Syarief Hasan Harap Dirut Pertamina Mampu Wujudkan Ketahanan Energi RI

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Jumat, 07 Okt 2022 15:25 WIB
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyampaikan ucapan selamat atas kembali terpilihnya Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina. Syarief berharap di bawah pimpinan Nicke, Pertamina mampu menjaga ketahanan energi di tengah gejolak geostrategis global dan perubahan iklim.

Syarief menilai tantangan dinamika energi ke depannya akan semakin besar. Terlebih pascapandemi, aktivitas perekonomian global akan mulai pulih. Hal ini akan berdampak pada peningkatan tren pertumbuhan, yang kemudian membuat kebutuhan energi akan semakin tinggi.

Menurutnya, tantangan tersebut menjadi hal yang harus dijawab oleh pemangku kebijakan sektor energi nasional, termasuk Pertamina.

"Saya mengucapkan selamat sekaligus berharap penunjukan Nicke Widyawati sebagai Dirut Pertamina pada periode yang kedua ini mampu mempertahankan dan melanjutkan transformasi sektor energi, termasuk menjamin pasokan dan stabilitas energi. Tantangan sektor energi akan semakin besar, setiap negara akan terus berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan energi domestiknya. Hal-hal baik perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan, sementara berbagai hambatan dan kendala diurai dan diperbaiki," ujar Syarief dalam keterangannya, Jumat (7/10/2022).

Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini pun menyoroti posisi Indonesia sebagai net importir minyak bumi. Ia menyebut meski Indonesia menjadi salah satu negara produsen minyak bumi, namun kebutuhan domestiknya masih jauh lebih tinggi dibanding pasokan produksi.

Lebih lanjut, politisi Senior Partai Demokrat ini menjelaskan defisit minyak ini menekan neraca perdagangan sehingga pasokan dan harga minyak di dalam negeri bergantung pada tren dan dinamika energi di pasar global. Dalam hal ini, kata Syarief, Pertamina perlu memastikan ketahanan energi terjaga, terutama untuk menjamin kebutuhan energi rakyat kecil.

Syarief menyampaikan World Energy Council (2021) melaporkan ketahanan energi Indonesia menempati peringkat ke-58 dari 127 negara. Adapun peringkat ini didasarkan pada 4 indikator, yakni ketersediaan sumber energi, kemudahan akses, keterjangkauan harga dan pasokan, dan penggunaan energi ramah lingkungan.

Dari data tersebut, secara komparatif, ketahanan energi nasional masih rentan. Indonesia masih berada di bawah dibandingkan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Hal paling sederhana terlihat dari beban harga bagi pendapatan masyarakat.

Sementara untuk beberapa jenis BBM tertentu, kata Syarief, harga BBM dalam negeri memang masih lebih murah. Meski demikian, perbandingannya harus diukur secara sepada dari pendapatan per kapita masyarakat.

Jika menggunakan acuan World Bank dan Globalpetrolprices (2022), untuk BBM Ron 95, misalnya, harga di Indonesia per Agustus 2022 adalah Rp 17.320/liter, sedangkan dengan harga di Hongkong (Rp 44.097/liter), atau Singapura (Rp 29.015/liter). Namun jika diukur dari pendapatan per kapita/bulan, angka di Indonesia mencapai Rp 5,1 juta/bulan, Hongkong Rp 13,6 juta/ bulan, dan Singapura Rp 86,8 juta/ bulan.

Dari data tersebut, Syarief mengatakan rasio harga BBM Ron 95 terhadap pendapatan per kapita/bulan antara lain, Indonesia (0,34), Hongkong (0,07), dan Singapura (0,03). Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan bagi Indonesia.

"Belum lagi kita bandingkan dengan Malaysia yang harga BBM Ron 95 masih lebih murah (Rp 6.793/liter), dengan pendapatan masyarakat Rp 13,6 juta/bulan, maka rasionya sebesar 0,05. Dengan demikian, tantangan ketahanan energi kita masih menjadi pekerjaan rumah yang besar, berat, dan kompleks," paparnya.

Melihat hal ini, Syarief pun meminta Pertamina agar mengambil langka dalam menghadapi tantangan energi global.

"Pertamina adalah perusahaan negara yang menjadi garda terdepan ketahanan energi nasional. Kita berharap Pertamina akan terus melanjutkan transformasi energi, menjamin kebutuhan dan akses energi, terutama bagi rakyat kecil, serta mengambil langkah antisipatif dan mitigatif menghadapi kompetisi energi global yang semakin kompleks," ujarnya.

"Penunjukan kembali Nicke sebagai Dirut Pertamina tentulah bersandar dari prestasi dan kemampuan manajerial dalam menjaga stabilitas energi nasional dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, terutama pandemi COVID-19. Kita tentu berharap ketahanan energi nasional akan terus membaik," tutup Syarief.




(ncm/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork