APPI: Rantis Tak Cukup Janjikan Keamanan-Kenyamanan bagi Pesepakbola

APPI: Rantis Tak Cukup Janjikan Keamanan-Kenyamanan bagi Pesepakbola

Karin Nur Secha - detikNews
Senin, 10 Okt 2022 16:31 WIB
CEO APPI, Hardika Aji
CEO APPI, Hardika Aji (Karin Nur Secha/detikcom)
Jakarta -

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah stakeholder di Kantor Kemenpolhukam, Jakarta Pusat. Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) turut menjadi salah satu peserta rakor tersebut.

Dalam rakor, APPI menyoroti sejumlah poin utama, termasuk kehadiran kendaraan taktis atau rantis bagi para pemain bola. APPI menyampaikan rantis tak selamanya menjadi andalan untuk pengamanan para pemain sepakbola.

"Masalah SOP ke depannya bahwa dari sisi pemain yang paling utama adalah tidak selamanya rantis menjadi andalan saat adanya liga klasik," ujar CEO APPI, Hardika Aji, di kantor Kemenpolhukam, Jakarta Pusat, Senin (10/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan rantis pun kemarin kehadiran tidak cukup menjanjikan begitu, untuk keamanan dan kenyamanan mereka, nah ini ya poin tadi yang harus didiskusikan oleh mereka ke depan, sehingga tidak hanya titik puncaknya adanya nyawa hilang, tapi juga berbagai isi macam. Baik dari pemain adalah jangan terus-menerus selalu menggunakan rantis untuk ke depan dan itu nggak bisa sendiri," sambungnya.

Kemudian, para pemain melalui Aji juga meminta penundaan liga sampai ada evaluasi terkait Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) lalu. Selanjutnya, masalah lainnya adalah banyaknya stadion yang tidak layak untuk pertandingan liga besar.

ADVERTISEMENT

"Itu juga sudah diamini Presiden Jokowi melalui Kemen PUPR yang menginginkan adanya audit di stadion Indonesia itu juga memang begitu banyak hal yang perlu dievaluasi," kata Aji.

Aji mengatakan hal ini perlu didiskusikan oleh seluruh pihak, termasuk suporter, pemilik federasi liga, kepolisian, dan lainnya. Mereka harus berdiskusi terkait bagaimana cara membuat pertandingan besar yang aman dan nyaman.

"Jadi kalau semua pemain sudah bisa main dengan nyaman. Datang ke stadion dengan tenang, bertanding dengan nyaman, di hotel juga dengan tenang, pasti suporter juga lebih aman sih," ucapnya.

Dia mengatakan masalah terpenting adalah seluruh pihak seharusnya mengikuti aturan yang sudah ada. Termasuk aturan terkait tidak memperbolehkan adanya senjata masuk ke stadion meskipun itu dari pihak kepolisian.

"Bagaimana ketika tidak dilaksanakan, hukuman yang dibikin efek jera kepada pihak pihak itu kan belum berjalan, bagaimana suporter dihukum heran ya seperti apa. Pemain pun (kalau melarang) hukuman jera untuk pemain seperti apa, ketika ada hukuman yang jera pasti kan mereka akan berpikir dua kali kalau nggak melaksanakan SOP itu," jelasnya.

(ain/maa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads