Dubes Rusia Sebut Serangan ke Ukraina Balas Ledakan di Jembatan Crimea

Dubes Rusia Sebut Serangan ke Ukraina Balas Ledakan di Jembatan Crimea

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Rabu, 12 Okt 2022 15:01 WIB
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada Rabu (12/10).
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada Rabu (12/10). (Matius Alfons/detikcom)
Jakarta -

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva membeberkan alasan Rusia meluncurkan puluhan rudal ke Ukraina hingga menewaskan 19 orang. Vorobieva mengatakan serangan itu merupakan bentuk balasan untuk serangan Ukraina, khususnya ledakan di jembatan Crimea.

"Alasan yang sangat jelas Ukraina terlibat dalam serangan teroris terhadap wilayah Rusia, presiden kita (Vladimir Putin) telah, dia sebenarnya menjelaskan Senin lalu, dengan sangat jelas alasan serangan rudal di Ukraina," kata Vorobieva saat konferensi pers di kediaman Dubes Rusia, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/10/2022).

"Ukraina berperilaku seperti teroris, dengan pembunuhan dan ada beberapa serangan teroris di pembangkit nuklir kami, upaya penyerangan, serangan itu kami cegah, dan tentu saja puncaknya adalah insiden di jembatan Crimea," sebutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vorobieva lalu membeberkan alasan ledakan di jembatan Crimea menjadi puncak kemarahan Rusia. Dia mengatakan jembatan Crimea merupakan simbol persatuan yang dibangun setelah Crimea bergabung dengan Rusia.

"Anda tahu mengapa jembatan Crimea menjadi puncaknya? Itu adalah simbol persatuan Rusia, dibangun setelah Crimea kembali ke Rusia untuk menghindari transit ke wilayah Ukraina, sekarang akses langsung dari wilayah Rusia ke Crimea," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Dan Anda tahu bahwa di Ukraina banyak orang percaya itu tidak ada, bahwa itu palsu, disebarluaskan oleh Rusia, dan pada kenyataannya tidak ada, padahal itu memang ada, dan objeknya yang sangat canggih. Tidak hanya memiliki arti kemudahan infrastruktur dan transportasi bagi kami, tetapi juga simbol persatuan Rusia, dan ketika serangan teroris dilakukan oleh Ukraina, tentu saja itu perlu menjadi puncaknya," lanjut dia.

Simak Video 'Balas Ledakan Jembatan Crimea Rusia Hujani Rudal ke Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Vorobieva lalu merespons soal adanya belasan korban jiwa akibat serangan rudal Rusia tersebut. Dia mengakui serangan itu memang mengerikan, tapi menegaskan Rusia tidak pernah mengincar warga sipil.

"Anda mengatakan bahwa 19 orang terbunuh, tentu saja itu mengerikan, setiap nyawa berharga. Tapi sekali lagi itu menunjukkan bahwa kami tidak menargetkan warga sipil, kami tidak melakukan cara Amerika," ujar Vorobieva.

"Apakah Anda tahu berapa banyak orang, warga sipil, yang terbunuh di Irak? Sekitar 1 juta. Apakah Anda ingat berapa banyak warga sipil yang tewas dalam pemboman Serbia? Lebih dari 2.500. Jadi sekali lagi kami mencoba untuk menyelamatkan warga sipil, tetapi kami tidak dapat mentolerir serangan teroris di wilayah kami," tambahnya.

Jembatan Crimea yang diresmikan langsung oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018, menjadi jalur transportasi utama untuk membawa peralatan militer kepada tentara Rusia yang bertempur di Ukraina, terutama di wilayah selatan, juga mengangkut pasukan Moskow selama perang berlangsung di Ukraina.

Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina pada 2014, dalam langkah yang tidak pernah diakui dunia internasional.

Halaman 2 dari 2
(maa/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads