'Dinda Jangan Kencang-kencang', Perintah Sambo ke Penyidik Pencecar Eliezer

'Dinda Jangan Kencang-kencang', Perintah Sambo ke Penyidik Pencecar Eliezer

Zunita Putri - detikNews
Jumat, 04 Nov 2022 13:56 WIB
Bharada Richard Eliezer menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022). Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan tersebut.
Foto Bharada Richard Eliezer: (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Penyidik Polres Jakarta Selatan ternyata sempat merasa tertekan saat awal memeriksa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E. Tekanan itu dia dapat dari Ferdy Sambo.

Penyidik Polres Jakarta Selatan itu adalah AKP Rifaizal Samual. Pengakuan ini disampaikan Samual saat bersaksi di kasus perintangan penyidikan dengan terdakwa AKP Irfan Widyanto di PN Jaksel, Kamis (3/11). Samual mengaku merasa tertekan saat memeriksa Richard karena di belakang Richard itu Ferdy Sambo yang saat itu menjabat sebagai Kadiv Propam Polri dan berpangkat Irjen.

Mulanya, Samual menjelaskan dia melakukan olah TKP seusai peristiwa penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga pada 8 Juli lalu. Samual mengaku menginterogasi tiga orang di TKP, yakni Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tanyakan pada saat itu 'siapa yang menembak?'. (Dijawab Eliezer) 'Siap saya komandan' saya lakukan interogasi singkat 'Di mana kamu lakukan menembak?' (Dijawab) 'Siap di lantai dua dia turun ke bawah'," kata Samual.

Samual mengaku terus mencecar Eliezer tentang peristiwa yang saat itu disebut tembak menembak. Dalam proses interogasi itu, Samual tiba-tiba dipanggil Ferdy Sambo.

ADVERTISEMENT

"'Kemudian kamu lihat posisi almarhum? Coba kamu praktikkan seperti apa?' Kemudian dia menjelaskan ke saya, meyakinkan saya sebagai penyidik peristiwa tembak-menembak. Dalam proses saya menanyakan ke Richard, saya dipanggil Ferdy Sambo," ujarnya.

Dia mengatakan Ferdy Sambo mulanya mempertanyakan identitas Samual dan kapan lulus dari akademi kepolisian. Samual menjawab dirinya lulus Akpol tahun 2013.

"(Ferdy Sambo bilang) 'Dinda, sini kamu'. (Saya jawab) 'Perintah jenderal'. (Sambo nanya) 'Kamu Akpol berapa?'. (Saya jawab) 'Siap saya 2013, perintah untuk kami, Jenderal'," ucap Samual.

Dia mengatakan Ferdy Sambo kemudian memintanya tidak bersuara kencang saat menginterogasi Eliezer. Sambo mengatakan Eliezer sudah membela keluarganya dan khawatir psikologis Eliezer terganggu.

"Kemudian dia menyampaikan, 'Kamu jangan kenceng-kenceng nanyanya ke Richard, dia sudah bela keluarga saya. Kalau kamu nanyanya begitu, dia baru mengalami peristiwa membuat psikologisnya terganggu. Bisa ya?'. (Saya jawab) 'Siap bisa, Jenderal'," kata Samual.

"Jadi pada saat itu kami, merasa mungkin saya yang salah karena saya bertanya terlalu keras dan mencecar adik Richard," tambahnya.

Merasa Takut

Selain itu, Samual juga mengaku merasa takut. Samual merasa tidak memiliki kebebasan saat memeriksa Richard Eliezer.

"(Richard Eliezer cerita) setelah peristiwa di Magelang, kami mendapatkan penyampaian langsung dari pak FS saat itu bahwa 'untuk peristiwa di Magelang tidak usah diumbar ke mana-mana karena itu merupakan aib keluarga saya'," kata Samual.

Karena perkataan itulah, Samual merasa tidak berani lebih jauh mendalami peristiwa penembakan Yosua. Samual merasa itu ranah sensitif Sambo.

"Kami menyadari bahwa ketika hal sensitif itu kami tidak bisa, tidak berani banyak bertanya kepada saksi pada saat itu," ucap Samual.

Simak video 'Sambo Geram Lihat Penyidik Cecar Eliezer: Dinda Sini, Kamu Akpol Berapa?':

[Gambas:Video 20detik]



(zap/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads