Kolaborasi Tangani Sampah Plastik, Greenhope-Pemerintah Dukung Solusi 4R

Kolaborasi Tangani Sampah Plastik, Greenhope-Pemerintah Dukung Solusi 4R

Erika Dyah - detikNews
Minggu, 23 Okt 2022 19:04 WIB
Greenhope
Foto: Greenhope
Jakarta -

Perusahaan teknologi penghasil resin plastik ramah lingkungan, Greenhope menciptakan solusi untuk menangani polusi sampah plastik. Salah satunya melalui kolaborasi dengan pemerintah hingga komunitas.

Hal ini dilakukan untuk mendukung target pemerintah mengurangi sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025. Tak tanggung-tanggung, 16 kementerian dan lembaga berkolaborasi untuk memenuhi target ambisius tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 83 yang diterbitkan pada tahun 2018.

Dalam kegiatan Silaturahmi Industri Hijau yang diinisiasi Greenhope bersama Gerakan Pasti (Plastik Akal Sehat untuk Indonesia) pada Senin (17/10), Greenhope dan Gerakan Pasti melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kolaborasi 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Return to Earth).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesepakatan tersebut dilakukan oleh entitas pelaku usaha dan NGO bersama tiga perusahaan rintisan pengelolaan sampah, yaitu Jangjo, Rekosistem, dan Green Prosa.

Sekjen Gerakan Pasti Variaty Johan dalam Silaturahmi Industri Hijau menjelaskan kolaborasi ini meliputi edukasi untuk perubahan pola pikir masyarakat terhadap penangan sampah, pemilahan dan pengelolaan sampah plastik, pengelolaan sampah organik, serta penggunaan plastik yang mudah terurai. Ia menyebutkan proyek-proyek tersebut akan dilaksanakan di Jakarta, Banyumas, dan Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Dengan kolaborasi ini, kita mau tunjukkan bahwa masing-masing solusi bisa saling melengkapi dan impactnya bagi masyarakat akan semakin besar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (23/10/2022).

Co-Founder dan CEO Greenhope, Tommy Tjiptadjaja menambahkan perlu adanya pertimbangan beragam variabel untuk menyelesaikan masalah solusi sampah plastik yang ada di Indonesia.

"Semua solusi atau inovasi yang muncul harus memperhatikan aspek lokal, yakni budaya, tingkat sosio-ekonomi, infrastruktur penanganan sampah, kompleksitas geografi dan iklim," ungkap Tommy.

Pria peraih penghargaan Sociopreneur dari World Economic Forum itu menilai ekonomi sirkular di Indonesia akan berjalan bila dilakukan dengan tiga tahapan inovasi.

"Perlu dilakukan inovasi teknologi yang menghasilkan plastik mudah terurai, inovasi proses yang menyangkut proses pemilahan hingga pengolahan sampah serta inovasi sosial yang menstimulasi perubahan mindset dan perilaku," urai Tommy.

Ia menekankan masing-masing solusi, baik reduce, reuse, recycle, maupun return to earth (4R) sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga perlu dikelola efek sampingnya.

"Masalah sampah plastik merupakan masalah yang sistemik sehingga tidak ada satupun solusi R yang paling hebat sendiri, semua harus holistik dan kontekstual serta terjangkau," ujarnya.

Dengan keyakinan ini, ia mengatakan Greenhope siap bermitra dengan berbagai pihak untuk melakukan kolaborasi dalam penanganan sampah plastik. Adapun salah satu langkah yang dilakukan pihaknya adalah pencegahan di hulu hingga penanganan di hilir dengan penggunaan bahan plastik yang mudah terurai (biodegradable).

Baca halaman berikutnya soal Dukungan Pemerintah, Lembaga, dan Komunitas

Simak juga 'Inovatif! Satpam Ini Sulap Sampah Plastik Jadi BBM':

[Gambas:Video 20detik]



Dukungan Pemerintah, Lembaga, dan Komunitas

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang diwakili oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi turut menghadiri kegiatan Silaturahmi Industri Hijau untuk mendukung pengembangan industri plastik mudah terurai secara alami.

"Tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi problem sampah plastik yang kompleks ini sehingga perlu solusi holistik dan kontekstual yang sesuai dengan sosio-ekonomi masyarakat, iklim, dan kondisi geografis Indonesia," tutur Doddy.

Ia mengatakan Solusi Return to Earth adalah upaya terobosan berupa inovasi plastik mudah terurai di alam yang dapat meminimalisasi timbulan sampah plastik.

"R keempat ini dapat menjadi solusi untuk plastik-plastik kemasan kecil yang terkontaminasi dan sulit untuk didaur ulang agar tidak menjadi beban lingkungan karena belum mampu diatasi dengan metode 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Doni Monardo menyampaikan apresiasi atas kontribusi Greenhope dalam menyukseskan program 'Citarum Harum'.

Menurutnya, penggunaan kantong bibit Ecoplas Greenhope yang terbuat dari Singkong mampu meningkatkan keberhasilan penanaman bibit di kawasan hulu Sungai Citarum.

"Jutaan bibit kopi dan tanaman hijau yang ditanam di kawasan hulu Citarum, juga telah menunjukkan progres yang cukup baik. Salah satunya menghasilkan biji kopi premium yang tidak terdapat kandungan plastiknya," beber mantan wakil komandan Satgas Citarum Harum ini.

Doni pun menyinggung soal bibit kopi yang ditanam dengan kantong bibit Ecoplas beberapa tahun lalu. Menurutnya, hasil itu sudah dipanen dan dibeli oleh PT Kapal Api.

"Dan sekarang informasinya sudah masuk di pasar Eropa, khususnya Italia. Artinya, bahwa kualitas kopi ini premium, tidak ada kandungan plastik di dalam biji kopinya," tegas Doni.

Selain menggunakan material plastik yang mudah terurai, Doni mengimbau seluruh lapisan masyarakat agar mau melakukan perubahan perilaku demi keberlangsungan lingkungan. Menurutnya, visi 'Indonesia Emas 2045' akan sulit terwujud dan hanya menyisakan 'Indonesia Cemas' tanpa adanya kesadaran kolektif untuk memperbaiki lingkungan.

"Tetapi begitu banyak pihak-pihak yang sekarang bekerja keras untuk menjaga ekosistem negara kita, maka Indonesia Emas insya Allah akan terwujud," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pasti, Naning Adiwoso mengatakan penanganan masalah sampah plastik tidak mudah.

"Kita perlu melakukan kampanye perubahan pola pikir dengan cara melakukan kampanye kepada masyarakat yang berada di level paling bawah selain mengedukasi untuk mulai berubah ke penggunaan sampah plastik mudah terurai," terangnya.

Ia menjelaskan polusi sampah plastik menjadi salah satu penyebab krisis lingkungan yang bermuara pada perubahan iklim. Untuk itu, manusia mau tak mau harus mengubah kebiasaan dari yang abai menjadi lebih peduli lingkungan.

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyampaikan masalah lingkungan ini membuat industri hijau yang berkelanjutan telah menjadi tren global. Tidak hanya jadi peluang bisnis, tapi juga membangun peradaban dunia.

"Kadin sebagai rumah bagi pelaku usaha industri, berkomitmen untuk mengeksplorasi industri hijau di Indonesia dengan berbagai tantangannya," ujar Arsjad.

Komitmen itu, lanjut Arsjad, akan dilakukan dengan cara mendorong sektor industri hijau melalui perjanjian bilateral di jaringan dalam dan luar negeri.

"Lalu kami juga mendorong kemitraan publik dan swasta untuk mengembangkan industri hijau," ucapnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan ini dilakukan juga peresmian operasional pabrik baru Greenhope itu. Kegiatan ini dihadiri perwakilan lima unsur (pentahelix), yaitu pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media, dan komunitas masyarakat.

Perwakilan dari kelima unsur tersebut antara lain Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Deputi Sistem Nasional (Sisnas) Dewan Ketahanan Nasional Deputi Sisnas Watannas Syachrial E. Siregar, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Strategis Diaz Hendropriyono, Ketua Umum Gerakan Pasti (Plastik Akal Sehat untuk Indonesia) Naning Adiwoso, Komisaris Utama Disway Dahlan Iskan, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, Ketua National Plastic Action Partnership (NPAP) Tuti Hadiputranto, Founder dan CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja, Founder dan CIO Greenhope Sugianto Tadio, akademisi ITB Profesor Akhmad Zainal Abidin, Presiden Direktur PT Suparma Edward Sopanan. Selain nama-nama tersebut, ada sekitar 200-an hadirin lainnya yang berasal dari beragam unsur pentahelix.

Halaman 2 dari 2
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads