Pengakuan Pembina Rohani Kristen SMAN 2 Depok soal Siswa Tak Dapat Ruangan

Pengakuan Pembina Rohani Kristen SMAN 2 Depok soal Siswa Tak Dapat Ruangan

Dwi Rahmawati - detikNews
Jumat, 07 Okt 2022 16:29 WIB
Pembina Rohani Kristen (Rohkris) SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus (Dwi/detikcom)
Pembina Rohani Kristen (Rohkris) SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus (Dwi/detikcom)
Depok -

Pembina Rohani Kristen (Rohkris) SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus, mengaku sebagai pihak yang memfoto siswa yang viral dinarasikan tidak diberi ruangan untuk berkegiatan. Mayesti mengaku mengirimkan foto itu di grup alumni SMAN 2 Depok.

"Yang foto ya saya, dikirim di grup. Kita punya grup alumni, siswa-siswi alumni, angkatan 37, 36, 35," kata Mayesti saat ditemui di SMAN 2 Depok, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/10/2022).

Mayesti mengatakan foto itu diambilnya saat siswa Rohani Kristen akan melakukan 'Saat Teduh', yang merupakan kegiatan doa pagi bagi siswa Kristen setiap Selasa hingga Jumat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi waktu itu kita mau mengadakan 'Saat Teduh' pagi di sekolah. Setiap hari Selasa sampai hari Jumat karena Senin upacara. Nah, harapan saya ada saat-saat begitu kita punya ruangan," katanya.

"Kita kan maklumlah keadaan sekolah, nggak apa apa, tapi mana kita tempat? Terus OB bilang 'ibu di atas'. Pergilah kami ke atas langsung kami mulai kegiatan Saat Teduh," imbuh Mayesti.

ADVERTISEMENT

Mayesti pun mengungkap alasannya mengambil foto tersebut. Dia berharap sekolah mempersiapkan tempat untuk siswa melakukan kegiatan Rohani Kristen agar tidak mengganggu jam pelajaran siswa.

"Namanya hati nurani, karena sering walaupun jarang terjadi. Tapi saya maunya prepare, standby, itu harapan saya tetap ada (kelas), tapi nggak ada tempatnya. Kalau pakai MG (multiguna) makan waktu, jam 07.00 WIB anak-anak sudah mulai belajar kan. Antisipasinya nanti anak-anak dimarahin sama gurunya 'kenapa terlambat?', mungkin guru nggak tahu peristiwa apa yang terjadi pada saat itu," tutur dia.

Merespons hal tersebut, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Humas SMAN 2 Depok, Asep Panji Lesmana, menyebut biasanya kegiatan Rohani Kristen memakai ruangan multiguna di lantai bawah. Namun di hari itu ruangan multiguna dipakai untuk meletakkan seragam kelas X sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan.

"Tapi sebenarnya kalau ruang multi guna di bawah itu tiap hari nggak kita kunci, pagi-pagi emang anak-anak Rokhris bisa masuk. Jadi sama sekali kami pun walau ruangan terbatas kami sediakan," kata Asep.

Ia menyebutkan memang belum ada tempat yang difasilitasi dengan sistem lengkap untuk kegiatan rohani. Kendati demikian, pihak sekolah terus berupaya menyediakan.

"Tapi kalau tempat yang representatif, yang lebih baik lagi belum. Tapi pada intinya kami sudah melakukan yang terbaik menurut kami, bahwa ada tempat yang khusus setiap hari itu dipergunakan," lanjutnya.

Asep meluruskan bahwa kejadian pada Jumat (30/9) yang diviralkan tidak seperti yang beredar. Ia mengakui ada kesalahan pada jadwal pembukaan kunci oleh petugas kebersihan.

"Kita tidak melakukan diskriminasi, bahwa hal itu memang ada human error OB-nya telat membuka, dan itu pelaksanaannya menit per menit hanya 15 menit. Kalau OB telat 5 menit mungkin sudah dimulai (Saat Teduh). Tapi kan manusiawi, OB-nya pun sudah kita klarifikasi memang beliau tidak membuka grup WA-nya gitu," kata Asep.

Lihat juga video 'Guru dan Kepala SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan Terkait Kasus Jilbab':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Viral di Medsos

Diberitakan sebelumnya, viral unggahan di media sosial yang menarasikan siswa SMAN 2 Depok, Jawa Barat, dilarang memakai ruang kelas untuk kegiatan Rohani Kristen (Rohkris). Para siswa disebut mengalami diskriminasi dan harus memakai tangga atau lorong sekolah untuk kegiatan Rohani Kristen.

Unggahan itu juga disertai foto yang memperlihatkan sejumlah siswa tengah duduk dan berdiri di tangga dan lorong sekolah. Ada yang mengenakan baju olahraga, ada juga siswa yang mengenakan seragam putih abu-abu.

SMAN 2 Depok Bantah Diskriminasi

Kepala SMAN 2 Depok, Wawan Ridwan, membantah mendiskriminasi siswa Rohani Kristen di sekolahnya. Wawan menegaskan tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok.

"Tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok," kata Wawan dalam keterangan tertulis, Jumat (7/10/2022).

Wawan mengatakan semua aktivitas keagamaan di SMAN 2 Depok sudah terfasilitasi dengan baik. Menurutnya, tidak ada larangan apapun untuk mengadakan kegiatan agama di SMAN 2 Depok.

Wawan pun menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi pada 30 September 2022 lalu itu. Dia menuturkan peristiwa itu bermula saat ruang multiguna yang biasa digunakan siswa Rohani Kristen dalam kondisi berantakan lantaran dipakai untuk meletakkan seragam siswa kelas X.

"Oleh karena itu, untuk kegiatan Doa Pagi (Saat Teduh) bagi siswa-siswi beragama Kristen dipindahkan ke ruang pertemuan lantai 2. Informasi pindahnya ruangan sudah disampaikan oleh pihak sarpras pada hari Kamis ke kepala sekolah, petugas kebersihan (office boy), dan salah satu siswa Rohkris," kata Ridwan dalam keterangannya, Jumat (7/10).

Wawan menepis jika siswanya tidak diberi ruangan. Dia mengatakan, dalam foto yang beredar itu, para siswa tengah menunggu pintu ruang pertemuan dibuka oleh petugas kebersihan. Sebab, lanjutnya, saat itu menyebut petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan, sementara siswa Rohani Kristen sudah datang.

"Jadi ketika mereka menunggu di lorong ruang pertemuan. Jadi foto yang beredar di media bahwa seakan-akan murid sedang duduk di selasar atau pelataran atau lorong karena tidak diberi ruangan untuk kegiatan, sebetulnya tidak sesuai dengan yang diberitakan," sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(mae/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads