Pembina Rohani Kristen (Rohkris) SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus, menulis surat pernyataan terkait foto siswa yang viral dinarasikan tak diberi ruangan untuk kegiatan. Dalam pernyataan tertulis itu, Mayesti membantah isu diskriminasi di SMAN 2 Depok.
Berdasarkan surat keterangan yang didapat detikcom dari pihak sekolah tertulis kalau kabar adanya diskriminasi terhadap siswa Rokhris SMAN 2 Depok tidak benar. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh sang Mayesti di atas kertas bermeterai.
"Dengan ini menyatakan bahwa seluruh pemberitaan dan informasi yang beredar pada saat ini yang berkaitan dengan adanya diskriminasi siswa Rohkris SMAN 2 Depok tidak benar adanya," bunyi keterangan tersebut, dilihat Jumat (7/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayesti menyebutkan bahwa foto-foto yang tersebar dengan narasi tak diberi ruangan untuk doa pagi tak benar. Dia menulis pernyataan itu tanpa paksaan.
"Foto-foto yang tersebar adalah menunjukkan para siswa sedang menunggu ruangan tersebut dibuka oleh petugas sekolah. Dengan demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa tekanan dari pihak siapapun," katanya.
Mayesti membenarkan adanya surat pernyataan tersebut. Dia terlihat membacakan kembali surat pernyataan di akun Instagram SMAN 2 Kota Depok.
"Iya (buat surat pernyataan)," katanya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Humas SMAN 2 Depok, Asep Panji Lasmana, menyebut surat ditulis oleh pembina Rohkris pada 6 Oktober 2022. Terkait narasi diskriminasi yang beredar, pihaknya belum mengetahui siapa yang mengunggah pertama kali.
"Secara langsung tulis tangan dan ada tanda tangan pakai pulpen dia sendiri, tanpa paksaan. Dan tadi dibacakan kembali oleh beliau di live Instagram SMAN 2 Depok," ujarnya.
"Sudah mengaku sendiri ibunya (kirim foto). Belum tahu (siapa yang menarasikan)," lanjut Asep.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Viral di Medsos
Diberitakan sebelumnya, viral unggahan di media sosial yang menarasikan siswa SMAN 2 Depok, Jawa Barat, dilarang memakai ruang kelas untuk kegiatan Rohani Kristen (Rohkris). Para siswa disebut mengalami diskriminasi dan harus memakai tangga atau lorong sekolah untuk kegiatan Rohani Kristen.
Unggahan itu juga disertai foto yang memperlihatkan sejumlah siswa tengah duduk dan berdiri di tangga dan lorong sekolah. Ada yang mengenakan baju olahraga, ada juga siswa yang mengenakan seragam putih abu-abu.
SMAN 2 Depok Bantah Diskriminasi
Kepala SMAN 2 Depok, Wawan Ridwan, membantah mendiskriminasi siswa Rohani Kristen di sekolahnya. Wawan menegaskan tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok.
"Tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok," kata Wawan dalam keterangan tertulis, Jumat (7/10/2022).
Wawan mengatakan semua aktivitas keagamaan di SMAN 2 Depok sudah terfasilitasi dengan baik. Menurutnya, tidak ada larangan apapun untuk mengadakan kegiatan agama di SMAN 2 Depok.