Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin rapat Pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC-EG) ke-10, bersama Dirjen WHO, Menteri Kesehatan Ethiopia, dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada. Menlu Retno sampaikan 2 solusi menuju akhir pandemi.
Perihal masa akhir pandemi Retno mengutip pernyataan Dirjen WHO. Begini bunyinya.
"Pandemi COVID-19 memang belum selesai, tetapi akhir dari pandemi sudah tampak di depan mata," kata Retno yang mengutip kembali pernyataan Dirjen WHO, Rabu (28/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menlu Retno lantas menyampaikan dua solusi menuju akhir pandemi untuk jangka pendek dan jangka panjang. Pertama, kata Retno, COVAX AMC EG perlu terus atasi kesenjangan vaksin.
"Antara lain dengan memperkuat kampanye vaksinasi, utamanya di negara-negara dengan tingkat coverage rendah," ujarnya.
Sementara yang kedua, Retno bicaranya perlunya mengubah pola pikir dari gawat darurat menjadi siap siaga untuk merespon pandemi di masa depan.
Retno menekankan pentingnya terus mendorong solidaritas global dan memastikan akses setara terhadap medical solutions, utamanya bagi negara berkembang.
"Dunia saat ini membutuhkan mekanisme permanen yang mampu perkuat arsitektur kesehatan global. Oleh karenanya, Presidensi Indonesia di G20 turut mengamankan medical solutions bagi negara berkembang melalui Financial Intermediary Fund (FIF)," tambah Retno.
Mengingat masih terdapat kesenjangan distribusi vaksin dan capaian vaksinasi, para CoChairs mendukung keberlanjutan kinerja COVAX hingga 2023, khususnya untuk mendorong upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi di masa depan. Pertemuan juga membahas mengenai perkembangan terkini penyediaan vaksin bagi negara anggota AMC.
Sekitar 76% dosis vaksin yang ada di negara-negara berpenghasilan rendah berasal dari skema COVAX. Selain itu, pertemuan ini juga menyepakati pentingnya penyesuaian struktur COVAX dengan perkembangan pandemi terkini, termasuk dengan meningkatkan kapasitas bagi negara-negara agar siap hadapi potensi pandemi lainnya.
"COVAX harus terus bekerja dengan WHO untuk memastikan setiap negara memiliki sumber daya yang diperlukan demi perkuat strategi kesehatan nasionalnya," kata Retno.
Untuk diektahui, COVAX AMC adalah mekanisme penyaluran vaksin secara gratis kepada negara anggotanya, yaitu 92 negara berpendapatan menengah ke bawah dan berpendapatan rendah.
Sebagai forum kerja sama multilateral, COVAX telah membuktikan bahwa multilateralisme bekerja efektif. Hingga kini, sedikitnya 1.72 miliar dosis vaksin telah dikirim oleh COVAX melalui jalur multilateral. 79 negara telah capai target vaksinasi sebesar 70%, termasuk Indonesia.
Melalui COVAX, Indonesia telah mendapatkan 130,662,975 (25,6%) dosis vaksin Covid-19 secara gratis. Menlu Retno merupakan salah satu co-chairs dari COVAX AMC, bersama bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada.
Simak juga 'Indikator Negara Siap Masuk ke Fase Endemi':