Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan menyampaikan tanggapannya terhadap pelaksanaan The 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) dengan tema 'Stronger Parliaments for Sustainable Recovery' yang digelar di DPR RI, Senayan, Jakarta.
Syarief menilai pelaksanaan P20 harus dapat mendorong peran Parlemen dalam berbagai isu dan masalah global yang tengah menjadi fokus dari negara-negara G20.
"Parlemen harus menunjukkan perannya dalam membantu pemulihan ekonomi global, percepatan pembangunan berkelanjutan, dan penerapan ekonomi hijau, keamanan pangan dan energi yang menjadi isu utama global dewasa ini," ungkap Syarief dalam keterangannya, Sabtu (8/10/2022)..
Lebih lanjut, Syarief menyampaikan P20 perlu menjadi momentum untuk memperkuat demokrasi di negara-negara G20.
"Dalam dunia demokrasi, keseimbangan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif menjadi bagian penting yang harus diperhatikan. Parlemen sebagai representatif dari kekuasaan yudikatif harus menghadirkan hasil-hasil legislasi dan pengawasan terhadap pemerintahan sehingga demokrasi semakin kuat," paparnya.
Terkait pelaksanaan P20, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga mendukung komitmen P20 dalam menghadapi perubahan iklim. Hal ini termasuk tercapainya net zero emission pada 2060. Bahkan, Syarief juga mendukung penuh komitmen emisi nol bersih yang dicanangkan dalam forum P20.
"Dalam forum P20 telah dinyatakan komitmen parlemen negara-negara G20 dalam mendorong tercapainya emisi nol bersih pada tahun 2060. Komitmen ini menjadi poin yang penting mengingat perubahan iklim menjadi masalah serius yang dihadapi hari ini," katanya.
"Kami dari Fraksi Partai Demokrat mendukung komitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 adalah bagian dari pelaksanaan hasil KTT Perubahan Iklim COP-26 yang diadakan di Glasgow tahun lalu, melalui pembangunan rendah karbon (PRK) sebagai tulang punggung strategi pemulihan yang akan membawa Indonesia menuju ekonomi hijau," imbuhnya.
Syarief pun menambahkan langkah-langkah yang dibahas dalam forum P2 sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Meski demikian, upaya tersebut juga memerlukan kontribusi dari masyarakat. Sebab, Syarief menilai negara tidak bisa menghadapi krisis iklim sendirian.
"Dalam tujuan pembangunan nasional Indonesia, disebutkan harus menyeimbangkan tiga pilar ekonomi, sosial, dan juga lingkungan, khususnya selama fase pemulihan pandemi COVID-19. Masyarakat harus didorong untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan terkait aksi iklim," urainya.
"Tidak ada negara yang dapat menghadapi krisis iklim dengan perjuangan negaranya sendiri. Perlu ada rasa tanggung jawab yang diterapkan secara penuh, efektif, dan bersama-sama dengan seluruh masyarakat dunia. Negara-negara G20 harus berkontribusi pada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sesuai dengan agenda global yang disepakati," katanya.
Syarief pun berharap ke depannya, forum P20 dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kesepakatan bersama.
"Kita berharap, hasil dari forum P20 tidak hanya sekedar membahas masalah, tetapi menindaklanjuti solusi-solusi dalam bentuk kesepakatan bersama. Harapannya, kesepakatan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh seluruh negara-negara G20," tutup Syarief.
(prf/ega)