Para anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Tujuan mereka bertemu Jokowi adalah menyerahkan hasil investigasi dan rekomendasi atas temuan peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan.
Dirangkum detikcom, Sabtu (15/10/2022), Menko Polhukam Mahfud Md memimpin 13 anggota TGIPF bertemu Jokowi untuk menyampaikan hasil temuan dalam investigasi Tragedi Kanjuruhan. Hasil temuan TGIPF itu nantinya bakal digunakan Jokowi untuk menentukan langkah bersama FIFA.
"Sekarang bersama 13 anggota TGIPF kerusuhan sepakbola di Kanjuruhan, ini akan menghadap ke Presiden untuk menyampaikan laporan berdasarkan temuan-temuan yang mungkin ada yang belum terungkap di berbagai media atau tim-tim lain," kata Mahfud kepada wartawan di Istana, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Setelah bertemu Jokowi, Mahfud pun membeberkan fakta-fakta baru berdasarkan hasil investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan. Berikut ini fakta-fakta yang diungkap TGIPF:
Terungkap Hasil Rekaman CCTV
Mahfud Md menyampaikan TGIPF sudah melakukan rekonstruksi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan berdasarkan 32 CCTV di lokasi kejadian yang menewaskan 132 orang tersebut. Dari hasil telaah CCTV, Mahfud menyebut proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan jika dibandingkan dengan yang beredar di media sosial (medsos).
"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh itu proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di TV dan medsos, karena kami merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat," kata Mahfud dalam jumpa pers yang disiarkan YouTube Setpres, Jumat (14/10).
Mahfud mengatakan dalam cuplikan yang diambil dari CCTV, Tragedi Kanjuruhan lebih mengerikan dari hanya sekadar disemprot gas air mata. Dia menyebut ada yang bergandengan untuk bisa keluar dan ada yang temannya tertinggal di dalam, lalu ada juga yang masuk kembali ke stadion untuk menyelamatkan temannya.
"Jadi itu lebih mengerikan dari sekadar semprot mati, semprot mati gitu. Ada yang gandengan untuk bisa keluar bersama, satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk menolong temannya terinjak-injak mati," ujarnya.
Mahfud menyampaikan ada juga yang terlihat diberi bantuan pernapasan. Menurut Mahfud, rekaman dari CCTV menampilkan peristiwa yang lebih mengerikan dibandingkan yang beredar di medsos.
"Ada juga yang memberi bantuan pernapasan, itu karena satunya sudah tidak bisa bernapas, kena semprot juga mati, itu ada di situ, lebih mengerikan daripada yang beredar karena ini CCTV," jelasnya.
Simak fakta baru lainnya di halaman selanjutnya:
Lihat juga Video: Jokowi Minta Polri Lanjutkan Penyelidikan Tragedi Kanjuruhan
(fas/rfs)