Anies Baswedan merasa bersyukur telah diusung Partai NasDem menjadi bakal capres pada Pilpres 2024. Deklarasi yang dihelat pada 3 Oktober 2022 itu, dikatakan Anies, tanpa ada pembicaraan sebelumnya.
"Saya alhamdulillah, saya bersyukur atas apa yang saya jalani dan saya selalu yakin bahwa kejadian-kejadian yang muncul di luar kendali saya, di luar intervensi saya, itu rencana Allah. Dan itu pasti yang terbaik. Kecuali atas sesuatu yang saya kerjakan, itu berarti secara intensional saya melakukan. Tapi, kalau ada hal-hal yang terjadi di luar kendali saya, pasti Allah punya rencana," jelas Anies dalam program Blak-blakan di detikcom.
Anies kemudian berbicara tentang kilas balik dalam Pilgub DKI Jakarta, yang digelar pada 2016. Menurutnya, tanggal pendaftaran cagub-cawagub pada 23 September 2016, yang sejatinya Anies dan istrinya menghadiri undangan menjadi pembicara di New York. Namun, karena terkena demam berdarah (DBD) beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Amerika Serikat (AS), rencana itu pun batal.
Undangan keberangkatan Anies ke AS untuk menghadiri side event general assembly tentang pendidikan di sela-sela Sidang Umum PBB yang digelar pertengahan September 2016 disampaikan sejak Januari, yakni saat dirinya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, beberapa bulan sebelum acara, Anies diganti oleh Presiden Jokowi.
"Otomatis saya berhenti menjadi menteri. Jadi Kemdikbud mengirimkan surat kepada penyelenggara di New York, tapi mereka (penyelenggara) bilang undangannya tetap berlaku," ujarnya.
Bahkan saat itu Anies menyampaikan kepada pihak penyelenggara melalui pihak Kemendikbud untuk menukar tiket business class-nya ke economy class sebanyak dua tiket agar dia bisa mengajak istrinya ke Negeri Paman Sam.
"Karena sejak selesai kuliah itu kami belum pernah kembali ke Amerika lagi berdua. Saya kan dosen, mau terbang jalan-jalan ke sana juga bukan sesuatu yang mudah. Kenapa? Saya kan lagi nganggur, Mas. Ini kan lagi udah selesai reshuffle, tidak ada tanggung jawab apa-apa, ya sudah, saya mau pergi saja, jalan-jalan ke Amerika. Jadi diurus visa dan tiket untuk kita berdua," ujarnya.
Tapi nasib berkata lain. Awal September, Anies terkena DBD dan harus dirawat di rumah sakit. "Anyway saat saya dirawat, bukan bed rest lagi, tapi dirawat di RS pakai infus, pakai segala macam. Pas saya dirawat di RS itulah ketua partai datang ke RS jam 10 malam. Mereka menanyakan bersedia apa tidak (maju di Pilgub DKI," ungkap Anies.
Bagi Anies, permintaan itu (cagub) oleh Prabowo dan PKS di luar ekspektasinya. Sebab, saya itu sebelumnya jubir Jokowi saat Pilpres 2014, yang berhadapan dengan Prabowo-Hatta. Selain itu, nama Anies tidak masuk dalam radar survei jelang Pilgub DKI 2016.
"Maksud saya, itu kalau tidak kena gigitan nyamuk (DBD), itu saya berada di Amerika dan pihak RS memang menganjurkan jangan penerbangan lama karena habis kena DBD. Sampai saya itu kirimkan sampelnya ke sana karena kita nggak enak, Mas, kalau penyelenggara konferensi internasional itu sudah undang 9 bulan sebelumnya, kemudian beberapa minggu batal. Batalnya harus dengan alasan legitimate," ucap pria kelahiran 7 Mei tersebut.
Dari perjalanan menuju Pilgub DKI Jakarta itulah, Anies merasa proses perjalanan politiknya di luar kendali dirinya. Bagaimana dengan Pilpres 2024?
Tonton wawancara lengkapnya dalam program Blak-blakan detikcom Selasa, 11 Oktober 2022.
(ddg/ddg)