Pada pergelaran balap MotoGP Mandalika lalu, jasa pawang hujan digunakan. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bakal digelar di Bali di musim hujan. Apakah pemerintah menyewa jasa pawang hujan untuk G20?
"Pawang hujan, ya kita semua kerahkan apa yang kita bisa. Mungkin doa bersama lah ya," kata Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara RI Setya Utama dalam konferensi pers virtual, Senin (7/11/2022).
Gelaran KTT G20 Bali akan mengundang para pemimpin dunia. Acara puncak dimulai pada 15 dan 16 November. Sebagian acara digelar di luar ruangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Doa dari kita semua supaya acara-acara yang kita siapkan di luar ruangan bisa berlangsung dengan baik," kata Setya.
Delegasi akan melakukan aktivitas tambahan (side event) berupa penanaman bakau (mangrove) di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai. Ada pula jamuan makan malam di luar ruangan, yakni di Garuda Wisnu Kencana di Ungasan, Badung. Di lokasi itu, bakal ada pertunjukan untuk para tamu. Namun, bila hujan tetap turun, rencana cadangan bakal diterapkan.
"Kita sebenarnya sudah siapkan juga kalau terjadi hujan, mudah-mudahan tidak, acara tetap bisa berlangsung di holding room... Tentu saya yakin tidak sebagus kalau di outdoor. Mudah-mudahan tidak hujan," kata Setya.
Pemerintah menyiapkan antisipasi saintifik yakni melalui lembaga terpercaya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dua lembaga itu berkolaborasi merekayasa cuaca dan bekerja sejak jauh-jauh hari.
"Tentu saja soal cuaca ini kan keputusan dari Tuhan ya, jadi kita berusaha dengan berdoa saja," kata Setya.
(dnu/fjp)