Anggota DPRD DKI Jakarta, Eneng Malianasari, mengkritik keberadaan jalur sepeda permanen di jalan protokol Ibu Kota. Menurutnya, jalur sepeda yang dibangun justru memperlambat lalu lintas.
"Jalur sepeda yang dibangun di jalan-jalan protokol itu adalah jalan besar, jalan di Jaksel misalnya ke arah Manggarai, ketimbang perlancar mobil dan motor itu malah memperlambat," kata Eneng saat rapat pembahasan rancangan KUA-PPAS APBD 2023 di Grand Cempaka Resort, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022).
Eneng juga menyoroti penempatan jalur sepeda tidak disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan yang melintas sehari-hari. Imbasnya, jalur sepeda justru didominasi oleh kendaraan bermotor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dia mengambil space tapi yang diperuntukkan untuk sepeda juga nggak jalan. Pada akhirnya itu juga alih fungsinya nggak jelas. Disebut jalur sepeda, sepedanya nggak ada. Disebut jalur motor, itu katanya nggak boleh," ujarnya.
Politikus PSI itu lantas mempertanyakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas selama ini. Dia juga menyoroti tiang-tiang pembatas jalur sepeda permanen malah rusak akibat diterobos kendaraan bermotor.
"Tapi pengawasannya gimana? Dan tiang-tiangnya itu daripada jadi pembatas malah jadi bikin nyangkut di orang-orang, apalagi kalau semisal udah masuk bemo-bemo," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengakui jalur sepeda kerap dikooptasi oleh kendaraan ketika ditinggalkan petugas. Karena itu, pihaknya akan memaksimalkan kamera ETLE dalam melakukan pengawasan.
"Tentu pengawasannya kami terus koordinasi dengan rekan Kepolisian dan Kogartap, dalam hal ini di beberapa titik ketika petugas tinggalkan tempat itu kembali dikooptasi oleh roda 2 maupun oleh bajai," jelasnya.
"Oleh sebab itu, seperti yang saya sampaikan kami akan mengoptimalkan Electronic Traffic Low Enforsment (ETLE) bersama rekan Polda Metro Jaya," tambahnya.
Simak juga 'Anies Naik Sepeda ke Balai Kota di Hari Terakhir Menjabat Gubernur DKI':