Pesan Waket MPR ke Kader Muhammadiyah: Jangan Alergi Politik

Pesan Waket MPR ke Kader Muhammadiyah: Jangan Alergi Politik

Erika Dyah - detikNews
Rabu, 02 Nov 2022 09:22 WIB
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Yandri Susanto menyebutkan Muhammadiyah bersama Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi massa terbesar di Indonesia dengan andil merawat keberlangsungan negara. Keduanya menjadi penopang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Karena itu Muhammadiyah harus peduli dan mau ambil bagian untuk merawat keberlangsungan negara ini," kata Yandri dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).

Hal ini ia sampaikan dalam Silaturahmi dengan Pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Utara serta Anggota DPRD dan Caleg DPR RI Partai Amanat Nasional (PAN) di Tarakan, Kalimantan Utara pada Selasa (1/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan organisasi massa Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama lahir berdekatan. Yakni Muhammadiyah lahir pada tahun 1912, sedangkan Nahdlatul Ulama lahir 1926.

"Kalau Muhammadiyah dan NU besar, maka tidak ada arus pemecah belah yang bisa masuk ke Indonesia. Kalau Muhammadiyah dan NU besar, dan seiring sejalan, maka tidak ada yang bisa memecah belah Indonesia," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN ini, bila Muhammadiyah dan NU besar Indonesia tidak akan mudah dimasuki oleh paham-paham sesat, radikalisme, dan terorisme.

"Musuh kita yang paling utama adalah kebodohan dan kemiskinan. Sebenarnya Muhammadiyah mempunyai visi mengentaskan kemiskinan dan kebodohan. Itulah tugas dari persyarikatan," tuturnya.

Yandri juga menyebut kader Muhammadiyah harus peduli dengan politik. Sebab, semua hal di negara ini diatur dengan politik. Mulai dari pembuatan undang-undang, peraturan daerah, peraturan gubernur, dan peraturan bupati.

"Pembuatan undang-undang dilakukan DPR dan pemerintah, juga peraturan daerah yang dibuat kepala daerah dengan DPRD. Peran politisi di lembaga legislatif sangat menentukan sebuah undang-undang, atau peraturan daerah," terangnya.

Ia mengimbau kepada kader Muhammadiyah agar tidak alergi dengan politik.

"Kader Muhammadiyah jangan alergi politik. Sangat mulia menjadi politisi. Sebab banyak yang bisa kita lakukan dengan menjadi politisi. Pengaruh kekuasaan sangat besar sekali. Karena itu kekuasaan penting, tapi jangan disalahgunakan," paparnya.

Di sisi lain, Yandri mengajak kader Muhammadiyah selalu menjaga persatuan dan kekompakan sebagaimana filosofi pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan. Filosofi Muhammadiyah tergambar dari logo organisasi Muhammadiyah yang melambangkan matahari bersinar sebagai rahmatan lil alamin.

Yandri berharap pada tahun 2024 mendatang era kebangkitan Muhammadiyah hadir di semua lini. Baik di pusat, provinsi maupun daerah.

"Cara untuk mengajak pada kebaikan, amar ma'ruf nahi munkar, adalah bila menduduki posisi-posisi strategis dan penting di politik, apakah sebagai anggota DPR, gubernur, bupati, walikota, dan posisi strategis lainnya di pemerintahan. Kader Muhammadiyah harus memiliki kepedulian. Mari kita bangkitkan semangat Muhammadiyah itu," pungkasnya.

Sebagai informasi, silaturahmi ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Muhammadiyah Kaltara, H. Syamsi Sarman, Ketua DPW PAN Kaltara Ibrahim Ali, Staf Khusus Wakil Ketua MPR Yahdil Harahap, serta Ketua Aisyiyah Hj. Mardiana.

(fhs/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads