Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyoroti tidak adanya adegan penembakan gas air mata ke tribun pada rekonstruksi tragedi Kanjuruhan. Polri menanggapi singkat terkait hal tersebut.
"Sudah saya sampaikan di Surabaya," kata Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Jumat (21/10/2022).
Sementara itu, dalam rilis resmi Divhumas Mabes Polri, Dedi mengatakan inti dari rekonstruksi melakukan reka adegan di mana masuknya suporter ke dalam lapangan. Hingga, terjadinya kericuhan dan berujung pada ditembakkan gas air mata. Jumlah adegan dalam rekonstruksi ini sebanyak 30 adegan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kata Dedi, dalam proses rekonstruksi tersebut, penembakan gas air mata hanya dilakukan simbolik sebatas untuk kebutuhan dari proses rekonstruksi tersebut.
"Selanjutnya suporter ada yang masuk lapangan dan terjadi kericuhan sehingga terjadi penembakan gas air mata yang dilakukan oleh anggota Samapta Polres Malang, anggota Brimob Kompi Porong dan anggota Brimob Kompi Madiun di dalam areal Stadion," kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10).
Dedi menambahkan, dalam proses rekonstruksi tersebut, polisi menghadirkan 54 orang yang berperan sesuai dengan konstruksi hukum tragedi Kanjuruhan tersebut. Mulai dari supporter hingga anggota kepolisian.
"Terdiri dari, tersangka 3, Suporter 10, Steward 1, Keeper 1, Padal 10, Anggota Brimob Porong 10, Anggota Brimob Madiun 17, Anggota Samapta Polres Malang 2," tuturnya.
TGIPF Minta Tembakan Gas Air Mata ke Tribun Diusut
Rekonstruksi tragedi Kanjuruhan yang dilakukan oleh pihak kepolisian tak ada adegan penembakan gas air mata ke arah tribun penonton. TGIPF Kanjuruhan meminta seluruh rangkaian rekonstruksi dilakukan secara transparan sesuai dengan rekomendasi.
"TGIPF meminta semua (rekonstruksi) dilakukan secara terbuka dan transparan, itu jelas sekali rekomendasinya," kata anggota TGIPF Akmal Marhali saat dihubungi, Kamis (20/10).
Akmal menilai salah besar jika tak ada penembakan ke arah tribun penonton seusai laga Arema FC vs Persebaya. Sebab, menurutnya, fakta di lapangan ada personel polisi yang melepaskan tembakan gas air mata ke tribun penonton.
"Kalau misalkan disangkakan tidak ada penembakan (gas air mata) ke arah tribun, ya salah besar. Fakta-faktanya di lapangan kan banyak yang (menembakkan) ke (arah) tribun," kata Akmal.
"Kalau penembakan secara umum semua polisi, ya jelas adalah, pasti. Video yang tersebar di media sosial saja jelas," kata Akmal.
Lihat Video: Komnas Ham Cek CCTV Stadion Kanjuruhan: Tak Ada yang Dihapus!