Komnas HAM akan mengusut penghapusan tiga jam rekaman CCTV terkait Tragedi Kanjuruhan. Komnas HAM mengungkapkan pentingnya peran rekaman CCTV yang dihapus itu.
"Yang pertama kan kemudian pentingnya adalah membuat peristiwa itu menjadi lebih detail. Menjadi lebih detail. Itu yang pertama," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2022).
Beka mengatakan, melalui CCTV tersebut, bisa diketahui kronologi jelasnya peristiwa yang menewaskan 132 orang itu. Selanjutnya Beka menuturkan dari rekaman CCTV yang dihapus juga bisa memperjelas siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua juga kita bisa tahu kronologi seperti apa sehingga memperjelas, saya kira memperjelas latar belakang kenapa korban yang jatuh itu sangat banyak. Itu yang kedua," ujarnya.
"Yang ketiga itu juga bisa digunakan untuk memperjelas pihak-pihak yang harus bertanggung jawab. Artinya di lapangan maupun nantinya para pengambil kebijakan atau yang menyusun strategi pengamanan, rencana pengamanan. Saya kira itu," lanjutnya.
Pola Penghapusan Mirip Kasus Sambo
Beka mengatakan pola penghapusan rekaman CCTV ini mirip dengan kasus Ferdy Sambo.
"Jadi Komnas HAM sampai saat ini masih mendalami soal CCTV yang hilang itu, rekaman itu, karena ini kan polanya saya kira pola berulang ya, seperti kemarin mau dikaitkan dengan Sambo juga ada seperti itu," ucapnya.
Beka mengatakan pihaknya tentu bakal menyelidiki terkait hilangnya CCTV tersebut. Hal ini sebelumnya diungkap oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
"Dan ini kalau TGIPF masih belum menemukan CCTV yang hilang, tentu saja kita akan dalami juga sebagai bagian dari penyelidikan Komnas, apalagi Komnas ini penyelidikannya masih berjalan," katanya.
"Jadi kami masih punya kesempatan untuk mendalami hal itu," tambahnya.
Simak video '3 Poin Penting dari Komnas HAM soal CCTV Kanjuruhan yang Hilang':