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kepada sejumlah jenderal yang menilai tak ada ancaman perang dalam beberapa tahun ke depan. Prabowo menilai seharusnya para jenderal itu berpikir tentang strategi menghadapi ancaman.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam acara seminar nasional yang diadakan oleh TNI Angkatan Udara bertajuk 'Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan'. Acara ini dibuka secara langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Seminar ini membahas seputar strategi TNI AU dalam menghadapi perkembangan militer yang mengarah kepada teknologi elektronika. Acara ini dilangsungkan di gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Pernah beberapa tahun lalu saya mendengar jenderal-jenderal, orang-orang yang seharusnya berpikir tentang strategi, berpendapat bahwa berapa tahun ke depannya tidak ada ancaman bahaya perang," kata Prabowo, Selasa (8/11/2022).

Prabowo juga mengungkap sejumlah elite yang kurang waspada terhadap ancaman bangsa. Para elite itu disebut Prabowo enggan memikirkan pertahanan negara.

"Elite kita kurang waspada. Bahkan ada di antara elite kita yang tidak mau memikirkan ancaman-ancaman riil yang dihadapi bangsa-bangsa," ujar Prabowo.


Mantan Pangkostrad itu mengingatkan semua pihak harus waspada terhadap ancaman yang akan mendatangi Indonesia. Meski begitu, dirinya menuturkan, kalau memang terjadi ancaman berupa perang, Indonesia telah siap.

"Karunia yang kita terima hendaknya kita manfaatkan untuk siap menghadapi ancaman yang akan datang. Kalau tidak terjadi (perang), alhamdulillah. Kalau terjadi, kita sudah siap. Jangan kalau kita mendapat kebaikan, keberuntungan, kita santai. Ini kita harus introspeksi," sebutnya.

Prabowo memberikan contoh negara Singapura sebagai perbandingan anggaran belanja untuk keamanan. Menurutnya, meski Singapura negara kecil, tapi sangat memperhatikan pertahanan negara mereka.

"Tapi Singapura yang negara jumlah penduduk yang kecil, wilayah kecil, mereka memandang kemerdekaan mereka, kedaulatan mereka begitu penting. Sehingga 3 persen dari GDP mereka untuk pertahanan. Amerika Serikat 3,5 persen, Tiongkok 1,7 persen yang kita tahu. Jangan-jangan lebih yang kita tidak tahu. Kita (Indonesia) 0,8 persen," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya




(knv/knv)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork