Sungguh teganya aksi Rizky Noviyandi Achmad (31), pria di Tapos, Depok, Jawa Barat, membacok keluarganya sendiri hingga anak kandungnya, KPC (11), tewas. Sang istri, NI, yang juga dibacok Rizky, kini mulai sadar.
Paman korban, Alan Shidik, mengatakan saudaranya baru saja menjalani operasi. NI sempat dalam kondisi kritis.
"Kalau kondisi si ibunya sekarang sudah sadar, baru selesai operasi kemarin hari Rabu," papar Alan saat dihubungi, Jumat (4/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini dirawat di RS Cipto Mangunkusumo. Kondisi NI sudah mulai membaik.
![]() |
"Nah, Kamis siang kemarin sudah sadar sekarang masih di ruang ICU. Sekarang dirawatnya di RSCM," tuturnya.
KPC Tewas Dibacok
Diberitakan sebelumnya, KPC tewas di tangan ayahnya sendiri pada Selasa (1/11) pagi lalu. Tersangka Rizky Noviyandi juga membacok istri sekaligus ibu kandung KPC hingga kritis.
Ironisnya, pembunuhan sadis ini dilakukan Rizky seusai salat Subuh di masjid. Sepulang dari masjid, Rizky dan istrinya cekcok mulut hingga pelaku mengambil golok dari kolong meja.
Dengan membabi-buta, Rizky menyerang istrinya dengan sebilah golok hingga kritis. Sementara putrinya, KPC, tewas di lokasi kejadian.
Saat ini Rizky telah ditahan di Polres Metro Depok. Akibat perbuatan sadisnya itu, Rizky terancam 15 tahun penjara.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Kesal Ditagih Utang, Motif NA Bunuh Wanita yang Mayatnya Dimasukkan Karung':
Teman Sekelas Korban Nangis Histeris
Tak hanya para siswa, guru-guru SDN Sukamaju IX pun merasa sangat kehilangan sosok KPC. Sosok KPC yang dikenal ceria membuat para guru dan seluruh pelajar berduka.
Wali kelas VI A, Vera Hari, mengaku syok saat mendengar kabar kepergian KPC, yang dibantai sang ayah. Siswa lain turut histeris mendengar kabar itu.
![]() |
"KPC apa pun kegiatan selalu diikuti, dia juga jadi kelompok belajar. Temannya Z itu (pas tahu) sampai pingsan mendengarkan ada kejadian ini," papar Vera saat ditemui di SDN Sukamaju IX, Cilodong, Depok, Kamis (3/11/2022).
Vera mengatakan KPC merupakan anak yang ceria. Bahkan sosoknya dikenal oleh guru dan kelas lain.
"Sama kelas VI B juga bersahabat, jadi mereka sangat terpukul dengan kejadian ini. Dua kelas ini (VI A dan VI B) nangis histeris pas hari kejadian. Jadi saya pun pas dikasih kabar saya nggak bisa ngapa-ngapain. Sepersekian waktu baru saya bisa berpikir, saya menenangkan anak-anak. Bukan hanya saya (yang kehilangan), semua guru," tuturnya.