Polri bakal menggelar rekonstruksi terkait tragedi Kanjuruhan pada Kamis pekan depan. Nantinya polisi bakal mencari tahu arah tembakan gas air mata hingga jenis pelurunya.
"Kemudian pada hari Kamis (20/10), tim juga akan melaksanakan rekonstruksi. Karena akan melihat tentang berapa tembakan yang dilakukan kemudian arah tembakan kemudian perintah tembakan, jenis peluru yang digunakan, ini semuanya sekali lagi dalam rangka proses pembuktian," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (15/10/2022).
Dedi mengatakan bahwa hal ini sesuai perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam penuntasan kasus. Dia mengatakan pihaknya nanti bakal mengevaluasi soal pengamanan hingga penggunaan gas air mata di stadion.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan komitmen Bapak Kapolri tentunya untuk kasus ini segera dituntaskan dan perbaikan-perbaikan terkait regulasi keselamatan dan keamanan ini sudah diproses dan rekomendasi dari tim pencari fakta pun menyebutkan ke depannya untuk pengamanan, kita lebih mengedepankan steward, untuk penggunaan gas air mata, kemudian peralatan-peralatan pengendalian massa, dan peralatan-peralatan yang dapat memprovokasi massa di stadion, itu tentunya tidak digunakan kembali," katanya.
Selanjutnya, Polri juga sudah menganut pada regulasi keselamatan yang diatur oleh FIFA dalam hal keselamatan dan keamanan. Revisi regulasi juga akan dilakukan dari tingkat desa hingga internasional.
"Kita mengacu kepada regulasi keselamatan dan keamanan yang sudah dikeluarkan sesuai dengan statuta FIFA dan lembaga Polri sudah membuat suatu regulasi bagaimana keselamatan dan keamanan menjadi hal yang paling mutlak di dalam pengamanan setiap pertandingan," katanya.
"Nanti sudah ada, mulai pertandingan tingkat desa pun sudah kita atur. Kemudian tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, sampai tingkat nasional bahkan sampai tingkat internasional, semua standar penamanannya sama," tambahnya.
Korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bertambah. Saat ini korban tewas menjadi 132 orang.
"Korban meninggal dunia bertambah 1 atas nama Helen Prisella," ucap Kapolres Malang AKBP Putu Kholis kepada detikcom, Selasa (11/10).
Helen sebelumnya dirawat di RSU Saiful Anwar Malang. Saat itu dia dikategorikan luka sedang lalu dipindah ke ICU dan kondisinya memburuk.
"Pasien dinyatakan meninggal dunia pada hari Selasa pukul 14.25 WIB," ucapnya.