Pilu di Pintu 13 Kanjuruhan, Kesaksian Korban tentang Jeritan Minta Tolong

Pilu di Pintu 13 Kanjuruhan, Kesaksian Korban tentang Jeritan Minta Tolong

Indra Komara - detikNews
Rabu, 05 Okt 2022 14:28 WIB
Arti Kode 1312 ACAB yang Muncul di Kanjuruhan Pasca Tragedi
Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim
Jakarta -

Pintu 13 Kanjuruhan jadi saksi bisu jatuhnya banyak korban setelah ricuh pascalaga Arema FC Vs Persebaya. Saksi mengatakan Pintu 13 seperti kuburan massal.

Data resmi korban Kanjuruhan saat ini terkonfirmasi 131 orang tewas dalam tragedi yang terjadi Sabtu (1/2) malam. Dua korban di antaranya anggota Polri.

Berikut kisah pilu di Pintu 13 Kanjuruhan:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jeritan Minta Tolong di Pintu 13 Kanjuruhan

Kengerian di Pintu 13 diutarakan para saksi yang selamat dalam tragedi Kanjuruhan. Dadang Indarto (40), salah satu warga Kelurahan Tembalangan, Malang, tak bisa melupakan momen pilu pada Minggu dini hari itu.

Dadang terngiang jeritan minta tolong dari korban yang tersungkur di Pintu 13 Kanjuruhan.

ADVERTISEMENT

"Terdengar jeritan, tolong, tolong. Pandangan mata saya seolah-olah korban di depan mata. Baru semalam bisa tidur," kata Dadang kepada wartawan di Malang, seperti dikutip dari BBC News Indonesia, seperti dilihat Rabu (5/1/2022).

Dadang menuturkan momen ngeri di Kanjuruhan dimulai tiga menit setelah wasit meniup peluit panjang akhir pertandingan. Dadang bergegas keluar dari Pintu 13 Kanjuruhan. Dadang mengatakan saat itu pintu ditutup.

"Saya balik ke tribun," ujarnya.

Suporter Bergelimpangan

Dadang mulai mendengar suara letupan tembakan gas air mata. Asap mengepul di tengah lapangan dan tribun penonton.

Dadang mendengar ada tiga tembakan gas air mata. Satu tembakan persis ke arah Dadang berdiri.

"Saya tengkurap. Menutupi wajah dengan kaus. Baru pertama kali rasakan gas air mata yang menyengat," katanya.

Dadang mulai kesulitan mengatur napas. Kulitnya terasa perih. Dadang mencoba melompat dari tribun untuk keluar dari Pintu 14.

Namun langkahnya berhenti saat melihat rekannya, Dona, tergeletak. Dadang mengatakan darah mengucur dari kepala Dona. Dadang kemudian menggendongnya mengevakuasi ke tempat lebih aman.

"Kepala bocor, dia meninggal," ucap Dadang.

Pria yang bekerja di Pemkot Batu itu kemudian mencari pertolongan Polisi. Termasuk menolong Aremania lainnya yang tersungkur di lantai stadion.

Para korban itu lalu dibawa ke ruangan di dekat tribun VIP. Di sana Dadang melihat sudah ada puluhan jenazah berjejer dekat musala.

Seperti Kuburan Massal

Eko Prianto (39), seorang Aremania, yang juga menyaksikan kengerian di Pintu 13 Kanjuruhan menuturkan bagaimana kondisi malam itu bak kuburan massal. Eko pada saat itu tidak masuk ke dalam stadion meski memiliki tiket.

Dia memilih menemani kawannya yang tak memiliki tiket. Akhirnya dia hanya berkeliling di luar Stadion Kanjuruhan.

"Setelah peluit dibunyikan, masih keadaan kondusif. Saya berpikir, alhamdulillah, meskipun kalah Aremania, mereka sudah dewasa. Tapi beberapa menit kemudian ada suara seperti tembakan beberapa kali," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, di Malang, Senin (3/10).

Eko lantas mendekat ke gerbang Stadion Kanjuruhan. Di Pintu 10 dia mendengar suara suporter menggedor pintu dan jeritan minta tolong.

Dia tak menyangka kondisi lebih parah terjadi di Pintu 13 dan 14. Dia menyaksikan Pintu 13 Kanjuruhan seperti kuburan massal.

"Di Gate 13 di situlah titik semacam kuburan massal teman-teman saya, Aremania. Aku nggak kuat, Mas," ujar Eko.

Investigasi Polisi

Pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Presiden Jokowi juga sudah menginstruksikan agar memberi sanksi pada pihak yang bersalah.

Buntut dari tragedi Kanjuruhan, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dicopot. Polisi telah memeriksa saksi dan mencari alat bukti untuk mengusut tragedi Kanjuruhan.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan sejauh ini 29 orang diperiksa. Rinciannya, 23 anggota Polri yang bertugas di Kanjuruhan diperiksa, dan enam orang sipil.

Saksi tersebut berasal dari panitia penyelenggara pertandingan Arema FC Vs Persebaya. Selain itu, polisi memeriksa enam titik CCTV. CCTV yang dicek termasuk kamera di Pintu 13 Kanjuruhan.

"Untuk labfor, hari ini masih mendalami 6 titik CCTV, khususnya di Pintu 3, 9, 10, 11, Pintu 12, dan Pintu 13. Kenapa di 6 titik CCTV ini yang didalami oleh Labfor? Karena dari hasil analisa sementara, di sinilah titik jatuhnya korban cukup banyak," kata Dedi.

Data Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan

Data resmi korban Kanjuruhan sejauh ini tercatat sebanyak 131 orang tewas yang tersebar di rumah sakit pemerintah dan swasta. Sebanyak 44 korban tewas di rumah sakit pemerintah, 75 di rumah sakit swasta, dan 12 di luar faskes. Berikut datanya:

44 Korban tewas di 3 Rumah Sakit Pemerintah

  • RSUD Kanjuruhan sebanyak 21 orang
  • RS Bhayangkara Hasta Brata Batu sebanyak dua orang
  • RSU dr Saiful Anwar Malang sebanyak 20 orang.

75 Korban tewas di 7 Rumah Sakit Swasta

  • RSUD Gondanglegi sebanyak empat orang
  • RS Wafa Husada sebanyak 53 orang
  • RS Teja Husada sebanyak 13 orang
  • RS Hasta Husada sebanyak tiga orang
  • RS Ben Mari sebanyak satu orang
  • RST Soepraoen sebanyak satu orang
  • RS Salsabila sebanyak satu orang.

12 Korban Meninggal di Luar Fasilitas Kesehatan

Kondisi Terkini Pintu 13 Kanjuruhan

Pintu 13 Kanjuruhan kini terlihat gerbang yang penyok. Pintu setinggi 3 meter itu rusak seperti mendapat dorongan keras dari luar.

Terlihat juga coretan warna merah bertulisan 'RIP'. Pintu ini yang diduga titik yang paling banyak ditemukan korban tewas.

Pada gagang pintu tergantung syal Aremania dan bunga-bunga di lantai. Adapun kertas putih bertuliskan 'Stop Brutality Police'. Kertas itu ditempel bergambar seorang pria menggendong anak-anak yang terjebak saat ada gas air mata ditembak ke arah di tribun.

"Waktu datang sebelum kejadian kemarin, pintu ini baik-baik saja, tidak penyok. Kalau rusak karena kejadian kemarin dipastikan iya, tembok itu lubang ya karena kejadian kemarin," tegas Nursalim saat ditemui di lokasi Stadion Kanjuruhan, seperti dilansir detikJatim.

Ada juga dua kaus di tembok yang berlubang. Tidak diketahui apakah tembok itu sudah berlubang sebelum atau sesudah tragedi Kanjuruhan. Di bawahnya baju itu tampak coretan 'Selamat Jalan Saudaraku, 1-10-2022'.

Simak juga 'Teriakan Nama Tuhan dan Minta Tolong dalam Tragedi Kanjuruhan':

[Gambas:Video 20detik]



(idn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads